Pages

Sabtu, 24 April 2010

Naskah Cannibalogy Karya Benny Johanes

naskah teater Cannibalogy Karya Benny Johanes. Nama Tokoh, Tempat dan Peristiwa dalam naskah ini, tidak berkaitan langsung dengan Tokoh, Tempat dan Peristiwa yang nyata. Keserupaan dan kemiripan hanya merupakan upaya untuk memungkinkan sebuah teks drama dapat memainkan kelenturan tekstualnya, sehingga dapat secara ulang-alik memberikan penggandaan makna dan konteks antara yang fiksional dan yang faktual. --- BenJon, 2008

DRAMATIS PERSONAE

  1. Suman
  2. Suhar
  3. Ki Butho
  4. Ageng Rais
  5. Sinta Salim
  6. Landless
  7. KURO
  8. SENTOLO
  9. MBOK TIRAH
  10. DAENG
  11. KEBO
  12. HOFFMANN
  13. MINKE
  14. KERPO
  15. LINGGAR
  16. SUTO
  17. SOLIH
  18. AMIR
  19. YUSUF
  20. DJONO
  21. KULIT PUTIH
  22. PEREMPUAN KALI SOLO
  23. GIRSANG
  24. PASUKAN-SERDADU
  25. PENDUDUK



BABAK I
Fragmen 1
Lewat tengah malam. Kuburan desa pinggiran Mojokuto. Sebuah makam sedang digali. Dari tengah kampung, sayup-sayup terdengar gamelan mengiringi adegan perang pada pertunjukan wayang. Dari liang makam nampak sosok kepala plontos sedang menggaruk tanah dengan kedua tangannya. Dengus nafas dan suara gagak saling menimpal. Angin kencang.

Seonggok jasad dikeluarkan dari liang. Sosok kepala plontos memanggul jasad ke bahunya. Gerakannya sigap. Keringat mengkilat dari bidang dadanya. Kulitnya coklat keruh. Hitam matanya.

Suman :
Guru, syaratnya sudah dapat. Ini baru yang kelima. Ya,.....harus tambah dua lagi. Ilmuku hampir sampai. Semua syarat akan kupenuhi, guru. Hah, aku lapar. Aku bosan melarat. Aku minta kaya! Aku ingin kebal dari senjata. Gusti, paringono kuat slamet! 

Suara gamelan perang meninggi. Suman berjalan tergesa ke timur, menembus gelap. Kuburan sesaat senyap. Bias api obor menyorot ke areal makam. Muncul dua orang tentara desa, Kuro dan Sentolo.

Sentolo :
Bajingan. Kuburan mbah Sirep ada yang bongkar.

Kuro :
Baru mati tiga hari. Mayatnya lenyap.

Sentolo :
Pukul kentongan!
Suara kentongan saling bersambut. Belasan orang saling memintas. Api obor saling berkelebat. Kemarahan penduduk meletus. 

Fragmen 2
Tengah hari. Di tengah pasar yang sudah usai, sebuah tegalan terbuka, desa Pring. Suhar menumpuk semua barang kelontong jualannya, memantik api ke jerami kering, lalu membakarnya. Di depan barang-barang kelontong yang terbakar itu, seorang ibu terisak sambil bersimpuh.

Mbok Tirah :
O...Nang... Wetonmu iku Seloso Kliwon. Kamu cocoknya ya berdagang. Itu sudah garis hidupmu. O...alah, kok sekarang semuanya malah kamu obong. Sing eling tho Nang...nang...

Suhar :
(Wajahnya mengeras, tapi sikapnya mantap)
Mbok Tirah, aku sudah bangkrut. Nasibku sempit di sini. Kampung ini sepertinya menolakku.

Mbok Tirah :
Jangan putus asa. Gusti Allah sing dhuwe kuasa. Pergi ke desa lain,Suhar. Coba lagi. Pasti laku daganganmu. Bapakmu dulu juga begini. Tapi ndak pernah sampai ngobong. Rejeki harus disyukuri. Gusti Allah ora sare.

Suhar :
Mbok, aku memang mau pergi. Ke Solo. Aku mau bertapa di Bengawan Solo.

Mbok Tirah :
Bertapa ? Siapa yang menyuruhmu, nang ?

Suhar :
Suhar mau cari wangsit. Suhar mau berjuang. Pamit,mbok.
(Mencium tangan Mbok Tirah. Berangkat dengan gembolannya)

Mbok Tirah :
Suhar, kamu sudah memanggil api. Api itu menular. Jangan memanggil api, Suhar. (Menyiramkan air ke tumpukan barang hangus)

Fragmen 3
Hari yang lain. Dekat hutan. Selewat subuh. Gubuk tua. Suman sedang membakar daging. Asap mengepul. Belasan orang bersenjata tajam mengendap-endap mendekatinya dari arah belakang. Segera orang-orang merangseknya.

Massa :
Bunuh! Bunuh!!

Suman :
(Membalik, sorot matanyamenantang . Mulutnya masih mengunyah keratan daging hangus. Suaranya tenang, berjalan mendekati orang-orang)
Mau coba ?

Massa :
Bunuh! Bunuh!!
(Dari arah belakang, Kuro menerjang dan meringkus Suman. Sentolo menyudahinya dengan pukulan keras batang kayu ke kepala Suman. Suman rubuh. Massa bersorak. Pukulan bertubi ke tubuh Suman. Muncul Daeng, dalam seragam hitam prajurit)
...................
Jika anda menginginan naskah teater yang berjudul Cannibalogy yang ditulis oleh Benny Johanes silakan anda download naskah seutuhnya melalui link berikut ini.

Download Naskah Ini

0 komentar:

Posting Komentar