Pages

Selasa, 30 November 2010

Kumpulan Dongeng Anak

 

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga yang memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya.
"Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tibatiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.


Kumpulan Cerita Anak



Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung,kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yangsangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkandirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagimenjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.

       Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah. Si semut bergumam, "Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana". "Menjadi kepompong memang memalukan!". "Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau", ejek semutpada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.
       Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam. "Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini," keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. "Tolong! tolong," teriak si semut.
       "Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Si semut terheran mendengar suara itu. Iamemandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. "Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek.Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku.Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?" "Yah, aku sadar. Aku mohon maafkarena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?" kata si semut pada kupu-kupu. Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapalama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, semutmengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. "Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewanlain lagi ya?" Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yangMaha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib. 

HIKMAH :Sesama makhluk ciptaan Tuhan, janganlah saling mengejek dan menghina,karena siapa tahu yang dihina lebih baik kedudukannya daripada yang menghina.

Hatiku Milikmu - Fatimah Syarha Mohd Noordin



Umar Al-Mujahid keliru. Hatinya direntap dua cinta berbeza. Sukar untuknya menilai kerana hakikat kedua-dua cinta itu indah di matanya.
Antara cinta yang pasti dan tidak pasti, Umar Al-Mujahid akur pada situasi. Dia memilih cinta yang pasti berbalas daripada seorang gadis jelita. Kehadiran gadis itu benar-benar mengubat luka penantiannya. Dia tidak mahu lagi mengharap pada cinta yang tidak pasti daripada si dia yang dianggapnya tidak sudi. Umar sudah putus asa dengan cinta si dia. Namun, hatinya tak pernah mengerti. Bayangan si dia tetap juga menghantui.

Tatkala dunia cinta pilihannya dilalui, suara imannya berbicara. Antara dua cinta yang dicari bukanlah segalanya… Hatinya terkesima pada cinta Allah dan Rasul yang mengajaknya kembali kepada tarbiyyah dan da’wah yang pernah dilalui. Cinta tarbiyyah dan da’wah, cinta yang cuba diusir daripada hidupnya kerana terlalu kecewa dengan cinta si dia yang tak berbalas. Baginya, tarbiyyah dan da’wah lah orang ketiga yang merampas cintanya. Namun, tarbiyyah dan da’wah tak pernah kecewa merebut cintanya. Cinta perjuangan itu memburunya saban waktu dengan perantaraan teman-teman tercinta, terutamanya yang sama-sama menuntut di Sekolah Taman Islam. Rupa-rupanya, cinta Allahlah yang berkuntum segar di sebalik cinta tarbiyyah dan da’wah.
‘’Hatiku milik siapa?’’ Umar Al-Mujahid terus mencari. Dia mengalami konflik diri kerana kurang persiapan hati untuk menempuh ranjau dan duri di universiti. Akhirnya, suara iman memberikan jawapan.
Apakah dilema cinta yang dihadapi?
Apakah rahsia dia boleh berinteraksi dengan imannya?
Apakah kesudahan cinta Umar Al-Mujahid?
Kepada siapa akhirnya diserahkan hatinya?
Dan banyak lagi persolan yang tersimpul dalam episod hidup Umar Al-Mujahid. Rungkaian kepada persoalan-persoalan yang melingkari kisah ini akan membawa pembaca bertanya diri sendiri,
‘’Hatiku pula milik siapa?’’.


Peti Mati alias T.R.U.S.T (naskah komedi)

Naskah ini merupakan sumbangan dari Dukut Wahyu Nugroho (Teater Nglilir)

Lakon Komedi
T.R.U.S.T
(Tuan Raden Urip Suwondo Tercinta)

Adaptasi Naskah "Peti Mati"
karya Yessi Anwar


BAGIAN I
ADEGAN. 1
DISEBUAH RUANG TAMU, ADA PETI MATI DISANA. SEORANG BABU SETENGAH TUA TENGAH NGEPEL SENDIRIAN DIMUKA SEBUAH PETI MATI YANG TAMPAKNYA BARU DIANTARKAN BERSAMA SEBUAH KOPER SERTA SEPUCUK SURAT OLEH POLISI KE ALAMAT RUMAH MAJIKANNYA ITU.
1. BABU :( BERDIRI DIBELAKANG PETI MATI, SEBUAH LAP DISANDANG DI PUNDAKNYA, DITANGANNYA ADA SEPUCUK SURAT YANG SUDAH DIBUKA AMPLOPNYA. TAMPAKNYA BABU ITU TELAH SENDARI TADI MEMBERSIHKAN RUANG TAMU KEIKA POLISI DATANG MENGANTARKAN PETI MATI ).

Bukan main…………………………bukan main ( MERASA HERAN ) Kok iso yaaa… orang mati saja pake dikirim dari luar negeri segala. Apa disini kekurangan orang mati. La wong, semalem saja..ditipi, katanya banyak orang mati di mbali waktu ada gempa……. Mbo’ya, ngurus itu saja….. pake diluar negeri segala. Polisi kurang gawean! Kalo ngak ada kerjaan ya mbok nangkep maling dipasar sana…… dari pada ngiring wong mati…… kan mahal ongkosnyya, buang-buang duit saja, mendingan dibeliin krupuk bisa dapet sejuta, buat ngasi wong sak kampong…………. Macem-macem….. ( MEMBERESKAN KURSI DAN MEMUKUL BANTAL-BANTALNYA ) Kalo ngirim, ya mbo’ ngirim duit ! ngirim jarik kek, ngirimke mobil kek, tekek kek…… ‘kan banyak yang lain, ini ngirim mayit, mange siniki kuburan apa? Edan tenan……… ( MENGINGAT SESUATU) Apa ya katanya polisi tadi? Polisi edan! Biki repot saja………… apa ya? O iya ……..
( MENIRUKAN GAYA POLISI BICARA ) Maaf, apa disini rumah Dr. R. Urip Suwondo yang pernah tinggal di Manila? Kalau beliau belum pulang kantor, bisa bertemu dengan istrinya? Apakah saudari istri tuan Urip Suwondo?


klik di sini untuk download naskah teater peti mati

PASSWORD: gusmelriyadh

Download Naskah Ini

Minggu, 28 November 2010

Komik : Tarzan

Buat yang kepingin nostalgia ini ada kumpulan komik Tarzan. langsung download saja ya.
Ada sekitar dua puluhan komik, lumayan buat hiburan.

Komik terbitan Marvel ini berkisah tentang seorang bayi yang tertinggal didalam hutan. Sang bayi ini kemudian diasuh oleh induk kera.

Pengin baca lebih lanjut ?

Download saja ya :

Kumpulan 31 Cerita Rakyat Indonesia

Kumpulan Cerita Rakyat Lengkap : 31 cerita rakyat Indonesia: Sangkuriang, LEGENDA CANDI PRAMBANAN, Aryo Menak, Si Lancang, Terjadinya Danau Toba, Si Sigarlaki dan Si Limbat, Aji Saka, Arti Sebuah Persahabatan, Batu Golog, Bende Wasiat, Buaya Ajaib, Asal Usul Danau Lipan, Buaya Perompak, Cindelaras, Kancil si pencuri Timun, Kelelawar Yang Pengecut, Keong Mas, Kera dan Ayam, Kera Jadi Raja, Kutukan Raja Pulau Mintin, La Dana dan Kerbaunya, Laba-laba, kelinci dan sang bulan, Loro Jonggrang, Lutung Kasarung, Malin Kundang, Manik Angkeran, Pak Lebai Malang, Puteri Junjung Buih, Raja Parakeet, Si Pahit Lidah, Si Pitung.



Festival Topeng

FESTIVAL TOPENG
(Juara Harapan I Sayembara menulis Naskah Drama DKJ 2003)
Karya Budi Ros

Dramatic Personae

  1. Mbah Joyo 70 Tahun
  2. Blentung; anak Joyo 35 Tahun
  3. Mitro 35 tahun
  4. Genggong; Ketua Panitia 65 tahun
  5. Laras; Nyonya Genggong 55 Tahun
  6. Jarkoni; Lurah Desa 40 tahun
  7. Sami’un 45 tahun
  8. Kamun 30 tahun
  9. Bawor 30 tahun
  10. Gubil 30 tahun
  11. Tuji 30 tahun
  12. Kirno 40 tahun
  13. Peang 25 tahun
  14. Panjul 25 tahun
  15. Orang ke 1
  16. Orang ke 2
  17. Orang ke 3
  18. Orang ke 4
  19. Orang ke 5; Kakek Bawor 70 tahun
  20. Mijem; istri Kirno 39 tahun
  21. Sukasih; istri Peang 20 tahun
  22. Warti 17 tahun
  23. MC
  24. 3 ksatria utama; peserta Festival Topeng
  25. Parjan; peserta Festival Topeng
  26. Pono; peserta Festival Topeng
  27. Yasmudi
  28. Parmin
  29. Kamto
  30. Wahyu
  31. Panitia yang menggiring arak-arakan
  32. Petugas
  33. Ngaisah; istri Yasmudi

PEMBUKA

Jalanan Desa. Pagi. Iring-iringan peserta festival topeng bergerak menuju tanah lapang, tempat festival tahunan khas desa itu biasa digelar. Meriah betul suasananya. Terdengar bunyi tetabuhan penuh gereget. Di pinggir jalan itu, tampak orang-orang sedang bergerombol menonton dan menambah meriah suasana. Mereka saling berbisik, mengomentari, menyoraki dan mengolok. Juga mengumpat dan memaki. Semua ucapan itu serba spontan dan jujur hingga tak seorang pun sakit hati.
Kasmun, Bawor, Gubil dan Tuji, pemuda desa yang paling vocal sedang mengomentari para calon peserta festival topeng yang menurut mereka “aneh-aneh” dan lucu-lucu.

KASMUN
Wah, ini baru festival. Hebat….hebat. pesertanya banyak betul

BAWOR
Ya. Belum pernah sebanyak ini

TUJI
Kalau tidak percuma dong. Sumbangan kita tahun ini juga paling besar

BAWOR
Betul. Paling besar

KASMUN
Buset!!! Topeng apa itu, Parjan!? Serem amat, kayak memedi sawah

PARJAN
Diam kamu. Tahu apa kamu selain cangkul dan combronya Jamilah? Ini seni, monyong!

Orang-orang tertawa

GUBIL
Apanya yang seni? Berani bertaruh, nggak bakalan menang, Parjan. Jauh…jauh….

PARJAN
Menang kalah urusan belakangan, yang penting partisipasi. Daripada kalian, sawah melulu yang diurusin. Sekali-kali ikut festival dong kayak saya. Ini hiburan sehat, rekreasi sekaligus melestarikan tradisi leluhur

KASMUN
Leluhur siapa? Leluhur kita sudah lama mati, Parjan. Tradisi juga sudah lama sekarat, tinggal nunggu koit. Kalau Sri Lestari masih ada. Di Jakarta dia jadi babu

Orang-orang tertawa

PANITIA
Saudara-saudara, mohon tenang!




klik di sini untuk download naskah teater
 Download Naskah Ini

Dhemit

Naskah Lakon
DHEMIT
Karya Heru Kesawa Murti (Gandrik)
Diadaptasi oleh : Agus Suharjoko, S.Sn.


PARA PEMAIN :

  1. PARA DHEMIT
  2. RAJEG WESI
  3. SULI
  4. WILWO
  5. GENDRUWO
  6. JIN POHON PREH
  7. EGRANG
  8. KUNTILANAK
  9. SAWAN
  10. SESEPUH DESA
  11. PEMBANTU SESEPUH DESA



BAGIAN I

POHON YANG TERSEBAR DILERENG BUKIT ITU DITEBANGI, MEMBUAT PARA DHEMIT PENGHUNI POHON ITU TERCERAI BERA, KACAU TAK KARUAN. TEMPAT TINGGAL MEREKA ITU TELAH DIGUSUR.

DI DAERAH LERENG TERSEBUT AKAN SEGERA DIBANGUN KOMPLEKS PERUMAHAN. PARA DHEMIT AKHIRNYA LARI TUNGGANG LANGGANG, SEMENTARA TRAKTOR DN GERGJI MESIN TAK HENTINYA MENDERU, MERAUNG-RAUNG MEROBOHKAN POHON-POHON ITU DENGAN TAK PEDULI SAMA SEKALI. PARA DHEMIT MENGERANG, KECEWA, MARAH DAN TERANCAM.

PARA DHEMIT (diucapkan koor)
Paraketa malaekat, kalayan nambang sedaya rupa peksi. Nucuki lara utama impen ala umpamane sedaya yekti cinucuk sirna rampas, papas, wus titi......

TERDENGAR LAGI SUARA KACAU BALAU. KALI INI DIIKUTI OLEH KARYAWAN PROYEK PEMBUKAAN DAN PEMBANGUNAN KAWASAN ITU. SUARA ERANGAN YANG MENYAYAT HATI. PARA KARYAWAN ITU TIBA-TIBA TERSERANG SECARA MENDADAK.
RAJEKWESI, KONTRAKTOR YANG MEMIMPIN PEMBUKAAN KAWASANITU TENGAH MENGHADAPI SULI, STAF AHLI YANG DIKONTRAK DAN DIPERCAYAINYA. RAJEKWESI TAMPAK TENGAH KACAU PIKIRANNYA.

RAJEG WESI
Suli! Edan, edan kamu. Kamu ini bukan juru tulis, tapi konsultan saya! Jadi tidak hanya cukup bermodalkan rajin saja. Kamu harus menerorkan otakmu yang cemerlang. Sebab selama ini, kamu itu tidak pernah memuaskan saya.

SULI
Oooooo.......... jadi selama ini pak Rajeg belum pernah merasa puas ta. Ngomong pak Rajeg!

RAJEG WESI
Ya, kadang-kadang puas, tapi ya sering tidak. Sebab selama ini kamu belum pernah ikut memecahkan masalah proyek kita ini. Misalnya soal penduduk desa yang berbondong-bondong ke sini minta pekerjaan, kamu ikut menyelesaikan apa. Tidak! Terus soal pekerjaan pekerja yang mendadak sakit, soal pohon preh yang sulit ditebang, kamu ikut menyelesaikan apa? Juga tidak!

SULI
Pak Rajeg jangan hanya menyalahkan saya. Pak Rajeg tahu, tanah di sini ini labil. Mudah longsor. Saya sudah mengusulkan agar dibuat sistem terasering. Dan soal pohan preh itu memang sulit ditebang, meskipun sudah menggunakan traktor.

RAJEG WESI
Itu artinya kamu percaya dengan pemikiran penduduk desa!

SULI
Bukan begitu pak Rajeg. Kita sebagai orang baru di sini, sebaiknya kita menghargai pemikiran penduduk ini!



klik di sini untuk download naskah teater
  Download Naskah Ini


NASKAH DHEMIT YANG ORIGINAL KLIK DI SINI

Sabtu, 27 November 2010

All About Prom Nite

Dari judul bukunya aja udah ketebak isinya kan? Saatnya men-judge a book by it's cover! Deket-deket tahun ajaran baru kayak sekarang, pastinya banyak sekolah yang lagi ribet nyiapin prom night. Belum tahu mau ngapain aja? Buku ini kayaknya bisa jadi panduan untuk panitia, biar bisa bikin pesta perpisahan yang enggak terlupakan.

Dari mulai nyiapin tema pesta, aturan-aturan prom night, rincian biaya, sampe cara untuk dapetin MC yang bakal bikin prom night meriah pun ada. Dikemas dengan gaya bahasa bertutur, dijamin enggak akan bikin ngantuk.


Selain dilengkapi dengan tips trik bikin prom night yang berkesan, buku ini juga sangat memanjakan pembaca cewek. Gimana enggak, di sini dibahas juga cara bikin lulur. Enggak ketinggalan juga tips untuk menikur-pedikur. Sori lho, buat pembaca cowok. Kayaknya enggak banyak yang bisa diambil dari buku ini. Sayang banget, padahal prom night kan bukan hanya ajang untuk unjuk gigi cewek-cewek, kan?

Bentar lagi mau prom night tapi masih blank? Coba baca buku ini, kali aja ada beberapa ide yang bisa dijadikan pilihan!


Ketika Anak Sulit Diatur - C. DREW EDWARDS

Sebagian anak benar-benar membuat kita tertantang dibandingkan anak-anak lain. Jika Anda sedang mengasuh salah seorang anak dengan permasalahan perilaku, buku ini sangat tepat untuk Anda. Psikolog Klinis dan Orangtua, C. Drew Edwards, memberikan tips-tips, keterampilan serta informasi yang Anda butuhkan untuk mengidentifikasi, menunjukkan, serta memperbaiki masalah perilaku.Anda akan belajar:
·     Mengapa sebagian anak sulit diatur? Karena pemahaman merupakan kunci utama dalam mengubah segala sesuatu menjadi lebih baik.
·    Strategi yang spesifik untuk menangani permasalahan sehari-hari dimulai dengan kekacauan di pagi hari, perjuangan saat makan, ledakan kemarahan yang seperti kebanyakan, perang pada saat mengerjakan pekerjaan rumah, dan banyak lagi.
·    Bagaimana menjadi Orangtua yang berwenang memberikan arahan dan pembentukan, memelihara dan mendukung apa yang dibutuhkan seorang anak untuk belajar bertanggung jawab, kompeten, dan berisi?

·    Bagaimana merespons secara efektif terhadap perilaku-perilaku yang membuat Anda pusing? Dimulai dengan teknik-teknik sederhana yang bisa Anda praktikkan kapan saja sampai usaha jangka panjang yang dapat membantu keluarga Anda.
·    Bagaimana memelihara diri Anda dengan lebih baik? (mengasuh anak yang "sulit" akan sangat melelahkan!)
Dikemas dengan informasi yang praktis, ditulis dengan penuh kewibawaan dan penuh keharuan, buku ini tempat Anda mencari nasihat, pengetahuan, dan berita-berita bagus; bahwa mengasuh anak yang sulit diatur tidaklah mustahil. Pendapat ini betul-betul terbukti.


Perahu Kertas

Naskah yang awalnya ditulis pada 1996 dan sempat ‘mati suri’ selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel pertamanya yang bergenre populer. Kecintaan Dee pada format cerbung dan komik drama serial telah menginspirasinya untuk menuliskan cerita memikat ini. Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Supernova: Akar, Supernova: Petir, Filosofi Kopi, dan Rectoverso.

"Mbak Dee, makasih udah bikin Perahu Kertas. Aku terharu banget, jadi ingat sama mimpi-mimpi yang tertunda. Jadi ingat sama cita-cita dan khayalan yang belum sempat diwujudkan. Ingin rasanya mengejar mimpi itu kembali. Jadi semangat lagi".



--Amazing Fietha

"Suka banget dengan karakter Kugy. Cantik, cuek, tapi untuk urusan masa depan dia rencanakan dengan baik. Bumbu ceritanya, seperti kelakuan Keshia, bikin senyum-senyum sendiri. Lainnya, jangan tanya, berkaca-kaca deh mata :) Novel yang mengharukan dan memberikan semangat untuk meraih impian".

--Dyah

"This book makes me not giving up. Aku paling suka quote: “berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi.” That inspires me. Perahu Kertas awesome ... keren. Yang udah beli atau nebeng baca nggak bakal nyesel".


Download Perahu Kertas

Jumat, 26 November 2010

Sumur Tanpa Dasar

Naskah
SUMUR TANPA DASAR
Karya Arifin C. Noer

DRAMATIC PERSONAE


  1. JUMENA WARTAWANGSA Lelaki Tua
  2. EUIS Istrinya
  3. PEREMPUAN TUA Pembantunya
  4. MARJUKI KARTADILAGA Adik angkatnya
  5. SABARUDDIN NATAPRAWIRA Guru Agama
  6. WARYA Pegawainya
  7. EMOD Pegawainya
  8. KAMIL Si Sinting
  9. LELAKI Pelukis Sinting
  10. MARKABA Tokoh Jahat
  11. LODOD Tokoh Idiot
  12. PEMBURU Alias SANGKAKALA
  13. KABUT-KABUT, ORANG-ORANG
  14. Dan LAIN-LAIN



WAKTU Kapan Saja

TEMPAT Di rumah, dalam pikiran Jumena Martawangsa atau di mana saja

Sumur Tanpa Dasar
@Arifin C. Noer
No. 106/89
Kulit Muka: S. Prinka
Penerbit PT. Pustaka Utama Grafiti
Kelapa Gading Boulevard TN 2 No. 14-15
Jakarta 14240
Anggota IKAPI
Cetakan Pertama. 1989
Percetakan PT. Temprint, Jakarta



PENGANTAR

LAKON INI DITULIS, DISUTRADARI DAN DIPENTASKAN PERTAMA KALI OLEH ARIFIN C NOER, DI BAWAH BENDERA TEATER MUSLIM. PADA TAHUN 1971, LAKON INI KEMBALI DISUTRADARAI DAN DIPENTASKAN ARIFIN C. NOER, DI TIM JAKARTA, DI BAWAH BENDERA TEATER KETJIL.
KEBERHASILAN PEMENTASAN LAKON INI, DISUSUL OLEH SEJUMLAH PEMENTASAN LAKON LAINNYA, BAIK KARYANYA SENDIRI MAUPUN KARYA-KARYA TERJEMAHAN, MISALNYA KAPAI-KAPAI, ZORRO, ORKES MADUN, ATAU MACBETH (EUGENE IONESCO) FAUST (GOETHE) DAN FLIES (SARTRE), MENGUNDANG REAKSI PARA PENGAMAT TEATER. REAKSI ITU KEMUDIAN MENEMPATKAN SOSOK ARIFIN C. NOER SEBAGAI SALAH SEORANG PENULIS LAKON TERKEMUKA NEGERI INI, SEKALIGUS SEBAGAI PENYAIR, SUTRADARA DAN KEMUDIAN PENULIS SCENARIO FILM TERNAMA.
SEBAGAI LAKON YANG EKSPERIMENTALISTIK “SUMUR TANPA DASAR” UNIKNYA SAMA SEKALI TIDAK BERCIRI ABSURDITAS MURNI – HAL YANG MENGGEJALA DALAM KARYA-KARYA SASTRA MODERN INDONESIA ERA 70’AN – TETAPI JUSTRU MEMPERLIHATKAN UPAYA PERSENYAWAAN KREATIF ANTARA TRADISI TEATER MODERN BARAT PASCA REALISME DENGAN TEATER TRADISIONAL KITA; TEATER RAKYAT, KHUSUSNYA LENONG BETAWI DAN TARLING CIREBON. HASIL PERSENYAWAAN INI, MELALUI PERALATAN SIMBOLISME, DIEKSPRESIKAN ARIFIN C. NOER KE DALAM LAKONNYA INI, SEHINGGA KITA AKAN BEROLEH PERISTIWA YANG BERSUASANA KONTEMPLATIF TENTANG KONFLIK KEJIWAAN TOKOH UTAMANYA, JUMENA WARTAWANGSA – KONFLIK MENGENAI PERSOALAN IMAN DAN EKSISTENSI DIRI
HIDUP JUMENA IBARAT SUMUR TANPA DASAR; GELAP DAN TAK BERUJUNG, MENGGAPAI-GAPAI

Jakarta, Agustus 1989


klik di sini untuk download naskah teater
Download Naskah Ini

Caligula

Lakon
CALIGULA
karya Albert Camus


DRAMATIC PERSONAE

  1. CALIGULA UMUR ANTARA 27-30 TAHUN
  2. CAESONIA GUNDIK CALIGULA, UMUR 35 TAHUN
  3. HELICON SAHABAT CALIGULA
  4. SCIPION UMUR 17-20 TAHUN
  5. CHEREA PENYAIR UMUR 30-35 TAHUN
  6. BANGSAWAN TUA UMUR 70-75 TAHUN
  7. BANGSAWAN I UMUR 45 TAHUN
  8. BANGSAWAN II UMUR 50 TAHUN
  9. BANGSAWAN III UMUR 50-55 TAHUN
  10. MEREIA UMUR 55-60 TAHUN
  11. MUCIUS UMUR 33-35 TAHUN
  12. LEPIDUS UMUR 55-60 TAHUN
  13. PENGAWAL-PENGAWAL ANTARA 30-40 TAHUN
  14. ORANG-ORANG UMURNYA BERAGAM
  15. PENYAIR-PENYAIR UMURNYA BERAGAM




BABAK I

ADEGAN 1

BALAIRUNG ISTANA KERAJAAN (RUMAH CALIGULA)
SEJUMLAH BANGSAWAN, PENGAWAL DAN LAIN-LAIN SEDANG BERKUMPUL DI BALAIRUNG, MEREKA TAMPAK GELISAH

BANGSAWAN I
Belum juga ada berita

BANGSAWAN II
Kemarin tidk, begitupun hari ini

BANGSAWAN III
Tiga hari tanpa ada berita

BANGSAWAN TUA
Pesuruh pergi, pesuruh datang, jawab yang dibawa selalu geleng kepala “Tidak ada”

BANGSAWAN II
Jangan kelewat cemas, nanti juga ia kembali seperti dulu lagi

BANGSAWAN TUA
Sebelum ia pergi, aku lihat ada sinar ganjil di matanya

BANGSAWAN I
Aku pun melihatnya. Bahakan aku bertanya padanya. Apa ada yang kurang?

BANGSAWAN III
Apa jawabnya?

BANGSAWAN I
“Tidak ada”. Hanya itu

HENING SESAAT, HELICON MASUK SAMBIL MENGUNYAH SESUATU

BANGSAWAN III
Gelisah kita dibikinnya

BANGSAWAN II
Mengapa? memang begitu adapt orang muda

BANGSAWAN TUA
Tuan benar. Orang muda selalu lemah hati

BANGSAWAN I
Apa betul begitu?

BANGSAWAN TUA
Tentu. Satu gadis hilang, selusin gantinya




klik di sini untuk download naskah teater
Download Naskah Ini

Boneka Sang Pertapa (Monolog)

metaNIETZSCHE
Boneka Sang Pertapa
Oleh Whani Darmawan

“Dari semua yang telah ditulis, aku hanya mencintai apa yang ditulis seseorang dengan darahnya. Menulislah dengan darah dan kau akan dapati bahwa darah itu roh.”
(Neitzsche, Sabda Zarathustra)



(Sebuah interior rumah yang pengap, kotor, dengan sedikit cahaya masuk di dalamnya. Di dalam kegelapan itu tinggal seorang lelaki dengan raut muka keruh dan penampilan kucel. Di dalam ruangan itu terdapat ratusan buku berserakan, mesin ketik, sekelempit tikar kumuh, kursi roda tua, lengkap dengan “kecohan” yang terikat di tangan kursi, kapstock yang digantungi sebuah jubah putih. Tokoh kita yang bernama Bagal ini sedikit-sedikit mendehem, seolah selalu mengalir dahak di tenggorokannya dan tidak pernah berhasil dikeluarkan. Dalam kepengapan itulah tokoh sandiwara tunggal ini bergumam dengan kata-kata tidak jelas, tetapi lama kelamaan menjadi ledakan....)

“Bagaaal! Kamu sungguh dunguu! Apa yang kau takutkan dari pertikaian silang-saling itu!? Bukankah setiap orang punya sesuatu yang hak yang patut mereka bela. Kamu? Apa yang sudah kamu lakukan dengan itu semua? Berpangku tangan merenungi semua ini sebagai tragedi bangsa? Apa gunanya kami tunggu jika hanya segitu nyalimu!”

Tidak! Masa itu sudah tamat. IA tidak akan bangga dengan tingkah membabi-buta. Kalian sangka mereka membela apa jika bukan kebodohan yang mereka usung di kepala mereka!?

“Gobloog! Seseorang membutuhkan alasan untuk berperang!”

Apakah kalian tidak memiliki alasan untuk tidak berperang? IA yang kalian agungkan itu hanyalah fiksi kedunguan kalian! Haaaii, budaaakk! Beribu-ribu orang kehilangan nyawa dalam perseturuan dan rasa bela dungu, yang tidak pernah jelas sumbernya, dan berlari dari tanah kelahiran mereka dengan kepala kosong dan kehilangan keyakinan untuk hidup, apa yang kalian lakukan, haiii budaaaakk!? Terus memenggal kepala setiap orang, sambil mengibarkan panji-panji, bendera, sambil menyerukan namanya! Nama siapaaaaaa!? Nama siapaaaa!

(Tokoh sandiwara tunggal kita ini menjadi gelisah, terengah-engah. Ia seperti seseorang yang tengah mengalami tekanan. Dalam kepanikan itulah penyakit psikosomatis dan schizofrenik menguasainya, tubuhnya seperti stroke, dan semakin ia biacra, semakin tidak bisa berhenti. Beberapa saat kemudian terdengar dentang lonceng – seperti lonceng gereja – lelaki ini kian gelisah. Membuka jendela dan melihat suatu arah, menutupnya kembali)


klik di sini untuk download naskah teater
Download Naskah Ini

Arwah-Arwah

ARWAH-ARWAH
KARYA W.B. YEATS
TERJEMAHAN SUYATNA ANIRUN


RERUNTUHAN RUMAH, SEBATANG POHON TAK BERDAUN

PEMUDA
Setengah pintu, pintu tengah
Kesana kemari siang dan malam
Memikul beban, ke bukit dan ke lembah
Mendengar kau bicara saja.



ORANG TUA
Perhatikan rumah itu. Kuingat kisah dan leluconnya. Kuingat apa yang dikatakan si pelayan kepada si penjaga mabuk pada pertengahan Oktober, tapi aku tak bisa. Dimana kisah dan lelucon sebuah rumah kalau ambang pintunya dipakai memperbaiki kandang babi?

PEMUDA
Kau pernah kenal jalan ini?

ORANG TUA
Bulan bersinar di atas jalan, bayangkan awan jatuh di atas atap rumah. Itulah lambang. Lihatlah pohon itu! Seperti apa rupanya?

PEMUDA
Orang tua lupa ingatan!

ORANG TUA
Aku melihatnya tahun yang lalu botak seperti sekarang. Maka kupilih kerja yang paling baik. Aku melihatnya lima puluh tahun yang lalu sebelum petir membelahnya. Daun-daun hijau, daun-daun tua, daun-daun segemuk mentega, hidup gemuk dan berlemak. Berdiri di situ dan lihatlah! Karena ada orang di rumah itu.



klik di sini untuk download naskah teater
Download Naskah Ini

Lakon Godlob

GODLOB
Karya Danarto
Dinaskahkan Uje Lelono

SEBUAH PEMANDANGAN CARUT MARUT DI TENGAH-TENGAH SISA PEPERANGAN, SEORANG LELAKI TUA MENGIBAS-NGIBASKAN BAJUNYA UNTUK MENGUSIR BURUNG-BURUNG GAGAK.

1. LELAKI TUA
(membentak) Bangsat! Sinting! Kau kira, kami ini bangkai, hah?! Pergi!!! (mendekat kepada seseorang yang masih bergerak) Anakku. (memapah ke arah gerobak) Kau lihat… kau lihat, baru sekarang aku takjub atas pemandangan ini.
2. LELAKI MUDA
(mengeliat dan mengaduh karena sakit) Ayah, cukuplah. (merebahkan badan) Bukankah aku kemarin juga seperti mereka, sebelum Ayah mendapatkan diriku?

3. LELAKI TUA
Yah, seperti mereka, sebelum Ayah mendapatkan kau. Berhari-hari tanganmu yang lemah itu menggapai-gapai untuk mengusir burung-burung gagak yang mengerumunimu karena mengira kau sudah jadi bangkai. Hidungmu yang mewarisi hidung ibumu itu sudah kebal untuk bau busuk bangkai kawan-kawanmu atau musuh-musuhmu Dan, udara mengantarkan kuman-kuman untuk mengunyah sedikit demi sedikit luka yang parah itu.
4. LELAKI MUDA
(mengerang) Ayah, cukuplah.
5. LELAKI TUA
(mendekat) Kau masih ingat sajak Sang Politikus?
6. LELAKI MUDA
(tak menjawab)
7. LELAKI TUA
(berdiri dan merentangkan tangannya)
Oh, bunga penyebar bangkai


klik di sini untuk download naskah teater
Download Naskah Ini

Kamis, 25 November 2010

Pengkhianatan Lembah Neraka - Stefan Wolf

Ottmar Lohmann, seorang penjahat yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia hitam, kini kembali ke kota asalnya-kota tempat tinggal anak-anak STOP. Lohmann sadar bahwa kariernya sebagai bandit sudah hampir berakhir. untuk memastikan bahwa ia tidak perlu melewatkan hari tuanya dalam kemiskinan, ia sudah menyiapkan rencana besar : pemerasan terbesar tahun ini! Lohmann bermaksud untuk mengubah sebuah mobil tangki berisi limbah beracun menjadi “Bom Berjalan”. Senjata itulah yang akan dipergunakannya untuk memeras pemilik mobil tangki tadi. Kalau tuntutannya tidak dipenuhi, maka ia akan meracuni air tanah, begitulah ancamannya.



Karena membutuhkan modal untuk melaksanakan rencananya, Lohmann merampok sebuah toko perhiasan. Ia tidak sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan besar.



Paket Bergambar Tengkorak - Stefan Wolf

Siang itu di Taman Bismarck, Sporty menghajar dua penjahat yang berniat merampas dompet seorang kakek yang tak berdaya. Sama sekali tak disangkanya bahwa kejadian itu membuatnya terseret ke dalam liku-liku perdagangan narkotika yang penuh bahaya.

Apa arti kantung kulit berisi sendok, kecil, geretan, jeruk nipis, dan jarum suntik yang ditemukannya, di tempat kejadian?

Teka-teki mulai terjawab ketika STOP memergoki Detlef Egge, kawan sekolah mereka, menemui seorang pria bertampang seram dan berhidung bengkok di stasiun kereta api yang membawa sebuah paket bergambar tengkorak.

Kali ini STOP harus berurusan dengan para pengedar narkotika yang tak segan menggunakan kekerasan dan menghalalkan segala cara.




Rabu, 24 November 2010

Materi Teater

Untuk menjadi seorang praktisi teater, tentu terlebih dahulu kita mengenal apa itu teater, kenapa teater, dan segala macam tetek bengek tentang teater dan drama.
Untuk itu, kini bandar naskah juga menyediakan kumpulan materi teater atau kumpulan materi drama yang dapat anda download secara gratis.

Kumpulan materi teater dan materi drama tersebut diantaranya membahas tentang arti drama atau arti drama, berbagai macam materi keaktoran teater, vokal, gerak, blocking, pernapasan dan sebagainya. Kemudian tentu juga ada materi tentang manajemen pertunjukan, manajemen pementasan atau manajemen pentas.

Kumpulan materi teater dan materi drama tersebut dikumpulkan oleh tim bandarnaskah atau Bank Naskah teater atau bank naskah drama dari berbagai sumber. Nada juga dapat berpartisipasi dengan mengirimkan materi teater atau materi drama baik yang anda tulis sendiri maupun yang anda temukan dari mana pun. Jangan lupa sertakan pula sumbernya.

Baiklah, langsung saja mari kita kunjungi blog khusus kumpulan materi teater di SINI

Selasa, 23 November 2010

SITTY NOERBAJA (Siti Nurbaya)

Lakon Remaja
Siti Nurbaya


SITTY NOERBAJA
(EPISODE LEPAS DARI BUMI)


OLEH

ILHAM YUSARDI

Dramatic Personae

  1. Seorang perempuan muda, berperan sebagai SITTY NOERBAJA
  2. Seorang laki-laki muda, berperan sebagai SAMSUL BAHRI
  3. Seorang laki-laki muda, berperan sebagai BAKHTIAR
  4. Seorang laki-laki muda, berperan sebagai ARIFIN
  5. Seorang laki-laki paruh baya, berperan sebagai AYAH
  6. Seorang laki-laki tua, berperan sebagai DATUK MARINGGIH
  7. Seorang laki-laki, berperan sebagai PENDEKAR LIMA
  8. Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG
  9. Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG PALSU ( SURUHAN DATUK )
  10. Beberapa orang SISWA.




klik di sini untuk download naskah teater

Download Naskah Ini

Senin, 22 November 2010

Balada Sahdi

NASKAH DRAMA BALADA SAHDI- SAHDIA
[DRAMA SATU BABAK]

OLEH : MAX ARIFIN




Pelaku utama:
1.Sahdi : 30 tahun
2.Sahdia : 25 tahun
3.Dan lain-lain sesuai kebutuhan.



CATATAN:
Naskah ini “lahir” setelah mengalami pengendapan dan perenungan yang cukup lama. Pematangannya makin dipercepat antara lain oleh:
1.Keterkejutan atas tenggelamnya kapal Darma Mulia pada tanggal 20 Mei 1989 [Hari Kebangkitan Nasional !] yang menewaskan lebih dari 35 orang, tertera dalam banyak guntingan koran dan majalah.
2.Penjelajahan intensif ke desa-desa di kawasan Lombok Selatan;
3.Membaca buku langit suci karangan Peter l.Berger, terutama konsepnya tentang anomik dan alienasi.
4.Kekaguman terhadap semangat yang terpendam dalam catatan-catatan pinggir Goenawan Mohammad di Majalah TEMPO yang merupakan geliatan-geliatan seorang intelektual sejati.
Mungkin di sana ada satu dua kalimat dan frase-frase yang kami kutip agar semangat itu tetap utuh milik Goenawan Mohammad.
Uacapan maaf dan terima kasih saya ucapkan.
5.Kegemasan pada jawaban para pejabat di Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan desa-desa yang mengatakan: “Ah, itu kan cuma soal-soal mikro!”
Untuk Download klik di sini
Download Naskah Ini

Minggu, 21 November 2010

Cerpen : Menu Makan Malam - Kadek Sonia Piscayanti

Sesuatu yang kelak retak dan kita membikinnya abadiIbu bersumpah untuk membangun keluarganya di atas meja makan. Ia terobsesi mewujudkan keluarga yang bahagia melalui media makan bersama. Maka, ia menghabiskan hidupnya di dapur, memasak beribu-ribu bahkan berjuta-juta menu makanan hanya untuk menghidangkan menu masakan yang berbeda-beda setiap harinya. Ia memiliki jutaan daftar menu makan malam di lemari dapurnya. Daftar itu tersusun rapi di dalam sebuah buku folio usang setebal dua kali lipat kamus besar Bahasa Indonesia, berurut dari menu masakan berawal dengan huruf A hingga Z. Ia menyusun sendiri kamus itu sejak usia perkawinannya satu hari hingga kini menginjak usia 25 tahun. Di sebelah kamus resep masakan itu, bertumpuk-tumpuk pula resep masakan dari daerah Jawa, Madura, Padang, bahkan masakan China. Belum lagi kliping resep masakan dari tabloid-tabloid wanita yang setebal kamus Oxford Advanced Learner.



Isi kepala Ibu memang berbeda dengan ibu lain. Dalam kepalanya seolah hanya ada tiga kata, menu makan malam. Setiap detik, setiap helaan napasnya, pikirannya adalah menu-menu masakan untuk makan malam saja. Makan malam itulah ritual resmi yang secara tersirat dibikinnya dan dibuatnya tetap lestari hingga saat ini. Meskipun, ketiga anaknya telah beranjak dewasa, ia tak pernah surut mempersiapkan makan malam sedemikian rupa sama seperti ketika ia melakukannya pertama, sejak usia pernikahannya masih satu hari.

Keluarga ini tumbuh bersama di meja makan. Mereka telah akrab dengan kebiasaan bercerita di meja makan sambil menikmati menu-menu masakan Ibu. Mereka berbicara tentang apa saja di meja makan. Mereka duduk bersama dan saling mendengarkan cerita masing-masing. Tak peduli apakah peristiwa-peristiwa itu nyambung atau tidak, penting bagi yang lain atau tidak, pokoknya bercerita. Yang lain boleh menanggapi, memberi komentar atau menyuruh diam kalau tak menarik. Muka-muka kusut, tertekan, banyak masalah, stres, depresi, marah, kecewa, terpukul, putus asa, cemas, dan sebagainya, bisa ditangkap dari suasana di atas meja makan. Sebaliknya muka-muka ceria, riang, berseri, berbunga-bunga, jatuh cinta, juga bisa diprediksi dari ritual makan bersama ini. Ibu yang paling tahu semuanya.

Ia memang punya kepentingan terhadap keajegan tradisi makan bersama ini. Satu kepentingan saja dalam hidupnya, memastikan semua anggota keluarganya dalam keadaan yang ia harapkan. Bagi Ibu, sehari saja ritual ini dilewatkan, ia akan kehilangan momen untuk mengetahui masalah keluarganya. Tak ada yang bisa disembunyikan dari momen kebersamaan ini. Dan kehilangan momen itu ia rasakan seperti kegagalan hidup yang menakutkan. Ia tak mau itu terjadi dan ia berusaha keras untuk membuat itu tak terjadi.

Ia tak berani membayangkan kehilangan momen itu. Sungguh pun tahu, ia pasti menghadapinya suatu saat nanti, ia merasa takkan pernah benar-benar siap untuk itu. Yang agak melegakan, semua anggota keluarganya telah terbiasa dengan tradisi itu dan mereka seolah menyadari bahwa Ibu mereka memerlukan sebuah suasana untuk menjadikannya "ada". Semua orang tahu dan memakluminya. Maka semua orang berusaha membuatnya merasa "ada" dengan mengikuti ritual itu. Namun, kadang beberapa dari mereka menganggap tradisi ini membosankan.***Jam empat pagi. Ibu telah memasak di dapur. Ia menyiapkan sarapan dengan sangat serius. Ibu tak pernah menganggap memasak adalah kegiatan remeh. Ia tak pernah percaya bahwa seorang istri yang tak pernah memasak untuk keluarganya adalah seorang Ibu yang baik. Jika ada yang meremehkan pekerjaan memasak, Ibu akan menangkisnya dengan satu argumen: masakan yang diberkahi Tuhan adalah masakan yang lahir dari tangan seorang Ibu yang menghadirkan cinta dan kasih sayangnya pada setiap zat rasa masakan yang dibikinnya. Ibu meyakini bahwa makanan adalah bahasa cinta seorang Ibu kepada keluarganya, seperti jembatan yang menghubungkan batin antarmanusia. Sampai di sini, anak-anaknya akan berhenti mendengar penjelasan yang sudah mereka hapal di luar kepala. Ibu takkan berhenti bicara kalau kedamaiannya diusik. Dan yang bisa menghentikannya hanya dirinya sendiri.

Sarapan tiba. Ibu menyiapkan sarapan di dapur. Ia menyiapkan menu sesuai dengan yang tertera di daftar menu di lemari makanan. Telur dadar, sayur hijau dan sambal kecap. Ada lima orang di keluarganya. Semua orang memiliki selera berbeda-beda. Suaminya suka telur yang tak matang benar, agak asin, tanpa cabe. Aries suka telur yang benar-benar tergoreng kering, dan harus pedas. Pisca, suka makanan serba manis. Telur dadarnya harus setengah matang dengan kecap manis dan sedikit vitsin. Sedangkan Canestra, tak suka pada kuning telur. Sebelum didadar, kuning telur harus dipisahkan dulu dari putihnya. Jika tidak dibuatkan yang sesuai dengan pesanannya, ia bisa mogok makan. Berhari-hari.

Bagaimana dengan Ibu? Ibu bahkan tak pernah macam-macam. Telur dadarnya adalah yang standar, tidak ada perlakuan khusus. Ia boleh makan apa saja, yang penting makan, jadilah.

Pukul 07.05. Telur dadar setengah matang asin, telur dadar pedas, telur manis dengan vitsin, dan telur tanpa kuning, berikut sayur hijau dan sambal kecap telah terhidang. Semua telah menghadapi hidangan masing-masing sesuai pesanan. Makan pagi biasanya tak ada yang terlalu banyak bicara. Semua sibuk dengan rencana masing-masing di kepalanya. Kelihatannya, tak ada yang ingin berbagi. Aries kini sudah bekerja di sebuah kantor pemerintah, menjadi tenaga honor daerah. Ia harus tiba di kantor setidaknya pada tujuh dua lima, karena ada apel setiap tujuh tigapuluh. Pisca harus ke kampus. Ia duduk di semester tujuh kini. Tampaknya sedang tak bisa diganggu oleh siapa pun. Wajahnya menunjukkan demikian. Mungkin akan bertemu dengan dosen pembimbing atau entah apa, tapi mukanya keruh. Mungkin banyak persoalan, tapi Ibu cuma bisa memandang saja. Sedang Canestra masih di SMA. Ia tampak paling santai. Tangannya memegang komik. Komik Jepang. Makan sambil membaca adalah kebiasaannya. Sang Bapak, duduk diam sambil mengunyah makanan tanpa bersuara dan tanpa menoleh pada yang lain. Pria yang berhenti bekerja beberapa tahun lalu itu tampak lambat menyelesaikan makannya. Ia menikmati masakan itu, atau tidak peduli? Tak ada yang tahu.

Satu per satu mereka meninggalkan ruang makan. Hanya piring-piring kotor yang tersisa di meja makan. Ibu membawanya ke dapur, mencuci piring-piring itu sampai bersih dan mengelap meja makan. Ritual berikutnya adalah menyerahkan anggaran belanja ke pasar hari itu kepada suaminya. Saat-saat inilah yang paling ia benci seumur hidupnya. Ia benci menerima uang dari suaminya yang selalu tampak tak rela dan tak percaya.

Akhirnya, memang bahan-bahan menu itu dipangkas seenak udelnya, ia tak mau tahu apa pun. Ujung-ujungnya ia cuma memberi sepuluh ribu saja untuk semua itu. Tentu saja kurang dari anggaran yang seharusnya, dua puluh ribu. Untuk itu semua, maka otomatis menu berubah; tak ada ayam bumbu rujak, tak ada capcay, yang ada tinggal perkedel jagung dan tempe. Sayur hijau, katanya, bolehlah. Yang penting sayur, dan murah. Ah…

Ibu berjalan ke pasar dengan gontai. Hari itu Jumat. Hari pendek. Anak-anak akan pulang lebih cepat dari biasa. Ia mempercepat langkahnya. Tak mudah membagi waktu, kadang pekerjaan teramat banyaknya sampai-sampai tak ada waktu untuk melakukan hal lain selain urusan dapur. Kadang ia berpikir ada sesuatu yang memang penting untuk dilakukan tapi itu akan mengabaikan urusan dapur dan itu berarti pula mengabaikan selera anak-anaknya. Itu tidak mungkin. Tak ada yang mengerti selera anak-anaknya kecuali dia.

Tapi kadang ia bosan berurusan dengan menu-menu. Ia telah mencoba semua menu yang ada di buku-buku masakan, ia telah mencoba semua resep masakan di teve, dan ia kehabisan ide suatu ketika. Ia mencatat menu-menu yang sudah pernah dibikinnya. Serba-serbi sambal: sambal goreng krecek, sambal goreng hati, sambal godog, sambal kentang, sambal bawang, sambal kecicang, sambal serai, dll. Aneka ca, semacam: ca sawi, ca kangkung, ca bayam, ca tauge, ca bunga kol, dll. Semua jenis perkedel dan gorengan kering: perkedel ketimun, perkedel kentang, perkedel jagung, pastel kentang, kroket kentang, dan seterusnya. Sampai makanan golongan menengah dilihat dari mahalnya bahan pokok semacam: babi kecap, gulai kare ayam, gulai udang, sate bumbu rujak, opor ayam, sup kaki ayam dengan jamur tiongkok, dendeng sapi, kepiting goreng. Juga serba-serbi makanan China semacam: shiobak, koloke, fuyung hai, ang sio hie, hao mie, tao mie, dan seterusnya. Daftar ini masih akan bertambah panjang kalau disebutkan serba-serbi pepes, serba-serbi urap, atau serba-serbi ikan.

Semua menu sudah dicobanya habis tak bersisa, tapi sepertinya masih saja ada sesuatu yang kurang. Ia pun lebih kerap berkreasi, satu menu masakan kadang-kadang dipadu dengan menu masakan lain, misalnya pepes tempe, gulai pakis, sate tahu, dan sebagainya. Tapi masih saja menu-menu itu terasa tak cukup untuk membuat variasi menu yang berbeda setiap harinya. Karena itulah yang akan membuat keluarganya betah dan merindukan makan malam.

Ia pernah merasa ingin berhenti saja memikirkan menu-menu itu, tapi suaminya akan berkata, "Kau telah memilih menjadi perempuan biasa-biasa saja, tidak bekerja dan melayani keluarga. Bahkan kau bersumpah akan membangun keluarga di atas meja makan, kenapa tidak kau pikirkan sebelumnya?"

Ibu merenungkan kata-kata suaminya. Ada yang salah terhadap penilaian-penilaian. Ada yang tak adil di dalamnya. Hampir selalu, yang menjadi korban adalah mereka yang dinilai, mereka yang tertuduh, mereka yang melakukan sesuatu tapi dinilai salah dan dianggap biasa-biasa saja. Tapi apa sesungguhnya yang terjadi dengan biasa dan tak biasa? Apa yang menentukan yang biasa dan yang tak biasa? Menjadi Ibu adalah sangat luar luar luar biasa. Apakah seorang ibu rumah tangga yang mencurahkan seluruh hidupnya untuk keluarga lebih biasa daripada seorang ibu yang tak pernah sekalipun berpikir tentang keluarganya, meski ia punya tujuh perusahaan dan kaya raya? Lagipula, itu cuma perasaan, bukan angka-angka dalam matematika, namanya juga perasaan. Tercium bau hangus. Ibu tersentak dari lamunannya. Tempenya gosong.

Ia menyudahi goreng-menggoreng tempe itu. Lalu dengan bergegas ia menyambar sekeranjang cucian kotor, mulai mencuci. Anaknya datang satu per satu. Ibu belum selesai mencuci. Ia agak tergesa karena harus menyiapkan makan siang untuk anak-anaknya. Setelah menyiapkan makan siang, ia kembali bekerja, menyelesaikan cucian.

Makan siang Ibu adalah jam 3 sore. Setelah itu, ia tidur dua jam. Sehabis jam 5 sore, sehabis tidur siangnya, ia harus menyiapkan makan malam. Sehabis makan malam, jangan kira ia selesai. Ada Bapak yang setiap hari minta dipijit, tapi setiap hari mengeluh pijitan Ibu tak pernah mengalami kemajuan. Ah…

Dia melakukannya selama sisa hidupnya. Ia berkutat dengan semua itu selama puluhan tahun, tak pernah ada yang memujinya, dan ia pun tak ingin dipuji, tapi itukah yang disebut perempuan biasa?

Suatu ketika, sebuah peristiwa datang mengusik keluarga itu.Hari itu Selasa, ketika sebuah perubahan memperkenalkan dirinya kepada keluarga itu. Aries menolak makan bersama. Ia tentu punya alasan di balik aksi mogoknya. Tapi tak ada yang tahu apa alasan Aries.

Ibu kecewa. Menu makan malamnya tak dicicipi selama tiga hari berturut-turut. Ini adalah beban mental bagi seorang Ibu. Ia bukanlah orang yang suka memaksa, tapi selalu membaca dari tanda-tanda dan suka juga menebak-nebak. Sialnya, Aries tak pernah memiliki cukup waktu untuk menjelaskan semua itu. Ia tampak begitu sibuk. Kadang ia bahkan terlihat menyibukkan diri, menghindar dari Ibu. Ia menomorduakan ritual makan malam mereka. Ibu menangis, ia merasa segala usahanya untuk membangun tradisi makan malam ini sia-sia saja. Salahkah jika ia berusaha membikin sesuatu yang kelak retak menjadi abadi? Mungkin memang salah, tapi dulu tak seorang pun cukup berani menunjukkan di mana letak salahnya, tak seorang pun tega mengecewakan Ibu. Tapi Aries, kini telah membuatnya kecewa secara nyata.

Suasana menjadi semakin keruh ketika di hari kelima, keenam dan ketujuh, Aries juga absen makan malam.Ibu bertindak. Ia masuk ke kamar si sulung, lalu, mungkin, bicara di sana. Pisca dan Canestra duduk di depan tivi, tidak mendengar apa-apa.

Satu jam kemudian, Ibu keluar dengan wajah murung, tapi dibikin agar kelihatan berseri. Ia tampak aneh."Aku tahu selama ini kita tak pernah jujur dengan makan malam itu. Satu-satunya yang jujur hanya dia. Kita semua sudah bosan, ya kan? Ibu juga. Dan mulai saat ini, tidak ada lagi kebohongan apa pun. Tinggalkan saja jika kalian memang tak setuju. Ibu juga sudah lelah memikirkan menu-menu makan malam untuk kalian. Ibu ingin merasa tidak perlu menyiapkannya untuk kalian. Ibu akan mencoba. Selamat bersenang-senang!"

Ibu terlihat enteng menyelesaikan persoalannya. Bapak menyusul Ibu ke kamar. Mudah-mudahan mereka bercinta. Ah ya mereka sepertinya tak pernah bercinta lagi sejak beberapa tahun ini. Padahal itu perlu, terutama bagi Ibu yang lelah luar biasa. Fisik dan jiwa.

Pisca menyelinap masuk ke kamar Aries, meninggalkan Canestra yang masih asyik nonton tivi. Ia sungguh ingin tahu, apa yang dibicarakan Ibu dan Aries, sehingga Ibu keluar dengan wajah aneh, murung tapi dipaksakan berseri. Pisca bertanya, "Ada apa?" Aries tak menjawab, namun tiba-tiba menangis dan menenggelamkan wajahnya di bawah bantal. Dengan sesenggukan, ia berkata, "Untuk apa lagi mempertahankan sebuah kepalsuan di depan Ibu? Salah satu dari kita semua telah mengkhianati Ibu, untuk apa lagi semua ini dipertahankan?"

Pisca menangkap ucapan kakaknya dengan jelas, namun ia tak mengerti, dan tak ingin mengerti, karena semua itu terlalu menyedihkan baginya. Apalagi yang lebih menyedihkan ketika tahu seseorang telah berkhianat kepada Ibu? Siapa pun dia, Pisca tak ingin tahu. Ia tak ingin mendendam, apalagi terhadap keluarganya sendiri. Tapi, bukankah Ibu selalu tahu apa yang terjadi? Semua pertanyaan bertumpuk-tumpuk di kepalanya.

Sesuatu yang kelak retak, yang Ibu pernah berusaha membikinnya abadi, kini sudah benar-benar retak berkeping-keping dan tak mungkin disatukan lagi. Sejak saat itu, makan malam bersama tidak rutin lagi bagi mereka. Hanya Ibu yang masih betah di sana. Sesekali Pisca atau Canestra mendampinginya. Mungkin tiba saat ketika ia benar-benar rindu makan malam bersama.

Sialnya, Bapak benar-benar tak memahami persoalan dengan baik. Ia sok bijak dan pandai. Kata-katanya sungguh tak tepat untuk menggambarkan seluruh keadaan ini.

"Benar kan, Ibumu memang perempuan biasa-biasa saja. Ia bahkan menganggap hal remeh ini sebagai kiamat dalam hidupnya!"Pisca meradang. Ia merasa Bapak yang sombong itu harus dihentikan.

"Apa yang biasa? Apa yang tak biasa? Bapak juga laki-laki biasa, yang tak bisa seperti Ibu. Bapak jauh lebih biasa dari Ibu. Ibu, setidaknya berusaha membikin tradisi agar kita tahu arti kebersamaan sekalipun di atas meja makan. Tapi lihatlah Bapak yang hanya suka mengejek tapi tak pernah melakukan apa pun, bahkan tak pernah berusaha melakukan apa pun!"

Bapak diam. Dia kelihatan tersinggung. Tapi Pisca suka dan puas membuatnya tersinggung. Pisca memutuskan untuk menemui Ibu. Ibu menyambutnya dengan senyum. Ia tahu Pisca akan berbicara soal Bapak, soal biasa dan tak biasa. Ibu mencegahnya bicara lebih dulu, "Begini. Bapak benar soal Ibu yang biasa-biasa saja. Ini sudah seharusnya. Ibu menerima semua itu, bukan karena Ibu pasrah tapi Ibu mengerti betul kalian semua dan juga persoalan ini. Ibu memang perempuan biasa, tak ingin menjadi yang tak biasa. Ibu mencintai Bapak, kalian semua. Ibu tak bisa memberi uang, maka Ibu cuma memberi kemampuan Ibu memasak, itu pun jika kalian mau menikmatinya."

"Tapi Bu, ini penghinaan. Masalah makan malam itu bukan masalah sekadar, bukan masalah remeh temeh. Sebesar itu usaha Ibu membangun tradisi kebersamaan di keluarga kita, tapi Bapak bahkan menganggapnya tak ada. Kita belajar satu sama lain di meja makan itu, kita memutuskan hidup kita di atas meja makan itu, dan ingat, ketika Bapak berhenti bekerja di kantor karena penyelewengan dana yang sangat memalukan itu, yang menolong Bapak adalah kita, juga di atas meja makan itu."

"Bapak kini sedang merasa kesepian, ia kehilangan saat-saat terbaiknya, itu hal tersulit yang pernah ditemuinya. Kita harus memahami itu."

Dari beranda, Bapak mendengar semua percakapan itu. Ia berpikir bahwa istrinya memang baik, pengertian dan sabar, tapi sungguh ia sangat biasa, dan yang terpenting, tak menggairahkan.

Artikel : Ikhlas Itu Indah

Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.

Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.



Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.

Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.

‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).

Poligami Dihujat - Abu Salma al-Atsari

Beberapa waktu lalu, penulis sempat singgah di toko buku Gramedia Basuki Rachmat Malang. Penulis sengaja datang ke toko buku ini untuk mencari informasi buku-buku terbaru, baik seputar masalah kesehatan, kedokteran, herbal maupun masalah keislaman.


Setelah berputar-putar melihat-lihat buku Agama di koridor rak buku khusus Islam –yang isinya bermacam-macam, mulai dari buku shufi, syi’i, aqlani (rasionalis), liberalis,dll- mata penulis tertuju pada sebuah buku yang judulnya sangat unik –namun menghujat-, yaitu “Poligami itu Selingkuh”, tulisan seorang psikolog yang saya ingat nama depannya adalah Dono...



Di cover depan ada gambar beberapa tokoh yang sedang ramai dibicarakan, diantaranya seorang da’i kondang yang pamornya sedang merosot saat ini ditimpa isu poligami, sedangkan di sisi lain ada gambar seorang tokoh sebuah partai besar yang terlibat skandal video mesum yang menyebar di ponsel.






Karena penasaran, akhirnya penulis pun membuka-buka buku tersebut untuk mengetahui apa isi buku tersebut. Setelah melihat sekilas isinya, tampak sekali bahwa penulisnya ini sangat anti dengan yang namanya poligami dan syariat Islam lainnya. Tidak jauh dari situ, juga ada buku-buku serupa yang banyak sekali, berbicara masalah poligami, mulai dari yang menghujat sampai yang membelanya.


Dari situ, penulis tergelitik untuk menuliskan sedikit komentar dan klarifikasi serta menyumbangkan secuil apa yang penulis fahami dan ketahui, dalam rangka untuk membela syariat Islam dan sunnah Rasulullah ­Shallallahu ‘alaihi wa Salam –bahkan sunnah para Nabi dan Rasul-.


Penulis di sini tidak akan banyak berbicara tentang sisi istidlal (penggalian dalil) dari al-Qur’an dan as-Sunnah ash-Shahihah (hadits yang valid/autentik) atapun penjelasan para ulama salaf dan kholaf. Karena buku-buku yang membicarakan hal ini sudah banyak, baik di buku-buku yang berbicara masalah fikih, pernikahan maupun masalah poligami secara khusus.


Sepengetahuan penulis –dari iklan majalah Nikah-, al-Ustadz Abu ‘Umar Basyir hafizhahullahu (staf ahli Majalah Nikah) memiliki buku yang membahas masalah ini secara khusus, yang berjudul “Poligami Anugerah Yang Terzhalimi”. Walaupun penulis belum mendapatkan buku ini dan belum membacanya, namun penulis menganjurkan kepada para pembaca untuk membacanya dan beristifadah (mengambil faidah) darinya dan juga buku-buku lainnya yang ditulis oleh para ulama dan penulis Islam yang lurus.