Pages

Minggu, 03 Oktober 2010

Wiro Wableng | Dosa yang Tersembunyi - Bastian Tito


KELELAWAR Pemancung Roh menggeledah semua kamar yang ada di dalam bangunan bawah tanah. Namun Bintang Malam tidak ditemui. Dia lalu memeriksa tempat-tempat lain yang diduganya bisa dijadikan tempat persembunyian. Tetap saja istri yang paling disayanginya dan tengah hamil itu tidak ditemukan. Istri paksaan lainnya yang berjumlah sebelas orang tidak satupun mengetahui dimana beradanya atau kemana perginya Bintang Malam. Malah diam-diam sebelas perempuan itu sama bersepakat, jika ada kesempatan mereka juga akan melarikan diri. Kelelawar Pemancung Roh tidak bodoh.

“Kalau mereka punya anggapan Bintang Malam kabur melarikan diri, pasti dalam benak sebelas perempuan ini juga ada rencana seperti itu!” Kelelawar Pemancung Roh memerintahkan semua istrinya masuk ke kamar masing-masing. Lalu pintu dikuncinya dari luar. Di depan pintu yang terakhir dikuncinya Kelelawar Pemancung Roh ber-pikir. “Jahanam rambut gondrong itu membantai dua puluh kelelawar kepala bayi. Tapi masih ada puluhan kelelawar biasa yang menjaga kawasan Teluk. Kalau perempuan itu memang melarikan diri, puluhan kelelawar pasti akan men-cegah, akan menyerangnya. Aku punya dugaan Bintang Malam belum meninggaikan Teluk Akhirat. Pasti ber-sembunyi di satu tempat.



0 komentar:

Posting Komentar