Naskah Teater
ORANG-ORANG BAWAH TANAH
Oleh: R Giryadi
ORANG-RANG SEDANG SIBUK. MEREKA SEDANG MENGANGKUTI BARANG-BARANG. ADA PULA YANG SEDANG MENGGALI DINDING GUA. TETAPI TIDAK SEDIKIT YANG BERMALAS-MALASAN. MEREKA SEPERTI TIDAK PERNAH BERHENTI BEKERJA.
SAAT MEREKA SERIUS BEKERJA, TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA BERGEMURUH. DINDING GUA BERGETAR. ORANG-ORANG KALANG KABUT. DINDING GUA RUNTUH. ORANG-ORANG BERLINDUNG. MEREKA BERTIARAP SAMBIL MELINDUNGI KEPALANYA. GEMURUH PERLAHAN-LAHAN BERHENTI.
01. ORANG 1
Sudah pergikah mereka? (Bangkit perlahan-lahan) Tidakah mereka mempunyai kesadaran baru yang tidak merugikan orang lain, hidup tenang, damai, tentram, tanpa terusik siapapun. Apakah mereka tidak……
02. ORANG II
Itu jelas tidak mungkin. Persoalannya……
03. ORANG I
persoalannya kita di bawah, mereka di atas.
04. ORANG II
bukan itunya, bukan atas bawahnya. Tapi keselarasan, keseimbangan, toleransi, dan sebagainya yang harus diterapkan. Nah kalau sudah demikian itu, tidak perduli atas bawah sama-sama enakanya. Lawong kita ini belum merasakan enaknya, sudah menyatakan bosan, kapan enaknya?
05. ORANG I
Yang jelas tidak pernah enak. Kehendak kita telah menyepit, semua telah diperkosa oleh masa dan waktu yang telah membelenggu kita. Kita tidak pernah merasakan malam, siang, dan pagi. Matahari sangat mahal sekali di sini . Bulan dan bintang sudah terlalu jauh dengan kita. Kita sebenarnya ingin mencoba, tetapi kekokohan benteng-benteng itu telah membenturkan kita pada sisi dunia yang tajam. Aku sudah bosan dengan cara yang semacam ini.
06. ORANG II
Lalu, maumu apa?
07. ORANG I
Ingin memberontak keadan yang membosankan ini.
08. ORANG II
Wah, apa sudah kuwat betul? Jangan terlalu gegabah to? Kok keadaan akan kamu berontak, kamu itu, edan apa? Keadaan itu tidak usah diberontak atau di demo, tetapi di rubah. Ngototo
The Chronicles of Narnia : Keponakan Penyihir - Nurul Huda Kariem MR
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar