Selasa, 30 November 2010
Kumpulan Dongeng Anak
Kumpulan Cerita Anak
Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung,kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yangsangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkandirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagimenjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.
Hatiku Milikmu - Fatimah Syarha Mohd Noordin
Umar Al-Mujahid keliru. Hatinya direntap dua cinta berbeza. Sukar untuknya menilai kerana hakikat kedua-dua cinta itu indah di matanya.
Peti Mati alias T.R.U.S.T (naskah komedi)
Lakon Komedi
T.R.U.S.T
(Tuan Raden Urip Suwondo Tercinta)
Adaptasi Naskah "Peti Mati"
karya Yessi Anwar
BAGIAN I
ADEGAN. 1
DISEBUAH RUANG TAMU, ADA PETI MATI DISANA. SEORANG BABU SETENGAH TUA TENGAH NGEPEL SENDIRIAN DIMUKA SEBUAH PETI MATI YANG TAMPAKNYA BARU DIANTARKAN BERSAMA SEBUAH KOPER SERTA SEPUCUK SURAT OLEH POLISI KE ALAMAT RUMAH MAJIKANNYA ITU.
1. BABU :( BERDIRI DIBELAKANG PETI MATI, SEBUAH LAP DISANDANG DI PUNDAKNYA, DITANGANNYA ADA SEPUCUK SURAT YANG SUDAH DIBUKA AMPLOPNYA. TAMPAKNYA BABU ITU TELAH SENDARI TADI MEMBERSIHKAN RUANG TAMU KEIKA POLISI DATANG MENGANTARKAN PETI MATI ).
Bukan main…………………………bukan main ( MERASA HERAN ) Kok iso yaaa… orang mati saja pake dikirim dari luar negeri segala. Apa disini kekurangan orang mati. La wong, semalem saja..ditipi, katanya banyak orang mati di mbali waktu ada gempa……. Mbo’ya, ngurus itu saja….. pake diluar negeri segala. Polisi kurang gawean! Kalo ngak ada kerjaan ya mbok nangkep maling dipasar sana…… dari pada ngiring wong mati…… kan mahal ongkosnyya, buang-buang duit saja, mendingan dibeliin krupuk bisa dapet sejuta, buat ngasi wong sak kampong…………. Macem-macem….. ( MEMBERESKAN KURSI DAN MEMUKUL BANTAL-BANTALNYA ) Kalo ngirim, ya mbo’ ngirim duit ! ngirim jarik kek, ngirimke mobil kek, tekek kek…… ‘kan banyak yang lain, ini ngirim mayit, mange siniki kuburan apa? Edan tenan……… ( MENGINGAT SESUATU) Apa ya katanya polisi tadi? Polisi edan! Biki repot saja………… apa ya? O iya ……..
( MENIRUKAN GAYA POLISI BICARA ) Maaf, apa disini rumah Dr. R. Urip Suwondo yang pernah tinggal di Manila? Kalau beliau belum pulang kantor, bisa bertemu dengan istrinya? Apakah saudari istri tuan Urip Suwondo?
klik di sini untuk download naskah teater peti mati
PASSWORD: gusmelriyadh
Minggu, 28 November 2010
Komik : Tarzan
Kumpulan 31 Cerita Rakyat Indonesia
Festival Topeng
(Juara Harapan I Sayembara menulis Naskah Drama DKJ 2003)
Karya Budi Ros
Dramatic Personae
- Mbah Joyo 70 Tahun
- Blentung; anak Joyo 35 Tahun
- Mitro 35 tahun
- Genggong; Ketua Panitia 65 tahun
- Laras; Nyonya Genggong 55 Tahun
- Jarkoni; Lurah Desa 40 tahun
- Sami’un 45 tahun
- Kamun 30 tahun
- Bawor 30 tahun
- Gubil 30 tahun
- Tuji 30 tahun
- Kirno 40 tahun
- Peang 25 tahun
- Panjul 25 tahun
- Orang ke 1
- Orang ke 2
- Orang ke 3
- Orang ke 4
- Orang ke 5; Kakek Bawor 70 tahun
- Mijem; istri Kirno 39 tahun
- Sukasih; istri Peang 20 tahun
- Warti 17 tahun
- MC
- 3 ksatria utama; peserta Festival Topeng
- Parjan; peserta Festival Topeng
- Pono; peserta Festival Topeng
- Yasmudi
- Parmin
- Kamto
- Wahyu
- Panitia yang menggiring arak-arakan
- Petugas
- Ngaisah; istri Yasmudi
PEMBUKA
Jalanan Desa. Pagi. Iring-iringan peserta festival topeng bergerak menuju tanah lapang, tempat festival tahunan khas desa itu biasa digelar. Meriah betul suasananya. Terdengar bunyi tetabuhan penuh gereget. Di pinggir jalan itu, tampak orang-orang sedang bergerombol menonton dan menambah meriah suasana. Mereka saling berbisik, mengomentari, menyoraki dan mengolok. Juga mengumpat dan memaki. Semua ucapan itu serba spontan dan jujur hingga tak seorang pun sakit hati.
Kasmun, Bawor, Gubil dan Tuji, pemuda desa yang paling vocal sedang mengomentari para calon peserta festival topeng yang menurut mereka “aneh-aneh” dan lucu-lucu.
KASMUN
Wah, ini baru festival. Hebat….hebat. pesertanya banyak betul
BAWOR
Ya. Belum pernah sebanyak ini
TUJI
Kalau tidak percuma dong. Sumbangan kita tahun ini juga paling besar
BAWOR
Betul. Paling besar
KASMUN
Buset!!! Topeng apa itu, Parjan!? Serem amat, kayak memedi sawah
PARJAN
Diam kamu. Tahu apa kamu selain cangkul dan combronya Jamilah? Ini seni, monyong!
Orang-orang tertawa
GUBIL
Apanya yang seni? Berani bertaruh, nggak bakalan menang, Parjan. Jauh…jauh….
PARJAN
Menang kalah urusan belakangan, yang penting partisipasi. Daripada kalian, sawah melulu yang diurusin. Sekali-kali ikut festival dong kayak saya. Ini hiburan sehat, rekreasi sekaligus melestarikan tradisi leluhur
KASMUN
Leluhur siapa? Leluhur kita sudah lama mati, Parjan. Tradisi juga sudah lama sekarat, tinggal nunggu koit. Kalau Sri Lestari masih ada. Di Jakarta dia jadi babu
Orang-orang tertawa
PANITIA
Saudara-saudara, mohon tenang!
klik di sini untuk download naskah teater
Dhemit
DHEMIT
Karya Heru Kesawa Murti (Gandrik)
Diadaptasi oleh : Agus Suharjoko, S.Sn.
PARA PEMAIN :
- PARA DHEMIT
- RAJEG WESI
- SULI
- WILWO
- GENDRUWO
- JIN POHON PREH
- EGRANG
- KUNTILANAK
- SAWAN
- SESEPUH DESA
- PEMBANTU SESEPUH DESA
BAGIAN I
POHON YANG TERSEBAR DILERENG BUKIT ITU DITEBANGI, MEMBUAT PARA DHEMIT PENGHUNI POHON ITU TERCERAI BERA, KACAU TAK KARUAN. TEMPAT TINGGAL MEREKA ITU TELAH DIGUSUR.
DI DAERAH LERENG TERSEBUT AKAN SEGERA DIBANGUN KOMPLEKS PERUMAHAN. PARA DHEMIT AKHIRNYA LARI TUNGGANG LANGGANG, SEMENTARA TRAKTOR DN GERGJI MESIN TAK HENTINYA MENDERU, MERAUNG-RAUNG MEROBOHKAN POHON-POHON ITU DENGAN TAK PEDULI SAMA SEKALI. PARA DHEMIT MENGERANG, KECEWA, MARAH DAN TERANCAM.
PARA DHEMIT (diucapkan koor)
Paraketa malaekat, kalayan nambang sedaya rupa peksi. Nucuki lara utama impen ala umpamane sedaya yekti cinucuk sirna rampas, papas, wus titi......
TERDENGAR LAGI SUARA KACAU BALAU. KALI INI DIIKUTI OLEH KARYAWAN PROYEK PEMBUKAAN DAN PEMBANGUNAN KAWASAN ITU. SUARA ERANGAN YANG MENYAYAT HATI. PARA KARYAWAN ITU TIBA-TIBA TERSERANG SECARA MENDADAK.
RAJEKWESI, KONTRAKTOR YANG MEMIMPIN PEMBUKAAN KAWASANITU TENGAH MENGHADAPI SULI, STAF AHLI YANG DIKONTRAK DAN DIPERCAYAINYA. RAJEKWESI TAMPAK TENGAH KACAU PIKIRANNYA.
RAJEG WESI
Suli! Edan, edan kamu. Kamu ini bukan juru tulis, tapi konsultan saya! Jadi tidak hanya cukup bermodalkan rajin saja. Kamu harus menerorkan otakmu yang cemerlang. Sebab selama ini, kamu itu tidak pernah memuaskan saya.
SULI
Oooooo.......... jadi selama ini pak Rajeg belum pernah merasa puas ta. Ngomong pak Rajeg!
RAJEG WESI
Ya, kadang-kadang puas, tapi ya sering tidak. Sebab selama ini kamu belum pernah ikut memecahkan masalah proyek kita ini. Misalnya soal penduduk desa yang berbondong-bondong ke sini minta pekerjaan, kamu ikut menyelesaikan apa. Tidak! Terus soal pekerjaan pekerja yang mendadak sakit, soal pohon preh yang sulit ditebang, kamu ikut menyelesaikan apa? Juga tidak!
SULI
Pak Rajeg jangan hanya menyalahkan saya. Pak Rajeg tahu, tanah di sini ini labil. Mudah longsor. Saya sudah mengusulkan agar dibuat sistem terasering. Dan soal pohan preh itu memang sulit ditebang, meskipun sudah menggunakan traktor.
RAJEG WESI
Itu artinya kamu percaya dengan pemikiran penduduk desa!
SULI
Bukan begitu pak Rajeg. Kita sebagai orang baru di sini, sebaiknya kita menghargai pemikiran penduduk ini!
klik di sini untuk download naskah teater
NASKAH DHEMIT YANG ORIGINAL KLIK DI SINI
Sabtu, 27 November 2010
All About Prom Nite
Ketika Anak Sulit Diatur - C. DREW EDWARDS
Perahu Kertas
"Mbak Dee, makasih udah bikin Perahu Kertas. Aku terharu banget, jadi ingat sama mimpi-mimpi yang tertunda. Jadi ingat sama cita-cita dan khayalan yang belum sempat diwujudkan. Ingin rasanya mengejar mimpi itu kembali. Jadi semangat lagi".
--Amazing Fietha
"Suka banget dengan karakter Kugy. Cantik, cuek, tapi untuk urusan masa depan dia rencanakan dengan baik. Bumbu ceritanya, seperti kelakuan Keshia, bikin senyum-senyum sendiri. Lainnya, jangan tanya, berkaca-kaca deh mata :) Novel yang mengharukan dan memberikan semangat untuk meraih impian".
--Dyah
"This book makes me not giving up. Aku paling suka quote: “berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi.” That inspires me. Perahu Kertas awesome ... keren. Yang udah beli atau nebeng baca nggak bakal nyesel".
Jumat, 26 November 2010
Sumur Tanpa Dasar
SUMUR TANPA DASAR
Karya Arifin C. Noer
DRAMATIC PERSONAE
- JUMENA WARTAWANGSA Lelaki Tua
- EUIS Istrinya
- PEREMPUAN TUA Pembantunya
- MARJUKI KARTADILAGA Adik angkatnya
- SABARUDDIN NATAPRAWIRA Guru Agama
- WARYA Pegawainya
- EMOD Pegawainya
- KAMIL Si Sinting
- LELAKI Pelukis Sinting
- MARKABA Tokoh Jahat
- LODOD Tokoh Idiot
- PEMBURU Alias SANGKAKALA
- KABUT-KABUT, ORANG-ORANG
- Dan LAIN-LAIN
WAKTU Kapan Saja
TEMPAT Di rumah, dalam pikiran Jumena Martawangsa atau di mana saja
Sumur Tanpa Dasar
@Arifin C. Noer
No. 106/89
Kulit Muka: S. Prinka
Penerbit PT. Pustaka Utama Grafiti
Kelapa Gading Boulevard TN 2 No. 14-15
Jakarta 14240
Anggota IKAPI
Cetakan Pertama. 1989
Percetakan PT. Temprint, Jakarta
PENGANTAR
LAKON INI DITULIS, DISUTRADARI DAN DIPENTASKAN PERTAMA KALI OLEH ARIFIN C NOER, DI BAWAH BENDERA TEATER MUSLIM. PADA TAHUN 1971, LAKON INI KEMBALI DISUTRADARAI DAN DIPENTASKAN ARIFIN C. NOER, DI TIM JAKARTA, DI BAWAH BENDERA TEATER KETJIL.
KEBERHASILAN PEMENTASAN LAKON INI, DISUSUL OLEH SEJUMLAH PEMENTASAN LAKON LAINNYA, BAIK KARYANYA SENDIRI MAUPUN KARYA-KARYA TERJEMAHAN, MISALNYA KAPAI-KAPAI, ZORRO, ORKES MADUN, ATAU MACBETH (EUGENE IONESCO) FAUST (GOETHE) DAN FLIES (SARTRE), MENGUNDANG REAKSI PARA PENGAMAT TEATER. REAKSI ITU KEMUDIAN MENEMPATKAN SOSOK ARIFIN C. NOER SEBAGAI SALAH SEORANG PENULIS LAKON TERKEMUKA NEGERI INI, SEKALIGUS SEBAGAI PENYAIR, SUTRADARA DAN KEMUDIAN PENULIS SCENARIO FILM TERNAMA.
SEBAGAI LAKON YANG EKSPERIMENTALISTIK “SUMUR TANPA DASAR” UNIKNYA SAMA SEKALI TIDAK BERCIRI ABSURDITAS MURNI – HAL YANG MENGGEJALA DALAM KARYA-KARYA SASTRA MODERN INDONESIA ERA 70’AN – TETAPI JUSTRU MEMPERLIHATKAN UPAYA PERSENYAWAAN KREATIF ANTARA TRADISI TEATER MODERN BARAT PASCA REALISME DENGAN TEATER TRADISIONAL KITA; TEATER RAKYAT, KHUSUSNYA LENONG BETAWI DAN TARLING CIREBON. HASIL PERSENYAWAAN INI, MELALUI PERALATAN SIMBOLISME, DIEKSPRESIKAN ARIFIN C. NOER KE DALAM LAKONNYA INI, SEHINGGA KITA AKAN BEROLEH PERISTIWA YANG BERSUASANA KONTEMPLATIF TENTANG KONFLIK KEJIWAAN TOKOH UTAMANYA, JUMENA WARTAWANGSA – KONFLIK MENGENAI PERSOALAN IMAN DAN EKSISTENSI DIRI
HIDUP JUMENA IBARAT SUMUR TANPA DASAR; GELAP DAN TAK BERUJUNG, MENGGAPAI-GAPAI
Jakarta, Agustus 1989
klik di sini untuk download naskah teater
Caligula
CALIGULA
karya Albert Camus
DRAMATIC PERSONAE
- CALIGULA UMUR ANTARA 27-30 TAHUN
- CAESONIA GUNDIK CALIGULA, UMUR 35 TAHUN
- HELICON SAHABAT CALIGULA
- SCIPION UMUR 17-20 TAHUN
- CHEREA PENYAIR UMUR 30-35 TAHUN
- BANGSAWAN TUA UMUR 70-75 TAHUN
- BANGSAWAN I UMUR 45 TAHUN
- BANGSAWAN II UMUR 50 TAHUN
- BANGSAWAN III UMUR 50-55 TAHUN
- MEREIA UMUR 55-60 TAHUN
- MUCIUS UMUR 33-35 TAHUN
- LEPIDUS UMUR 55-60 TAHUN
- PENGAWAL-PENGAWAL ANTARA 30-40 TAHUN
- ORANG-ORANG UMURNYA BERAGAM
- PENYAIR-PENYAIR UMURNYA BERAGAM
BABAK I
ADEGAN 1
BALAIRUNG ISTANA KERAJAAN (RUMAH CALIGULA)
SEJUMLAH BANGSAWAN, PENGAWAL DAN LAIN-LAIN SEDANG BERKUMPUL DI BALAIRUNG, MEREKA TAMPAK GELISAH
BANGSAWAN I
Belum juga ada berita
BANGSAWAN II
Kemarin tidk, begitupun hari ini
BANGSAWAN III
Tiga hari tanpa ada berita
BANGSAWAN TUA
Pesuruh pergi, pesuruh datang, jawab yang dibawa selalu geleng kepala “Tidak ada”
BANGSAWAN II
Jangan kelewat cemas, nanti juga ia kembali seperti dulu lagi
BANGSAWAN TUA
Sebelum ia pergi, aku lihat ada sinar ganjil di matanya
BANGSAWAN I
Aku pun melihatnya. Bahakan aku bertanya padanya. Apa ada yang kurang?
BANGSAWAN III
Apa jawabnya?
BANGSAWAN I
“Tidak ada”. Hanya itu
HENING SESAAT, HELICON MASUK SAMBIL MENGUNYAH SESUATU
BANGSAWAN III
Gelisah kita dibikinnya
BANGSAWAN II
Mengapa? memang begitu adapt orang muda
BANGSAWAN TUA
Tuan benar. Orang muda selalu lemah hati
BANGSAWAN I
Apa betul begitu?
BANGSAWAN TUA
Tentu. Satu gadis hilang, selusin gantinya
klik di sini untuk download naskah teater
Boneka Sang Pertapa (Monolog)
Boneka Sang Pertapa
Oleh Whani Darmawan
“Dari semua yang telah ditulis, aku hanya mencintai apa yang ditulis seseorang dengan darahnya. Menulislah dengan darah dan kau akan dapati bahwa darah itu roh.”
(Neitzsche, Sabda Zarathustra)
(Sebuah interior rumah yang pengap, kotor, dengan sedikit cahaya masuk di dalamnya. Di dalam kegelapan itu tinggal seorang lelaki dengan raut muka keruh dan penampilan kucel. Di dalam ruangan itu terdapat ratusan buku berserakan, mesin ketik, sekelempit tikar kumuh, kursi roda tua, lengkap dengan “kecohan” yang terikat di tangan kursi, kapstock yang digantungi sebuah jubah putih. Tokoh kita yang bernama Bagal ini sedikit-sedikit mendehem, seolah selalu mengalir dahak di tenggorokannya dan tidak pernah berhasil dikeluarkan. Dalam kepengapan itulah tokoh sandiwara tunggal ini bergumam dengan kata-kata tidak jelas, tetapi lama kelamaan menjadi ledakan....)
“Bagaaal! Kamu sungguh dunguu! Apa yang kau takutkan dari pertikaian silang-saling itu!? Bukankah setiap orang punya sesuatu yang hak yang patut mereka bela. Kamu? Apa yang sudah kamu lakukan dengan itu semua? Berpangku tangan merenungi semua ini sebagai tragedi bangsa? Apa gunanya kami tunggu jika hanya segitu nyalimu!”
Tidak! Masa itu sudah tamat. IA tidak akan bangga dengan tingkah membabi-buta. Kalian sangka mereka membela apa jika bukan kebodohan yang mereka usung di kepala mereka!?
“Gobloog! Seseorang membutuhkan alasan untuk berperang!”
Apakah kalian tidak memiliki alasan untuk tidak berperang? IA yang kalian agungkan itu hanyalah fiksi kedunguan kalian! Haaaii, budaaakk! Beribu-ribu orang kehilangan nyawa dalam perseturuan dan rasa bela dungu, yang tidak pernah jelas sumbernya, dan berlari dari tanah kelahiran mereka dengan kepala kosong dan kehilangan keyakinan untuk hidup, apa yang kalian lakukan, haiii budaaaakk!? Terus memenggal kepala setiap orang, sambil mengibarkan panji-panji, bendera, sambil menyerukan namanya! Nama siapaaaaaa!? Nama siapaaaa!
(Tokoh sandiwara tunggal kita ini menjadi gelisah, terengah-engah. Ia seperti seseorang yang tengah mengalami tekanan. Dalam kepanikan itulah penyakit psikosomatis dan schizofrenik menguasainya, tubuhnya seperti stroke, dan semakin ia biacra, semakin tidak bisa berhenti. Beberapa saat kemudian terdengar dentang lonceng – seperti lonceng gereja – lelaki ini kian gelisah. Membuka jendela dan melihat suatu arah, menutupnya kembali)
klik di sini untuk download naskah teater
Arwah-Arwah
KARYA W.B. YEATS
TERJEMAHAN SUYATNA ANIRUN
RERUNTUHAN RUMAH, SEBATANG POHON TAK BERDAUN
PEMUDA
Setengah pintu, pintu tengah
Kesana kemari siang dan malam
Memikul beban, ke bukit dan ke lembah
Mendengar kau bicara saja.
ORANG TUA
Perhatikan rumah itu. Kuingat kisah dan leluconnya. Kuingat apa yang dikatakan si pelayan kepada si penjaga mabuk pada pertengahan Oktober, tapi aku tak bisa. Dimana kisah dan lelucon sebuah rumah kalau ambang pintunya dipakai memperbaiki kandang babi?
PEMUDA
Kau pernah kenal jalan ini?
ORANG TUA
Bulan bersinar di atas jalan, bayangkan awan jatuh di atas atap rumah. Itulah lambang. Lihatlah pohon itu! Seperti apa rupanya?
PEMUDA
Orang tua lupa ingatan!
ORANG TUA
Aku melihatnya tahun yang lalu botak seperti sekarang. Maka kupilih kerja yang paling baik. Aku melihatnya lima puluh tahun yang lalu sebelum petir membelahnya. Daun-daun hijau, daun-daun tua, daun-daun segemuk mentega, hidup gemuk dan berlemak. Berdiri di situ dan lihatlah! Karena ada orang di rumah itu.
klik di sini untuk download naskah teater
Lakon Godlob
Karya Danarto
Dinaskahkan Uje Lelono
SEBUAH PEMANDANGAN CARUT MARUT DI TENGAH-TENGAH SISA PEPERANGAN, SEORANG LELAKI TUA MENGIBAS-NGIBASKAN BAJUNYA UNTUK MENGUSIR BURUNG-BURUNG GAGAK.
1. LELAKI TUA
(membentak) Bangsat! Sinting! Kau kira, kami ini bangkai, hah?! Pergi!!! (mendekat kepada seseorang yang masih bergerak) Anakku. (memapah ke arah gerobak) Kau lihat… kau lihat, baru sekarang aku takjub atas pemandangan ini.
2. LELAKI MUDA
(mengeliat dan mengaduh karena sakit) Ayah, cukuplah. (merebahkan badan) Bukankah aku kemarin juga seperti mereka, sebelum Ayah mendapatkan diriku?
3. LELAKI TUA
Yah, seperti mereka, sebelum Ayah mendapatkan kau. Berhari-hari tanganmu yang lemah itu menggapai-gapai untuk mengusir burung-burung gagak yang mengerumunimu karena mengira kau sudah jadi bangkai. Hidungmu yang mewarisi hidung ibumu itu sudah kebal untuk bau busuk bangkai kawan-kawanmu atau musuh-musuhmu Dan, udara mengantarkan kuman-kuman untuk mengunyah sedikit demi sedikit luka yang parah itu.
4. LELAKI MUDA
(mengerang) Ayah, cukuplah.
5. LELAKI TUA
(mendekat) Kau masih ingat sajak Sang Politikus?
6. LELAKI MUDA
(tak menjawab)
7. LELAKI TUA
(berdiri dan merentangkan tangannya)
Oh, bunga penyebar bangkai
klik di sini untuk download naskah teater
Kamis, 25 November 2010
Pengkhianatan Lembah Neraka - Stefan Wolf
Paket Bergambar Tengkorak - Stefan Wolf
Rabu, 24 November 2010
Materi Teater
Selasa, 23 November 2010
SITTY NOERBAJA (Siti Nurbaya)
Siti Nurbaya
SITTY NOERBAJA
(EPISODE LEPAS DARI BUMI)
OLEH
ILHAM YUSARDI
Dramatic Personae
- Seorang perempuan muda, berperan sebagai SITTY NOERBAJA
- Seorang laki-laki muda, berperan sebagai SAMSUL BAHRI
- Seorang laki-laki muda, berperan sebagai BAKHTIAR
- Seorang laki-laki muda, berperan sebagai ARIFIN
- Seorang laki-laki paruh baya, berperan sebagai AYAH
- Seorang laki-laki tua, berperan sebagai DATUK MARINGGIH
- Seorang laki-laki, berperan sebagai PENDEKAR LIMA
- Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG
- Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG PALSU ( SURUHAN DATUK )
- Beberapa orang SISWA.
klik di sini untuk download naskah teater
Senin, 22 November 2010
Balada Sahdi
[DRAMA SATU BABAK]
OLEH : MAX ARIFIN
Pelaku utama:
1.Sahdi : 30 tahun
2.Sahdia : 25 tahun
3.Dan lain-lain sesuai kebutuhan.
CATATAN:
Naskah ini “lahir” setelah mengalami pengendapan dan perenungan yang cukup lama. Pematangannya makin dipercepat antara lain oleh:
1.Keterkejutan atas tenggelamnya kapal Darma Mulia pada tanggal 20 Mei 1989 [Hari Kebangkitan Nasional !] yang menewaskan lebih dari 35 orang, tertera dalam banyak guntingan koran dan majalah.
2.Penjelajahan intensif ke desa-desa di kawasan Lombok Selatan;
3.Membaca buku langit suci karangan Peter l.Berger, terutama konsepnya tentang anomik dan alienasi.
4.Kekaguman terhadap semangat yang terpendam dalam catatan-catatan pinggir Goenawan Mohammad di Majalah TEMPO yang merupakan geliatan-geliatan seorang intelektual sejati.
Mungkin di sana ada satu dua kalimat dan frase-frase yang kami kutip agar semangat itu tetap utuh milik Goenawan Mohammad.
Uacapan maaf dan terima kasih saya ucapkan.
5.Kegemasan pada jawaban para pejabat di Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan desa-desa yang mengatakan: “Ah, itu kan cuma soal-soal mikro!”
Untuk Download klik di sini