Pages

Kamis, 31 Maret 2011

WC ( Warung Colitik )

 Berikut ini adalah naskah kiriman dari  Zohry Junedi

WC

(Warung Colitik)

Karya
Zohry Junedi


Ditengah panggung tersedia 3 jamban bersebelahan yang sebenarnya sudah tidak layak pakai, orang-1 masuk pria muda setengah baya (setengah kaya), orang ke-2 muncul lelaki 40 tahunan (kaya), orang ke-3 dan ke-4 muncul wanita sok seksi (kaya baru). didalam jamban terlibat obrolan yang ternyata tanpa diduga mereka terlibat kontrak politik.

(masuk membawa koper, keliling panggung tergesa-gesa sepertinya dia sedang mencari kamar kecil)

Dr.Plontos : akhhh akhirnya itu dia, (buru2 melepaskan celana dan menggantungkannya di sisi jamban sementara koper tanpa sengaja ia lempatkan keluar)



Akhhh, benar2 nikmaTt, akhirnya beban berat ini terlepaskan sudah, pergi kau keluar wahai makanan dan minuman yang tak bertuan pergi kau keujung dunia, dehidrasi di gurun sahara hilang di segitiga Bermuda, pergi kau keluar angkasa hipotermia di kutub utara hilang di samudra antartika dan jangan kembali (prettT…) kemudian membaca Koran sambil bersiul siul . . .

(masuk seorang priyayi tua berdandankan intan permata, yang disebut2 akan menjadi capres di 2012 mendatang)

Prof.Untung Phd : dasar tai memang tidak bisa diajak kompromi, klo udah maunya, pengen merojol sajah, beda ma pejabat pemerintah, gampang diajak kompromi cukup dengan dempulan uang, wuahh berarti pejabat stratanya kalah dunk ma tai gw, wkwkkw . . . sTtt, diem gw kan juga pejabat ehehee . . .

(sambilan buang hajat terlihat si lelaki tengah sibuk membaca buku porno sambil ketawa cekikikan wkwkw)



klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

Monolog Kapok

 Berikut ini adalah naskah kiriman dari  Zohry Junedi

Monolog
KAPOK
Karya
Zohry Junedi



K A P O K ; (Monolog Script)
(masuk diiringi music mbah surip ; Bangun lagi tidur lagi)
(sarung berselempangan , masuk sambil ketawa malas tak tentu masa depan, lanjut tidur ditengah panggung)
(Mendadak bangun tidur, penuh dengan kerutan diwajah menggerutu…!!!)
Akkhhh, sial… sial kalian semua hampir sajah . . . akhh sayang sekali tinggal sedikit lagi, sial… kenapa kalian bangunkan saya, nyaris sajah setumpukan uang itu jadi milik saya, saya sudah terlalu sangadh sangadh sabar menunggunya, ditiap malam saya terus berdoa menunggu agar mimpi itu datang, dan baru sajah mimpi itu datang, tapi kalian tau baru saja mimpi itu terlewatkan, akhhhhhhh…..
(uring2an menyalahkan diri sendiri, atau mungkin tepatnya tidak tau siapa yang wajib disalahkan)
Akhhh… jangankan untuk menghitungnya, meraba lembaran demi lembaran uang itu saja belum sempat, akhhh…. Bodoh bodoh… kalau sudah begini harus bagaimana??? Akhh…. Klo begitu saya harus segera tidur kembali, Mungkin mimpinya belum terlalu jauh, dan jangan harap kalian dapat sepeserpun dariku, sial!!!
(…zZZZ!!!)




klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

Bendera Setengah Tiang

Berikut ini adalah naskah kiriman dari  Zohry Junedi

BENDERA SETENGAH TIANG
(Terinspirasi dari Puisi Negeri Para Bedebah: Adhie M Massardi)



Karya
Zohry Junedi



Prolog Terlalu naïf bagi negeri ini, bila harus kisah ini kusimpan sendiri dalam kukungan ketidakadilan, keserakahan dan kesewenang wenangan, bangsa ini sudah terlalu sabar mentolerir setiap dosa dosa yang kemudian dianggap musibah masal sebagai kambing hitam atas kita, biar pertiwi ini tau bahwa dinegeri ini pernah ada satu kisah yang mungkin saja tidak patut diteladani, oleh kita.

ADEGAN I
(Instrument Music: Merpati Putih, Erwin Gutawa)

Muncul sosok bayangan 2 orang kelam, tidak terlalu jelas apa yang mereka bicarakan, mereka terlibat dalam transaksi gelap, konspirasi!



ADEGAN II
(Countinue Instrument Music: Merpati Putih)

Seorang lelaki tak muda, muncul perlahan lahan menuju tiang bendera yang telah dikibarkan setengah tiang sebagai perlambang duka atas banyak pristiwa yang menimpa ibu pertiwi. Disusul beberapa orang penghuni pemukiman kumuh, dibawah kolong langit itu.

Orang Tua:
(Hormat penuh haru ketiang bendera)

Pengemis I:
(mengais ngais sampah berharap menemukan sesuatu yang bisa dimakan)

Pengemis II:
(masuk memulung sampah disekitar panggung)

Wanita I,II:
(mencuci baju dipinggir sungai)

Wanita III dan anaknya:
(sibuk menimang bayinya yang kurang gizi)
Pengemis I:
(sambil terus melahap sisa2 makanannya)
hei orang tua, berhentilah menggoda bendera itu, setiap hari kulihat kau selalu berdiri tak pantang sekalipun panas, lihatlah tubuhmu sekarang kurus serupa bambu tua itu,

Pengemis II:
Bagooss . . . BagooSs . .

Pengemis I:
Hei orang tua, sebenarnya apa yang kau harapkan dari sikapmu itu?? Sepanjang hari hanya menatap bendera itu saja, Dasar orang tua goblok, orang tua aneh!

Pengemis II:



klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

Riyadhus Shalihin - Imam Nawawi

Keikhlasan Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Ucapan Dan Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya sama menyembah Allah, dengan tulus ikhlas menjalankan agama untuk-Nya semata-mata, berdiri turus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat dan yang sedemikian itulah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)

Allah Ta'ala berfirman pula:
"Samasekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah binatang kurban itu, tetapi akan sampailah padaNya ketaqwaan dan engkau sekalian." 1 (al-Haj: 37)


Allah Ta'ala berfirman pula:
"Katakanlah - wahai Muhammad 2,sekalipun engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah." (ali-lmran: 29)

1. Dari Amirul mu'minin Abu Hafs yaitu Umar bin Al-khaththab bin Nufail bin Abdul 'Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin 'Adi bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib al-Qurasyi al-'Adawi r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda 3:
"Hanyasanya semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itupun kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehinya, ataupun untuk seorang wanita yang hendak dikawininya, maka hijrahnyapun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu."
(Muttafaq (disepakati) atas keshahihannya Hadis ini)

Diriwayatkan oleh dua orang imam ahli Hadis yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Almughirah bin Bardizbah Alju'fi Albukhari, - lazim disingkat dengan Bukhari saja -dan Abulhusain Muslim bin Alhajjaj bin Muslim Alqusyairi Annaisaburi, - lazim disingkat dengan Muslim saja - radhiallahu 'anhuma dalam kedua kitab masingmasing yang keduanya itu adalah seshahih-shahihnya kitab Hadis yang dikarangkan.


Senin, 21 Maret 2011

Mak Ana Asu Mlebu Ngomah

Mak…!!
Ana Asu Mlebu ngOmah

Dening: Andy Sri Wahyudi


ada juga versi bahasa Indonesia>> Mak Ada Anjing Masuk Rumah


ANA ING KAMPUNG EMBUH. KAMPUNG SING ORA ANA NANG PETA KECAMATAN.

NANG LATAR SING RADA JEMBAR, ANA BOCAH WADON CILIK JENENGE SUMI, LUNGGUH DEWEAN NUNGGU MAKNE MULEH SAKA PASAR. SUMI KETHAP KETHIP, RUPANE KATON NYREMIMIH.
ORA LET SUWE SUMI NYANYI-NYANYI DEWE. NYANYI SAPENAKE UDELE DEWE.

Sumi : Dondong apa salak
Duku cilik-cilik
Ngandong apa mbecak
Mlaku thimik-thimik
Mengko ibu mesti mundhut oleh-oleh
Kacang karo roti
Aku diparingi

Ah males ah…

SUMI MLAYU MBUH LUNGA NANGENDI

SAKA NJERO OMAH, ANA SUARA PATING GLODEK, SUARA BEKAKAS PADA TIBA. ANA SUARA ASU NJEGOG, NGGERENG, LAN GUMUYU CEKEKEKAN. DUMADAKAN NYUSUL SUARANE SURIP, BENGAK-BENGOK MISUH-MISUH DEWE. SURIP MBANYAKI, GEDABIKAN NGOYAK-OYAK MECUTI ASU! NGANGGO PECUT BLEDEK, SENJATA WARISAN LELUHURE!

Surip : Maak!! Ana Asu mlebu ngomah!!! Cia...ttt!!! CTAR…CTER…CTER…CTAR...!
Modar Ndasmu! Kena cengelmu ra kowe! Sabet Cangkemmu!

Asu-asu : Gugukkk gukk gukkk gukkk!! Grrrr!!! Hahaha…Kakakakakakak..!!!

Surip : Minggat!! Asu Njijiki!! Kena cengelmu ra we!

ASUNE MLAYU METU NGOMAH, NANGING ANA ASU SIJI SING ISIH KERI, NGADEK NGGEJEJER MENTHELENGI SURIP. SURIP GAGE MLUNCAT MECUT NDASE ASU.

Surip : Wo…malah mecicil! Tampanana! Ciaaattt…! Modar Cocotmu!



NAGGING LUPUT! SURIP BOLA-BALI MECUTI NANGING TETEP LUPUT, MERGANE ASUNE LUWIH LINCAH, GESIT LAN PINTER ENDA. NGANTI ASU KUWI MAU MLAYU METU OMAH! SURIP NUTUTI ASU METU NGOMAH, MLAYU JRANTHAL NGGAWA PECUT BLEDEK. SURIP NGOYAK NGANTI TEKAN ADOH, NANGING KALAH CEPET KARO PLAYUNE ASU.

***
SUMI NJEDUL DOLANAN ENGLEK MANEH NANG LATAR. COTHOT LIWAT LATARE SURIP AREP LATIHAN SILAT NANG NGISOR WIT RANDU.

SURIP MLAKU KATON KEKESELEN, BANJUR MARANI SUMI SING LAGI DOLANAN ENGKLEK DEWE.

Surip : Sum asune mau bali meneh ra?

Sumi : Aku rangerti e kang? (Sumi lingak-linguk) Kae pa kang Asune?

Surip : Ndi e Sum?

Sumi : Kae lho malah nguya-ngguyu!

Surip : Wo ho’oh e! Pancen truk biangane tenan ok! Bakal tak kemah-kemah tenan kowe Su!

SURIP MLAYU NGOYAK ASU MANEH, NANGING DUMADAKAN ANA SATENGAHING DALAN, SURIP RAISA OBAH. AWAKE NGACENG! KAKU KABEH.

NANG LATAR OMAH PANGGONANE SUMI ENGKLEK.

MAK JIUK, IBUNE SURIP MULIH SAKA BAKULAN NANG PASAR. MARANI SUMI SING LAGI ENGKLEK.

Sumi : Mak ana asu mlebu omah!

Mak Jiuk : Asune sapa? Aneh-aneh! Nduk, Muleh yo! Ki tak gawake oleh-oleh. Kang masmu nangendi je nduk?

Sumi : Mlayu ngoyak asu mak.

Mak Jiuk : Wah jan bocah kok senenge aneh-aneh!




klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

Mak Ada Anjing Masuk Rumah

Maak…!!
Ada Anjing Masuk Rumah
Mak…!

Karya: Andy Sri Wahyudi

ada juga versi bahasa Jawa >> Mak Ana Asu Mlebu Ngomah


Babak 1

Seorang bocah perempuan bernama Sumi duduk sendirian di sebuah halaman rumah yang sempit, ia menunggu emaknya pulang dari pasar. Sumi hanya diam, bengong dan agak blo’on, sesekali tengak-tengok ke kanan dan ke kiri.

Sumi diam, kini matanya menerawang jauh ke depan, dan perlahan tersenyum sedikit manis. Lalu bernyanyi pelan membuat nada sendiri. Sesukanya.

Sumi : Tik tik tik bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok daun dan ranting
Pohon dan kebun basah semua…

Tapi tiba-tiba Sumi diam lagi, dan bosan. Tangan kirinya menggaruk-garuk leher. Mukanya memelas.

Sumi : Main engklek ah.



Sumi beranjak dari tempat duduknya lalu ia mengambil sebatang ranting, dan menggambar garis-garis engklek di tanah. Sumi bermain engklek, tapi di tengah permainan Sumi berhenti tak mau bermain lagi. Dia sebel.

Sumi : Ah, males ah!

Lalu ia pergi begitu saja, berlari entah kemana.

Dari dalam rumah, Surip berteriak keras sekali.


Surip : Mak…!! Ada Anjing masuk Rumah Mak…!!

SEBUAH DAUN PINTU DARI SENG MASUK ke TENGAH PANGGUNG. PARA PEMAIN MELEMPARI PINTU DENGAN PERKAKAS DAPUR DAN BENDA-BENDA RUMAH TANGGA.

Lantas Terdengar suara yang berantakan, suara perkakas dapur berjatuhan. Lalu ada suara Anjing menggonggong-gonggong, mengerang, dan tertawa cekakan. Sementara, Surip berteriak-teriak sambil bersumpah serapah. Surip pontang-panting mencambuki dua anjing yang masuk rumahnya dengan Cambuk Petir, senjata warisan leluhurnya.
Ctar..! Ctar..! Ctar..!

Surip : Keparat! Bangsat! Anjing bregsek…!

Kedua anjing itu berlari gesit menghindari pukulan Surip. Kedua anjing itu terus mengonggong, mengerang, dan tertawa cekakakan. Surip hampir kualahan, tapi ia terus mengejar dan memukul seperti orang kerasukan.

Surip : Minggaaatttt…Bajingan Rongsok!!! Penjilat..!!

Seekor Anjing lari keluar rumah, tapi anjing yang satunya masih di dalam rumah. Berdiri tepat di depan Surip dengan sorot mata tajam melototi Surip. Tak sedikitpun Surip takut dengan Sorot mata Anjing itu. Surip meloncat mencambuk kepala Anjing!

Surip : Ciiaaaattttt…!!! Modar!! Pecah kepalamu Njing…!

Sayang, meleset. Kerap kali Surip mencambuki dengan beringas, liar, dan persetan, tetapi tetap saja tidak kena. Anjing itu sangat lincah, gesit, dan pandai menghindar. Anjing itu berhasil keluar rumah, Surip tak mau kalah, ia mengejarnya, berlari membawa senjata cambuk petir. Surip mengejar sampai jauh, tapi larinya kalah cepat dan zig-zag dengan anjing itu. Surip berlari entah sampai dimana.

Sumi berlari kecil kembali ke halaman rumah dengan wajah yang cerah, ia mengambil sebatang ranting pohon untuk memperjelas garis-garis di tanah. Sumi bermain engklek lagi.
Surip berjalan sempoyongan, tubuhnya terlihat lelah. Ia mendatangi Sumi yang tengah asyik bermain sendirian.

Surip : Sum, ada anjing yang lewat sini nggak?

Sumi : Sumi nggak tahu Kang? (Sumi toleh-toleh lalu menujuk ke suatu arah)
eh, kang, Anjingnya itu ya kang?

Surip : Dimana Sum?

Sumi : Itu lho kang anjingnya! Itu yang senyam-senyum. Eh, sekarang malah tertawa kang.

Surip : O…! Anjing Keparat! Bakal tak makan mentah-mentah kamu Njing! Hei tunggu jangan lari Njing…!

............................................

klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

DR. RESURRECCION: AKAN MENYEMBUHKAN BANGSA

 Naskah ini sumbangan dari ANDY SRI WAHYUDI

 ingin nyumbang naskah? klik sini

DR. RESURRECCION: AKAN MENYEMBUHKAN BANGSA
DOC RESURECCION: WILL CURE THE NATION

karya Layeta Bucoy (Filipina/2010)
diterjemahkan oleh Muhammad AB (2010)
penyelaras bahasa: Gunawan Maryanto (2010)


Dok. Indonesia Dramatic Reading Festival 2010

KARAKTER:
Jes Resurreccion, usianya akhir 30-an, seorang dokter, dengan wajah mestizo, lumayan putih bersih wajahnya, banyak tersenyum, sangat memesona
Boy Handsome, usianya akhir 30-an, wajahnya buruk rupa, berkulit gelap, dengan tambalan di seluruh wajah dan lengannya, merupakan akibat dari penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, di jarinya terselip cincin yang berbentuk cacing, dia sering menggaruk-garuknya.
Elsa, usianya akhir 30-an, hamil 5-7 bulan, istri dari Boy Handsome
Ma, usianya sekitar 50-an, ibu dari Boy Handsome
Pa, usianya sekitar 50-an, ayah dari Boy Handsome, gerakan yang tidak terkontrol pada tangan kanannya membuat tangannya terlihat selalu gemetar, hampir buta.



Di belakang terdapat rumah Boy Handsome, sebuah rumah yang umumnya dihuni oleh keluarga nelayan miskin. Di kiri, ada perahu yang diikatkan kepada salah satu bambu penopang rumah yang menyembul keluar. Pa tidur di dalam perahu. Di sebelah kanan, terdapat kamar mandi yang belum selesai dibuat. Di belakang tengah panggung ada jendela yang ditutupi dengan pita. Tertulis di pita itu: Simbol Politik Baru yang Akan Menyembuhkan Bangsa, dr. Resureccion Walikota Pilihan Anda. Ada tanda X besar, ditulis dengan tinta warna hitam, dimaksudkan untuk menghapus kata ‘Dr.’ di atasnya, masih dengan tinta hitam tertulis: ‘Handsome.’ Ada botol-botol minuman keras murahan dan botol serta galon saus ikan produksi rumahan. Dari jendela, ada bambu-bambu tebal menyembul keluar yang berfungsi sebagai gantungan baju. Jala ikan yang terlihat sudah tua dan terlalu sering digunakan digantung di situ. Pada gantungan itu juga, dua gagang pancing tua disandarkan.
Lampu menyala pelahan, kita mendengar lagu Lando/Sa Dilim (lagu rap Filipino, merupakan ratapan atas kisah cinta antara perempuan kaya dan laki-laki miskin yang berakhir dengan terbunuhnya perempuan kaya itu dengan sadis) oleh Gloc 9 dan Francis Magalona (lagu dapat diganti dengan Gangsta’s Paradise). Dari sisi kiri panggung, masuk dari rumah, Boy Handsome dan Jess memasuki panggung. Jess menggotong kardus kotak pemutar DVD baru yang mahal harganya, satu jala ikan, dan dua pancing baru.
Boy Handsome membawa remote control.

Jess: Iya benar, suaranya bisa terdengar sampai jauh. Tapi Boy, kamu tahu, ini (menunjuk pada pemutar DVD yang mahal) bahkan bisa terdengar hingga ke seberang laut. (Mengeluarkan pemutar DVD dari kotaknya).
Boy Handsome: Bukan cuma suaranya. Lihat ini (menunjukkan remote control) dia bisa berfungsi dari sini. (Membuka pita sedikit, menjulurkan tangannya ke dalam jendela, terlihat bangga) Nah, lihat sendiri. (Musik mengecil).
Jess: (Memperlihatkan pada Boy Handsome remote control dari pemutar DVD yang mahal) Ini bahkan bisa digunakan ketika kamu sedang mandi di laut. Kamu tahu? Ini model terbaru.
Boy Handsome: Heh Monyong, punyaku juga baru. Baru kubeli minggu kemarin.
Jess: (menunjukkan pemutar DVD mahal) Yang ini original. Kamu harusnya beli barang-barang yang original, Boy. Jangan yang bajakan dong.
Boy Handsome: (Menyibak pita, menjulurkan tangan yang membawa remote control ke jendela) Yang kamu sebut barang bajakan itu juga punya speaker, walaupun gak ada TV-nya, dengarlah suaranya juga keras. (Musik membesar, makin keras hingga sangat keras. Pa terbangun, segera duduk)
Pa: Sontoloyo! Suara apa ini? Bangsat!
Boy Handsome: Eh, Ayah! Tidur di dalam perahu lagi? Kan, sudah ada ranjang bambu yang baru. (Mengarahkan remote control ke jendela. Musik berhenti.)



klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

Urip DiLakoni Kanthi Waras lan Trengginas

LELAKON
Urip DiLakoni Kanthi Waras lan Trengginas

Katulis Dening : Andy Sri Wahyudi



Ringkesan Carita

Wis ora kena diselaki maneh, jaman ora tahu mandeg. Modal gede terus mubeng nggiling manungsa. Awak dadi wesi keringet dadi oli! Manungsa wis raurusan marang liyan. Akeh sing pengin ngrasakake surgane donya lan surgane akhirat kanthi ngalalake kabeh cara. Uriping manungsa samsaya suwe samsaya kebacut: dadi kewan sing tegel pangan-panganan.

….lan ana agama anyar sing jenenge: Duit!


Ana satengahing jaman kuwi carita lan lakon-lakon kacipta: Nanang Edan, Kawit, Kajine Amat Sugeh, Nursoleh, Samsinah, Cempluk, Jumiran Alap-alap, Mbah Temu Cahyadi, Lestari, Siti lan Nurdin. Wong-wong sing urip ana ing pinggir kutha. Akeh carita dadi siji ing LELAKON. Kabeh duweni lelakone dewe-dewe: seneng, ndagel, trenyuh lan ana kekuataning urip sing bisa dadi kaca benggala ing sajrone nglakoni urip!


Cah Ayu…Tresnaku Ora uwis-uwis….



Lakon-Lakon ing LELAKON

1. Cahyadi Pawongan Lanang enom umur 25 tahun. Rada pecicilan tur romantis.
2. Nanang Edan Pawongan Lanang enom umur 27 tahun. Mbiyen tukang gawe gurit lan puisi.
3. Lik Kawit Duda duwe anak siji, umure 45 Tahun. Bekas maling nanging sok Priyayi wicaksana.
4. Kajine Amat Sugeh Tetua ing kampung umur 50 Tahun, isih ketok gagah, senengane nganggo teken ben merbawani. Gaweane nyramahi uwong.
5. Nur Soleh Cah enom, bujang umur 20 tahun. Sregep salat lan lugu.
6. Nurdin Nom-noman umur 22 Tahun, tukang adu jago nanging setia marang pasangan. Ne nyandang model gali 70an. Rambute kliwiran.
7. Jumiran Alap-alap Maling kelas teri, umur 21 Tahun nek nyandang lan bahasane gayane kaya wong landa.
8. Lestari Pawongan wadon umur 23 tahun, manis, cah kuliahan.
9. Samsinah Randa cerai duwe anak loro, umur 40 tahunan. Sregep nyambut gawe lan rada galak.
10. Siti Remaja loro SMA umur 17 tahun. Bocah wadon manut lan gemati marang wong tua lan sedulure.
11. Cempluk Randa ditinggal mati duwe anak siji, umur 24 tahun. Geleman lan nggateli nek karo wong Lanang.
12. Mbah Temu Simbah-simbah umur 70 tahun, nanging isih ketok sehat. Hobine mancing.


klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

Lorong Tembus Kubur - Tara Zagita

CAHAYA petir menyambar salah satu pucuk pohon hutàn tembaga. Warna cahaya itu bukan biru atau putih menyilaukan seperti petir-petir yang sering berkerilap di awan bumi. Warna cahaya petir itu merah saga. Terang sekali. Bentuknya bukan berkelok-kelok seperti petir yang sering terlihat di permukaan burni. Bentuk cahaya merah itu menyerupai pedang raksasa. Panjang dan berukuran besar.

Sekali melesat menimbulkan dentuman dahsyat. Menghentak kuat, bagaikan ingin membelah alam dimensi mist ik. Suara dentuman itu bergelombang panjang, seolah-olah berjalan dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Ketika lidah petir alam mistik itu menyambar salah satu pucuk pohon hutan tèmbaga, maka dalam sekejap. saja puluhan pohón lainnya ikut menjadi hangus. Terbakar dan hancur menjadi debu serbuk tembaga.


“Aku belum pernah melewati hutan ini, Paman. Apakah pohonpohonnya benar-benar terdiri dan lapisan logam tembaga?”

“Kurasa benar. Petiklah daun pohon yang pendék itu, Kumala. Coba, petiklah sehelai saja.”

Kumala Dewi menuruti saran tersebut. Anak pohon yang masih tergolong muda dengan tinggi hanya sebatas lutut itu memiliki daun selebar telapak tangan orang dewasa. Warnanya coklat bening. Sepertinya tampak rentan dan mudah dipetik.

Tapi kenyataannya tidak demikian. Kumala Dewi mengerahkan tenaganya untuk memetik sehelai, ternyata tidak bérhasil. Daun anak pohon itu selain keras juga kenyal. Dipulir ke kanan, kembali ke kiri, dipulir ke kiri kembali ke kanan. Ketika daun itu beradu dengan daun yang timbul adalah suara gesekan dan benturan logam tembaga. Traang, .zzssrreeng, traaang, trrreeeng, zzssreeeng...!


Arwah Yang Suka Bernyanyi - Donatus A. Nugroho

CHAPTER 1:
MEMBELI RUMAH KUNO

Pesta sederhana itu berlangsung cukup meriah. Berkali-kali Pak Wibisono saling berpandangan dengan istrinya, saling tersenyum dengan manis, menandakan kebahagiaan sekaligus kepuasaan. Para tamu undangan yang datang dari jauh adalah mereka yang mulai hari ini resmi menjadi mantan tetangga. Kedatangan mereka adalah bukti bahwa Pak Wibisono sekeluarga tetap disayangi dan dihormati, bahkan mungkin disayangkan kepergiannya. Tamu yang lain adalah orang-orang sekitar yang akan menjadi tetangga baru.
Kesediaan mereka datang mengisyaratkan bahwa keluarga Wibisono diterima dengan baik di lingkungan mereka.
Di luar itu semua, yang paling membahagiakan Pak Wibisono adalah kenyataan bahwa mulai sekarang ia sudah memiliki rumah sendiri, setelah bertahun-tahun sejak menikah mereka hanya menempati rumah kontrakan.

Katanya, kesempurnaan seorang lelaki adalah apabila ia sudah memiliki sebuah rumah sendiri dari hasil jerih payahnya. Pak Wibisono bangga, biar pun untuk memiliki rumah ini, ia terpaksa harus meminjam uang kantor dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Ia juga harus merelakan menjual sedan kesayangan dan menghabiskan hampir seluruh tabungannya.
Tapi kalau tidak begitu, kapan lagi kesempatan itu ada?
Rumah tua di pinggir kota ini tidaklah terlalu jelek.
Dengan sedikit perbaikan di sana-sini, Pak Wibisono yakin bisa menyulapnya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Tenang karena letaknya yang di pinggiran, dan sejuk karena dekat perbukitan serta areal perkebunan kopi.
Semula Ibu Wibi kurang setuju dengan pilihan suaminya. Begitu juga dengan Miko, anak sulung mereka. Kata Miko, rumah tua ini kesannya sangat angker. Melihatnya dari luar, apalagi pada malam hari, selalu membuat bulu kuduknya berdiri. Seperti markas vampire!
Pak Wibisono selalu menertawakan anggapan putra tertuanya itu.
Kata beliau, itu akibat terlalu sering menonton film horor atau misteri di televisi. Menurut Pak Wibisono, rumah tua berarsitektur Belanda ini bisa menjadi investasi yang kelak amat berharga. Antik dan langka. Atas pertimbangan itulah Pak Wibisono bertahan dengan pilihannya. Apalagi ia tidak sendirian. Di luar dugaan, Karmila sangat antusias dengan pilihan ayahnya tersebut. Gadis manis, adik Miko yang duduk di kelas tiga SMP itu, justru selalu menyemangati ayahnya untuk segera menyelesaikan transaksi pembelian. Dua lawan dua. Dan karena ternyata rumah ini dijual dengan harga yang terbilang cukup murah, maka Ibu Wibi dan Miko terpaksa mengalah.


Minggu, 20 Maret 2011

Sosok di Balik Gejolak Ekonomi Dunia - Alan Greenspan

Alan Greenspan kali pertama ditunjuk sebagai Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral AS, atau Federal Reserve (The Fed) pada pemerintahan Presiden Ronald Reagan. Berkat kepiawaian dan keakuratannya dalam membuat kebijakan moneter, Greenspan mempertahankan jabatan ketua Bank Sentral AS hingga empat kali periode, tanpa terpengaruh presiden AS yang terus berganti.

Catatan prestasi Greenspan yang menonjol antara lain keberhasilannya menangani krisis pasar saham Black Monday, meledaknya bisnis internet dot.com, gelembung pasar saham bulan Maret 2000, dan resesi akhir tahun 2000, tahun 2002, dan peristiwa-peristiwa pasar terkini.


Analisis yang tajam dan akurat dalam kebijakan moneter, membuat setiap langkahnya diperhitungkan dan ditunggu-tunggu semua pihak. Hingga ada joke di kalangan pasar dunia, suara batuk Greenspan saja bisa memengaruhi gejolak ekonomi dunia.

Sejak Greenspan menjabat ketua Bank Sentral AS, setiap pengumumannya selalu diliput media cetak dan elektronik. Bahkan stasiun televisi menyiarkan langsung detik-detik pengumuman kebijakannya—persis seperti peluncuran pesawat antariksa, di layar televisi terlihat hitungan mundur jam, detik demi detik, hingga tiba saatnya pengumumannya.

Buku ini mengupas tuntas liku-liku dan sepak terjang Alan Greenspan menjadi ketua Bank Sentral AS. Bagaimana konflik dan intrik pembuatan keputusan Bank Sentral AS? Bagaimana pemikiran Greenspan? Syahdan, sebagai bangsa yang bijak, seharusnya para ekonom Indonesia bisa belajar banyak dari sosok Alan Greenspan dalam mengeluarkan kita dari krisis ekonomi yang berkepanjangan ini.


Senin, 14 Maret 2011

13 Pagi

13 PAGI
Naskah Cucuk Espe



Salam,
Dengan ini saya kirimkan naskah teater 13 PAGI karya saya yang telah dipentaskan Teater Kopi Hitam secara keliling Jawa-Bali sepanjang 2010 lalu. Semoga bermanfaat.

Salam,
Cucuk Espe


02. Sinta
(Berteriak dari dalam) Masih pagi…jangan berteriak seperti itu. Kau mulai cerita yang aneh-aneh.

03. Barman
Aku cuma melatih ingatanku, Sinta!

04. Sinta
Tapi tidak dengan cara seperti itu. Nanti tenggorokan sakit. Ke dokter lagi, duit lagi…

05. Barman
Itulah perempuan. Semuanya diukur dengan duit. Bahkan tidak boleh sakit pun, alasannya karena duit.

06. Sinta
(keluar sambil membawa handuk kecil). Jangan sampai kambuh lagi. (mengusap kening Barman) Bukan saatnya berteriak seperti itu. Kayak anak kecil!

07. Barman
Cuma sekedar untuk mengusir bosan dan agar kelihatan variatif. Lebih dinamis!

08. Sinta
Bosan?



klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini

Selasa, 08 Maret 2011

Monolog Mereka

MONOLOG

MEREKA


KARYA : YUSUF KURNIAWAN


Mementaskan naskah ini harus menghubungi penulis (sekedar pemberitahuan).

Yusuf Kurniawan
Email : capcusranger@yahoo.com

HP : 085715052528


PANGGUNG SEPI,SURAM,KACAU,TAPI TERLIHAT BERANTAKAN.
KEMUDIAN CAHAYA SAMAR MENYOROT SAMPAH SAMPAH YANG ADA DIRUANGAN.
SUARA-SUARA BINATANG MALAM MENEMANI SEPI DAN SURAMNYA MALAM,DAN JUGA ALUNAN-ALUNAN MUSIK YANG SEAKAN MENGIRINGI KEMATIAN SESUATU YANG TERHORMAT.

(dari kejauhan) hei,hei !!! jangan,jangan !!!

Ini sudah tidak ada isinya lagi ! masih saja kau ingin merebutnya….
Dasar makhluk miskin!! Aku yang seperti ini,masih saja di incarnya.
Padahal yang saya lihat,mereka lebih kaya dari saya.
Mereka mengenakan dasi,baju rapih yang berkerah saban hari…
Aha…yayaya…sepatunya,sepatu kulit!
Mungkin mereka membelinya dari luar negri,atau justru mereka membelinya dipasar asongan,yang harganya bisa di nego....hahahaha…

Ah,tapi tidak mungkin juga kalau mereka membelinya dipasar asongan…
Lha upah mereka sebulan saja,mungkin cukup untuk biaya makan ku setahun.
Tapi…kalau mereka benar-benar membelinya dipasar asongan yang harganya bisa di nego itu….lalu kemana sisa-sisanya upah mereka?

(tampak kebingungan,lalu mencari-cari sesuatu disekitar ruangan yang kacau)

Tidak ada….tidak ada….tidak ada….tidak ada…..tidak adaaaaaaaaa…..
Brengsek!!! Dimana mereka menyimpan sisa-sisanya?
Disini tidak ada,disitu tidak ada,disini tidak ada,disitu tidak ada.
Brengsek mereka!!! Ahli betul dalam sembunyi-sembunyi.

(kepada penonton) hei kalian!!! Jangan hanya duduk manis saja! Ayo bantu saya untuk menemukan yang mereka sembunyikan.
Yayaya…jangan-jangan,kalian adalah anak-anak kutu dari mereka ya!?
Sebenarnya,kalian tau kan,dimana mereka menyembunyikan sisa uang belanjaan mereka.
Hahahaha….bodoh,bodoh,bodoh.
Tidak mungkin kalian tau,lha kalian saja hanya duduk termenung,tanpa tau apa yang saya rasakan….ya kan?!

(lelah mencari,sangat lelah,kemudian tersungkur lemas)

Hahaha….saya tau! Saya ingat! Saya mengerti !
Sisa-sisanya itu,mereka gunakan untuk membeli karung sampah!
Ya…karung sampah yang seperti saya miliki ini…
Saban hari saya mengisi karung ini hingga penuh…saya isi dengan sampah-sampah yang saya temukan.
Tapi tak jarang pula,saban hari mereka menginkan karung yang saya bawa ini.
Mereka ingin sampahnya? Atau karungnya ya?
Aaahhhh….masa bodo! Siapa yang peduli…
Terserah mereka saja ingin sampahnya,atau karungnya!
Mereka sendiri yang membuktikan,kalau mereka miskin.
Miskin!!!miskin!!!miskin!!!miskin!!!woy makhluk miskin!!!!

(tiba-tiba muncul suara sirine yang mengagetkan)

Apa itu? jangan-jangan!....

(tokoh lari bersembunyi dengan rasa ketakutan)

Ampun!!! Ampun pak!!! Ampun!!! Saya tadi hanya bercanda…sungguh,saya hanya bercanda…ampun…ampun….saya hanya orang kecil pak,tidak punya apa-apa…
Ini-ini,ambil saja karung saya,kalau memang anda mau….
Atau silahkan anda memilih sampah mana saja yang anda ingin kan…








klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya
Download Naskah Ini