Pages

Rabu, 31 Maret 2010

Edisi 28

Saut Situmorang
(Yogyakarta)

Air, Air Di Mana Mana Cuma Airmata

tiba tiba saja langit roboh,

jadi laut, tumpah ke mana mana,
ke kota kota, ke kampung kampung
menghantam segalanya
memusnahkan segalanya –

hanya separoh memori,
ribuan kuburan tak bernisan,
lumpur amis asin di peta sobek tak terbaca,

yang ditinggalkannya.

Air, air di mana mana
tapi Cuma airmata...

kota dan kampung binasa
hanya berkubur lumpur
bernisan gelombang
batu batu karang duka maha duka
monumen khianat samudera yang tak setia.

Air, air di mana mana
tapi Cuma airmata...

ribuan mata yatim piatu,
setajam sembilu,
lebih lara dari zikir tasbih segala ulama,
lebih luka dari segala airmata doa,
menuntutMu,
ke manapun Kau berlalu!

Jogja, 3 Feb 2005

Sedopati
(Yogyakarta)

Malam Itu

Sewaktu kta terakhir berhasil kau sematkan
dalam sajakmu. Dan kemudian kau tutup buku
harianmu. Seketika bayang menyelinap
mengendap-endap ke luar selimutmu. Meloncat
dari mimpimu

Di halaman rumahmu

Ada yang menghardik deru nafasmu. Ada
yang mendahului kerlip matamu

Sesaat, saat angin membasuh menyepuh
isi malam dan dingin merapat. Sekelompok
kelopak bunga mengepak merekah. Sendiri;
sehelai daun mengeleyang rebah

yk, oktober 2005


Shantined
(Balikpapan)

Di Kamar 308

( I )

Hening
Hanya lamat lamat suara lambung
Dan dzikir terselubung
Oleh amuk enzim
Yang bah di tubuhku

Ini kota asing
Kenapa musti disini?

Lalu aku teringat pulang
Betapa harum pesing anakku diranjang
Dan alangkah nikmat segala pekerjaan rumah

( II )

petang
matahari sembunyi di kolong lemari
dan bulan tiada benderang

tidurku memang lelap
tapi hati masih begadang

ceritakan padaku
dengan apakah aku akan pulang
nuju rumahMu?

( III)

kerinyit , desah, dan erangku
barangkali tertangkap kameraMu
tapi lihatlah, dengarlah
aku juga masih mengucap syukur
dibalik kemalanganku

gelimang sinar yang tumpah
saat keluar dari pintu
menyiram mukaku
menyiram sujudku
di sajadah yang kasat mata

telah kurasa duka musafir
kurasa manfaat muhabbat
dan kuamini doa sahabat
ditengah sakit

Samarinda, 11 Desember 2005
Di RS H Darjat , kamar 308

Sige Haryadi
(Yogyakarta)

Engkaukah Juliet * Itu?

Engkaukah itu?
saat senja gelap meracuni hutan kosong dan kupu-kupu bersayap
hitam terkapar di telaga
kering sunyi
jika ya,
berlarilah kau menjauh mencabik mimpi panjang mengusir angin ke
persembunyian
purba: ranting pepohonan rapuh
sebab ada masa ada kala duka tak tertepis angin
sebab ada masa ada kala angin terbius bisu

Engkaukah itu?
serigala terasing yang melolong di perbukitan sepi
tersisih dari perjalanan panjang tak kenal musim:
memang terkadang cinta tak mengenal jalan pulang
memang terkadang cinta tak akan beringsut dari rindu hampa
yang terombang-ambing
itulah persimpangan tempat kebingunagn menyatukan arah barat timur
utara selatan
jika ya,
bersampanlah menuju muara, singgah di delta, kemudian terbang bersama
bersama camar terbius
angin laut
(tapi engkaukah Juliet itu?)

Juliet*: terinspirasi dari cerita Romeo dan Juliet

Jogyakata, 2005

0 komentar:

Posting Komentar