Pages

Jumat, 17 April 2009

KEMUNING - Maria A Sardjono

Tatkala DEWO terpaksa menikahi gadis yang dihamilinya, pacarnya Wulandari merasa amat risi dan tertekan karena setiap orang di Tawangmangu merasa iba kepadanya. Harga dirinya sangat terluka oleh perhatian berlebihan itu. Karena sebenarnya dia bukan gadis rapuh yang patut dikasihani- Perlakuan orang orang di sekelilingnya justru membuat Wulan merasa dirinya pecundang, orang yang terkalahkan dan tersingkirkan. Oleh sebab itulah ia tidak sudi menumpahkan air mata hanya untuk menangisi kekasih yang tidak setia.
Tetapi ternyata Wulandari keliru. Menangis itu perlu. Karenanya ketika Eko mampu menyibak konflik yang ada di batinya, tangisnya pun akhirnya tumpah di atas dada laki-laki itu. dan dalam perjalanan waktu, keakraban mereka berkembang menjadi cinta yang tumbuh dengan suburnya. Persamaan kisah, minat dan cara pandang mematrikan hati mereka berdua.

Namun sayang, Tawangmangu bukanlah Jakarta. Kisah cinta antara Wulandari anak pemilik perkebunan yang kaya raya dan Eko, anak salah seorang mandor perkebunan itu sulit diterima oleh keluarga kedua belah pihak maupun oleh komunitas setempat Terlebih karena sistem nilai feodalisme begitu kuatnya dalam hierarki dunia perkebunan dan darah priyayi yg mengalir ditubuh wulandari terlalu kuat. unduh

0 komentar:

Posting Komentar