Pages

Selasa, 18 Mei 2010

Emansipasi

EMANSIPASI

Karya : M. J. Widjaya


KARTINI
Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita wanita negeri ini sudah terbata bata membaca cita citaku. Aku dikungkung adat dan barat menuntunku, tapi aku selalu memcoba meratas jalan menuju kemerdekaan dan ternyata tak seorang pun melanjutkan perjuanganku.  Sesungguhnya adat sopan santun amatlah rumit, adikku harus merangkak bila hendak berlalu dihadapanku, kalau adiku duduk dikursi lalu aku berlalu maka haruslah segera turun dari kursi duduk ditanah bahkan dengan menundukan kepala sampai aku tidak terlihat. Adikku tidak boleh berkamu atau berengkau kepadaku
dan setiap akhir kalimat harus dibarengi dengan sembah. Peduli apa dengan segala tata cara itu, segala peraturan itu bikinan manusia dan menyiksaku. Manusia harus merdeka, semua sama dan kita semua saudara. Manusia itu sederajat dan berhak mendapatkan perlakuan yang sama, tidak seperti sekarang, para kaum ningrat pasti bahagia tapi kaum marginal akan hidup diselokan selokan penderitaan dan kematian siap menanti. Keningratan darah untuk masa kini sudah menjadi barang antik di museum. Kini muncul keningratan keningratan baru, keningratan title, keningratan pangkat, keningratan jabatan dan pucak dari semua keningratan itu adalah keningratan ekonomi. Siapa yang paling banyak uang berarti dia yang dapat mengatur keadilan dan keputusan pengadilan. Sungguh aneh, mereka yang mengaku “ Kartini Kartini Masa Kini “ tidak menentang keningratan keningratan baru, bahkan sebagian besar mereka menjadi pemujanya atau penjilat. Aku hanya percaya akan dua keningratan, pertama keningratan fikiran dan yang kedua keningaratan budi, apa gunanya bergelar graaf atau baron.
Wanita wanita kini mengurai kembali benang yang telah kupintal, mereka hanya merayakan hari kelahiranku tapi itu semua hanya mengecilkan arti perjuangaku selama ini. Wanita wanita kini telah maju kebelakang, kita belajar sejarah, bahwa manusia itu unik, keunikan manusia itu : dia belajar sejarah tapi tidak pernah belajar dari sejarah.
 ................................

Download Naskah Ini

0 komentar:

Posting Komentar