Pages

Rabu, 31 Maret 2010

Edisi 8

Diah Hadaning
(Cimanggis - Depok)

Kidung dari Rumah Panggung

dibangun dari kayu hitam hutan sisa
peradaban, teritisan batu granit
mampu sembunyikan bermusim rasa sakit
pagi serap bias matahari sisa gerhana
malam serap embun dan hujan asam
sesiapa di dalam
masih harap lusa ada perubahan

sementara anak-anak telah pandai
naik turun di tangga rumah panggung
menebar tawa di udara
menyapa matahari ?
memanggil angin ?
atau mendengar kidung aneh
yang setia mengusap-usap atap

setiap ganti musim
makin terdengar aneh
tulang dan kidung makin melengkung

Cimanggis, 2005

Dian Hartati
(Bandung)

Perempuan Pemetik Teh

iringiringan perempuan memecah pagi sunyi
langkah tanpa alas kaki mengawali keras kehidupan
di punggungpunggung mereka melekat kantungkantung
capingcaping menyembunyikan wajah mereka dalamdalam

di seterik matahari
tangantangan gemulai memetik pucukpucuk kerinduan
mengemasi semua daundaun teh muda
memenuhi tanggung jawab pemilik hari

semua usai di lelah senja
melepaskan capingcaping geriapkan harapan hari esok
meracik setiap lembarlembar kedukaan
memintal khas aroma pagi

SudutBumi, 2005

Dimas Arika Mihardja
(Jambi)

Sajak Ibu Pertiwi

“kulihat ibu pertiwi
sedang berduka hati ….”
dadanya diguncang gempa
hatinya dilanda tsunami

“kulihat ibu pertiwi
sedang berduka hati ….
gempaNya mengguncang dada
tsunamiNya melanda hati

“kulihat ibu pertiwi
sedang berduka hati ….”
dada gempaNya mengguncang sesiapa
hati tsunamiNya melanda apa saja

“kulihat ibu pertiwi
sedang berduka hati ….”
Indonesia bau, begitu kita berseru
Indonesia baru, berseteru melulu

“kulihat ibu pertiwi
sedang berduka hati …. “
bau Indonesia berseruseru
baru Indonesia begitu sendu

“kulihat ibu pertiwi
Sedang berduka hati …. “

Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 2005


H. Dinullah Rayes
(Sumbawa)

Teluk Yotefa
Buat : J.P.Salossa Gubernur Papua yang pergi tiada kembali lagi

Buih-buih merebut pantai
otak –otak bening itu pecah usai berkisah
kawanan ombak pun lari ke pusat segera
mencari anak-anak buih yang lepas kasih bunda

Teluk Yotefa
tempat bulan berdandan
malam hari
tempat mentari menari
siang hari
Tanganku memungut kulit lokan
untaian mutiara sejarah anak Papua
kita :
bagai bumi dan pepohonan
seperti nyawa dan badan

Teluk Yotefa
ombak dan pasir pantai
senantiasa bercumbu
dalam kalbu
anak negeri berkulit sawo matang
yang hitam kelabu

Jayapura, 24 Dese 2005

Eko Sugiarto
(Semarang)

Lekuk Tubuhmu

aku
suka
lekuk
tubuhmu
aku suka
lekuk tubuhmu
aku
suka
lekuk
tubuhmu
aku suka lekuk tubuhmu
a k u s u k a l e k u k t u b u h m u
aku suka lekuk tubuhmu
tubuhmu
lekuk
suka
aku
lekuk tubuhmu
aku suka
tubuhmu
lekuk
suka
aku


0 komentar:

Posting Komentar