Pages

Kamis, 29 April 2010

Ciut Pas Sesak Pas

Naskah Ciut Pas Sesak Pas karya Genthong HSa merupakan naskah pemenang juara III Sayembara Menulis Naskah Drama DKJ 2003. Banyaknya tokoh dalam naskah ini tergantung konsep dan kemauan sutradara. Penulis naskah juga telah memberikan gambaran setting yang kami rasa cukup detail. Meskipun begitu, eksekusi konsep tetap saja berada di tangan sutradara sebagai pemilik otoritas.


berikut adalah petikan naskahnya:



Panggung berisi banyak karton besar tertutup dengan lubang semacam pintu yang berdaun sehingga bisa dibuka dan ditutup. Seluruh karton itu diatur melingkar setengah lingkaran sehingga di tengah panggung terbentuk halaman bersama yang cukup luas, tapal kuda. Di belakang lingkaran karton yang pertama terdapat lingkaran karton kedua dengan jarak sekitar seratus dua puluh sentimeter, hingga paling jauh dua meter. Bila panggung istimewa besar, halaman bersama bisa diperluas dan lingkaran karton bisa ditambah dengan satu lingkaran lagi. Yang tentunya kana mendistorsi ketegangan dramatic. Bila panggung istimewa kecil, pertunjukan bisa hanya memergunakan satu lingkaran saja, adal jumlah karton mencukupi semua peran yang membutuhkannya. Penempatan karton-karton itu sangat rapi, dengan sisi yang berlubang pintu mengarah ke depan, mengitari halaman bersama.
.............


BABAK PERTAMA

Panggung sepi, terdengar sound effect gemuruh kesibukan kota yang mulai perlahan melemah, ditimpa bunyi seruling, lagu sembarang berbau tradisional.

SESEORANG
Sepatu…. Sepatuku hilang….. ada yang mau memberi sepatu?

SESEORANG (menyanyi lagu Jawa)
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar

YANG TADI
Sepatuku…. Sepatuku hilang…!!! Hee….! Sepatuku hilang….!!!

SESEORANG
Jangan Tanya aku, aku tak melihat.

YANG TADI
Siapa Tanya kamu, aku tidak gila mau bertanya pada orang gila yang menutup matanya, tapi sepatuku hilang…!!!

SESEORANG
Gila banget…. Gila banget…!!!

YANG TADI
Sepatuku hilang…!!! Eee…. Sepatuku hilang!!!

SESEORANG
Meong… Meong…. Meong…..

YANG TADI
Sepatu…! Sepatu….!! Sepatu….!!!
Ada yang mau memberi sepatu? Ada yang membuang sepatu?

SESEORANG
Orang nggak punya kaki saja ribut cari sepatu…. Huh!!!

YANG TADI
Diam kaki satu, jangan ikut-ikut, nanti tambah ribut!!!

YANG LAIN
Semua tahu, dari tadi yang ribut kamu.

YANG TADI
Daripada sepi, daripada lengang, suara raksasa itu mengebor telinga.

SESEORANG
Gila banget, gila banget!!! Kalian ribut saja dari tadi….. edan!!!

SESEORANG
Bocor itu telingamu, bocor!!!

SESEORANG
Bisaa, dia tak pernah kencang mengikat telinganya!!!

SESEORANG
Itu perlu diplester…. Di plester!!!

SESEORANG
Dilem, dilem saja!!!

YANG TADI
Dilem…? Sulit dibuka lagi….!!

YANG TADI
Daripada dijahit, sakit!!!

YANG LAIN
Lebih sakit lagi dilas! Las karbit…. Las listrik….!

YANG TADI
Sulit dibuka lagi

SESEORANG
Apa masih perlu dibuka lagi…. Apa masih harus dibuka lagi?

YANG TADI
Gila banget, gila banget! Kalian ribut saja dari tadi…. Edan!!!

YANG LAIN
Bocor, jelas bocor telinganya….

YANG TADI
Meong…. Meong…. Meong….

YANG LAIN
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar


naskah Ciut Pas Sesak Pas selengkapnya dapat anda download melalui link di bawah ini:

Download Naskah Ini

Selasa, 27 April 2010

Romeo & Juliet (drama bahasa inggris)

ROMEO AND JULIET by William Shakespeare

DRAMATIS PERSONAE
ESCALUS prince of Verona. (PRINCE:)
PARIS a young nobleman, kinsman to the prince.
MONTAGUE |
| heads of two houses at variance with each other.
CAPULET |
An old man, cousin to Capulet. (Second Capulet:)
ROMEO son to Montague.
MERCUTIO kinsman to the prince, and friend to Romeo.
BENVOLIO nephew to Montague, and friend to Romeo.
TYBALT nephew to Lady Capulet.
FRIAR LAURENCE |
| Franciscans.
FRIAR JOHN |
BALTHASAR servant to Romeo.
SAMPSON |
| servants to Capulet.
GREGORY |
PETER servant to Juliet's nurse.
ABRAHAM servant to Montague.
An Apothecary. (Apothecary:)
Three Musicians.
(First Musician:)
(Second Musician:)
(Third Musician:)
Page to Paris; (PAGE:) another Page; an officer.
LADY MONTAGUE wife to Montague.
LADY CAPULET wife to Capulet.
JULIET daughter to Capulet.





ACT I
SCENE I Verona. A public place.
[Enter SAMPSON and GREGORY, of the house of Capulet,
armed with swords and bucklers]
SAMPSON
Gregory, o' my word, we'll not carry coals.GREGORY No, for then we should be colliers.

SAMPSON
I mean, an we be in choler, we'll draw.

GREGORY
Ay, while you live, draw your neck out o' the collar.

SAMPSON
I strike quickly, being moved.

GREGORY
But thou art not quickly moved to strike.

SAMPSON
A dog of the house of Montague moves me.

GREGORY
To move is to stir; and to be valiant is to stand:
therefore, if thou art moved, thou runn'st away.

SAMPSON
A dog of that house shall move me to stand: I will
take the wall of any man or maid of Montague's.

GREGORY
That shows thee a weak slave; for the weakest goes
to the wall.

SAMPSON
True; and therefore women, being the weaker vessels,
are ever thrust to the wall: therefore I will push
Montague's men from the wall, and thrust his maids
to the wall.

GREGORY
The quarrel is between our masters and us their men.

SAMPSON
'Tis all one, I will show myself a tyrant: when I
have fought with the men, I will be cruel with the
maids, and cut off their heads.

GREGORY
The heads of the maids?

SAMPSON Ay, the heads of the maids, or their maidenheads;
take it in what sense thou wilt.

...............
Donwload naskah Romeo and Juliet versi bahasa Ingris melalui link berikut ini.

Download Naskah Ini

Wanita Yang Diselamatkan

Sebuah naskah teater karya Arthur S.Nalan berjudul Wanita Yang Diselamatkan. Naskah Arthur S. Nalan yang tak kalah fenomenalnya adalah Lakon Sobrat. Silakan anda simak petikan berikut ini.

Para Pemain :
  1. -Juned ( Sang Pembelot )
  2. -Jamilah ( Isteri Juned )
  3. -Barjah ( Sahabat Juned )
  4. -Malim ( Pemimpin Panguyuban Salim )
  5. -Umi ( Isteri Malim )
  6. -Abuy ( Anak Isteri Juned & Jamilah )
  7. -Pak Duluk
  8. -Germo
  9. -Polisi Hutan
  10. -Para Anggota Panguyuban

JUNED :
Aku bosan Ilah, aku jenuh! Bayangkan hampir setiap hari aku harus siap dipanggil Malim dan melakukan tugas-tugas yang bertentangan dengan nuraniku. 3 tahun yang lalu, aku telah keluar dari penjara dan kini bertekad ingin menjadi orang baik-baik. Aku berkenalan dengan Barjah, aku kembali menemukan kau dan tanpa aku duga kini kau menjadi isteriku.
( MINUM ) Kalau bukan karena Barjah, kalau bukan karena Malim, mungkin aku tak akan pernah memilikimu.

JAMILAH :
Bosan dan jenuh itu biasa. Memang bahagia harus selalu diikuti dengan pengorbanan. Kalau kau bicara tentang kebosanan, kita semua selalu mengalaminya, kita semua merasakannya. Yang penting sekarang, bagaimana kita membesarkan anak kita, supaya menjadi anak yang pintar dan soleh.

JUNED :
Ya, aku tahu itu. Itu juga membosankan. Kata-kata itu sering aku dengar dari Kakek, Nenek, orang tua kita, selalu diulang. Orang tua selalu berharap anak-anaknya itu menjadi anak yang pintar dan soleh. Kita juga jadi ikut-ikutan begitu pada anak kita.

JAMILAH :
Tentu saja, apa ada orang tua yang mengharapkan anak-anaknya masuk penjara, menderita?!

JUNED :
Apa kita bisa membahagiakan Abuy, dengan keadaan kita yang selalu begini ini, dengan keadaanku yang selalu terikat baiat Kang Malim, yang terikat sumpah setia pada Panguyuban?! Apa bisa Ilah, apa bisa?!

JAMILAH :
Aku tidak tahu, kita memang sudah kadung dan terbawa arus mereka. Tak usah disesalkan, terima saja sebagai kenyataan pahit.

JUNED :
Terus-terusan pahit dan kepahitan yang aku alami, manisnya hidup hanya sempat kita jilat, hanya sempat kita cicipi …….

JAMILAH :
Sudahlah, tak ada gunanya kita berpanjang-panjangan begini, bercerita tentang kepahitan hidup, kebosanan, kalau aku …. Kalau aku hanya dapat bersyukur, lain tidak. Bayangkan seandainya aku tidak kau bebaskan, dengan bantuan Barjah serta pasukan lowo irengnya, dari cengkraman mamih Rawit, bayangkan kalau aku tidak ditemukan disana, mungkin kita masing-masing berjalan ditempat yang berbeda ….. tapi Tuhan telah mengatur kita bertemu kembali ….. kita dipersatukannya.

JUNED :
Sudahlah aku bosan mengingat masa lalu, kau tahu …… sebenarnya masa lalu ingin ku kubur dalam-dalam.

.............
Sialakan unduh naskah Wanita yang Diselamatkan melalui link download di bawah ini.
Download Naskah Ini

Naskah Pada Suatu Hari

Satu lagi karya sutradara besar Arifin C. Noer yaitu Naskah Pada Suatu Hari.


Para Tokoh:
  1. Nenek
  2. Kakek
  3. Pesuruh
  4. Janda, Nyonya Wenas
  5. Arba, Sopir
  6. Novia
  7. Nita
  8. Meli
  9. Feri


SANDIWARA INI DIMULAI DENGAN MENG-EXPOSE LEBIH DULU:
1. POTRET KAKEK DAN NENEK KETIKA PACARAN
2. POTRET KAKEK DAN NENEK KETIKA KAWIN
3. POTRET KAKEK DAN NENEK DENGAN ANAK-ANAK
4. POTRET KELUARGA BESAR
5. POTRET KAKEK TUA
6. POTRET NENEK TUA
7. MAIN TITLE ETC-ETC

Kakek dan Nenek duduk berhadapan.
Beberapa saat mereka saling memandang, Beberapa saat mereka saling tersenyum. Suatu saat mereka sama-sama menuju ke sofa, duduk berdampingan, seperti sepasang pemuda dan pemudi. Setelah mereka ketawa kembali mereka duduk berhadapan. Lalu beberapa saat saling memandang, tersenyum, lalu ke sofa lagi duduk berdampingan, seperti pepasang pengantin, malu-malu dan sebagainya, demikian seterusnya..

TIGA
Kakek Sekarang kau nyanyi.
Nenek (menggeleng sambil tersenyum manja)
Kakek Seperti dulu.
Nenek (menggeleng sambil tersenyum manja)
Kakek Nyanyi seperti dulu.
Nenek (Malu)
Kakek Sejak dulu kau selalu begitu.
Nenek Habis kaupun selalu mengejek setiap kali saya menyanyi.
Kakek Sekarang tidak, sejak sekarang saya tidak akan pernah mengejek kau lagi.
Nenek Saya tidak mau menyanyi.
Kakek Kapanpun?
Nenek Kapanpun.
Kakek Juga untuk saya.
Nenek Juga untuk kau.
Kakek Sama sekali?
Nenek Sama sekali.
Kakek Kau kejam. Saya sangat sedih. Saya mati tanpa lebih dulu mendengar kau
menyanyi.
Nenek Sayang, kenapa kau berfikir kesana? Itu sangat tidak baik, lagi tidak ada gunanya.
Sayang , berhenti kau berfikir tentang hal itu.
Kakek Mati saya tidak bahagia karena kau tidak maumenyanyi. Ini memang salah saya.
Tetapi kalau sejak dulu kau cukup mengerti bahwa saya memang sangat memainkan kau, tentu kau bisa memaafkan segala macam ejekan-ejekan saya. Tuhan, saya kira saya akan menghembuskan nafas saya yang terakhir tatkala kau sedang menyanyikan sebuah lagu ditelinga saya.
Nenek Sayang saya mohon berhentilah kau berfikir mengenai hal itu. Demi segala-galanya berhentilah. Tersenyumlah lagi seperti biasanya.
Kakek Saya akan tersenyum kalau kau mau mengucapkan janji.
Nenek Tentu, tentu.

.......................
selakan download naskah Pada Suatu Hari ini dengan meng-klik banner di bawah ini.

Download Naskah Ini

Naskah Mega-Mega Arifin C. Noer

Naskah teater berjudul Mega-Mega merupakan karya besar dari soorang teaterawan besar Arifin C. Noer. Pada tahun 1967 Naskah Mega-Mega mendapatkan hadiah sebagai lakon sandiwara terbaik dari Badan Pembina Teater Nasional Indonesia (BPTNI).

Naskah ini melibatkan 7 tokoh yaitu:
  1. Ma'e
  2. Retno
  3. Koyal
  4. Panut
  5. Tukijan
  6. Hamung
  7. Pemuda



Ketika Bandar Naskah menulis postingan ini, belum ditemukan naskah Mega-Mega karya Arifin C. Noer ini dalam bentuk soft copy yang beredar di internet.

Minggu, 25 April 2010

Kereta Kencana

Kereta Kencana (Les Chaises ) adalah sebuah naskah teater karya Eugene Ionesco yang kemudian diterjemahkan oleh W.S. Rendra. Naskah ini hanya dimainkan oleh dua orang tokoh yaitu kakek dan nenek.
Kereta Kencana adalah perbincangan sepasang orang tua yang menunggu kematian. Sebagaimana kehidupan, kematian menjadi hal yang penting. Bahkan perlu diadakan penyambutan. Nah, Sepasang kakek dalam naskah teater kereta kencana ini memiliki cara sendiri dalam mengapresiasi sebuah kematian.

simak petikan naskah berikut ini:
NENEK : Terima kasih pahlawanku, (MINUM TEH). Lezat sekali ! Ah (BANGKIT MENUJU KURSI GOYANG) Apakah sang pahlawan menghendaki kue-kue dan panganan ? dan silahkan panganan ini.
Ini namanya kue “Harapan Senja Kala” Meskipun sebenarnyatidak lebih dari kue Cherio ditambah vanili telor dan irisan buah apel. (MENGAMBIL CAWAN) Ini juga bikinan Perancis tanah air kita. (MENGAMBIL GARPU DAN MENYUGUHKANNYAKEPADA KAKEK) Ini buat putra dari Perancis, pahlawan dari
Orleance.

KAKEK : Terima kasih putri Zeba (MAKAN KUE)

NENEK : Enak ?

KAKEK : Lezat sekali.

NENEK : Dulu kau pernah gemar makan kue Cherio, tapi kemudian
kegemaranmu selalu berubah-ubah.

KAKEK : Kau pernah membuat bistik dari Jerman yang lezat untuk saya.

NENEK : Ah iya ! Waktu itu kita gemar piknik dan main tenis, kenapa kita
jadi tua.
..........................

Silakan download secara gratis alias cuma-cuma naskah teater dengan judul Kereta Kencana terjemahan W.S. Rendra berikut ini.
Download Naskah Ini

Sabtu, 24 April 2010

Rare Angon

Naskah teater yang berjudul Rare Angon ini merupakan salah satu pemenang Sayembara Penulisan Naskah Federasi Teater Indonesia Tahun 2009. Naskah ini ditulis oleh Ibed Surgana Yuga, melibatkan kurang lebih 14 tokoh yang dapat ditambah maupun dikurangi.

Tokoh-tokoh:
1. Aku
2. Rare Angon
3. Lubangkuri
4. Dewa Siwa
5. Dewi Durga
6. Seseorang
7. Seorang Nenek
8. Seorang Anak
9. Seorang Ibu
10. Anak-anak Kecil
11. Raja
12. Pasukan Kerajaan
13. Orang-orang
14. Binatang-binatang
15. dan lain-lain



1
Jejak-jejak yang Berserak


Malam.
Aku melintas.

Aku:
Malam, Rare. Malam sudah begitu larut. Malam, Rare. Malam sudah begitu larut. Rare. Malam. Larut. Sudah. Rare. Malam larut. Begitu malam. Rare (terus mempermainkan kata-kata itu). Malam, Rare. Malam sudah begitu larut.

Dewa Siwa melintas sambil menyeret Dewi Durga.

Dewi Durga:
Kau juga tahu, Dewa Siwa cintaku, telah kupindahkan vaginaku ke telapak kakiku (terus mengucapkannya berulang-ulang).

Seorang anak kecil celingukan. Muncul beberapa anak kecil lagi, celingukan. Lalu mereka bertemu, berkumpul, salah seorang dari mereka mengucap sepenggal dongeng itu di depan yang lainnya.

Seorang Anak:
Malam itu Rare Angon bermimpi didatangi seorang kakek berpakaian serba putih. Kakek itu bilang kalau Lubangkuri benar-benar ada. Lubangkuri adalah seorang gadis yang tinggal di sebuah puncak gunung di timur laut.
Maka, dengan restu orangtuanya, berangkatlah Rare Angon ke tempat itu, dalam waktu yang lama. Ia habiskan sisa masa kecil dan seluruh masa remajanya untuk mencari Lubangkuri. Akhirnya, Lubangkuri ditemukan juga oleh Rare Angon.

Bersamaan dengan pengucapan dongeng itu, seorang ibu menyerahkan sebentuk upacara untuk kelahiran anak-anaknya dengan taburan uang receh.
Setelahnya, seorang nenek mencari cucu-cucunya di setiap sudut yang ia temui.

Seorang Nenek:
Ke mana cucu-cucuku pergi? Di mana mereka dilahirkan? Jalan-jalan itu terlalu berbahaya untuk mereka lalui.

Anak-anak kecil yang polos itu menengadah, meminta sesuatu.
Di kejauhan Aku mencoba menjelaskan kelahiran demi kelahiran.

Aku:
Ia lahir bersama sapi-sapi. Bersama televisi. Bersama keluasan tanah gembala. Bersama dongeng-dongeng. Bersama gemuruh kota-kota.
Ia adalah Rare Angon. Adalah aku. Adalah kau. Adalah tidak siapa pun juga.

Seorang nenek menemukan cucu-cucunya pada ceceran uang receh dan sisa upacara.

Seorang Nenek:
Ssstt ...! Diamlah! Cucu-cucuku mau tidur. Mereka lelah. Begitu lelah. Setelah seharian mereka menggembalakan sapi-sapi. Ssstt ...! Kumohon, jangan ganggu cucu-cucuku. Mereka sedang belajar untuk tidur lelap dan mimpi indah.
Kalian juga harus tidur, seperti cucu-cucuku. Lihat, senja sudah tak menemani kalian lagi. Ia tengah menyelinap ke sana, ke rumah orang-orang yang tak kalian kenal.
Tidurlah! Tapi jangan lupa, sebelum tidur kalian harus cuci kaki dan tangan, lalu berdoa. Mohonlah pada Tuhan kalian, agar Ia mengirim sebuah dongeng ke mimpi kalian.
Semua cucu harus tidur di malam hari. Semua cucu harus didongengi menjelang tidur. Semua cucu harus menjadi seperti Rare Angon.

Anak-anak kecil itu memunguti uang receh yang bertebaran di jalanan. Betapa riangnya mereka. Seorang nenek menjaga mereka, seakan ia tengah diserang perasaan bahwa anak-anak itu begitu rentan diterjang petaka.
.........................
untuk mendapatkan naskah teater dengan judul Rare Angon karya Ibed Surgana Yuga ini selakan mengunduh melalu link dibawah ini.

Download Naskah Ini

Naskah Cannibalogy Karya Benny Johanes

naskah teater Cannibalogy Karya Benny Johanes. Nama Tokoh, Tempat dan Peristiwa dalam naskah ini, tidak berkaitan langsung dengan Tokoh, Tempat dan Peristiwa yang nyata. Keserupaan dan kemiripan hanya merupakan upaya untuk memungkinkan sebuah teks drama dapat memainkan kelenturan tekstualnya, sehingga dapat secara ulang-alik memberikan penggandaan makna dan konteks antara yang fiksional dan yang faktual. --- BenJon, 2008

DRAMATIS PERSONAE

  1. Suman
  2. Suhar
  3. Ki Butho
  4. Ageng Rais
  5. Sinta Salim
  6. Landless
  7. KURO
  8. SENTOLO
  9. MBOK TIRAH
  10. DAENG
  11. KEBO
  12. HOFFMANN
  13. MINKE
  14. KERPO
  15. LINGGAR
  16. SUTO
  17. SOLIH
  18. AMIR
  19. YUSUF
  20. DJONO
  21. KULIT PUTIH
  22. PEREMPUAN KALI SOLO
  23. GIRSANG
  24. PASUKAN-SERDADU
  25. PENDUDUK



BABAK I
Fragmen 1
Lewat tengah malam. Kuburan desa pinggiran Mojokuto. Sebuah makam sedang digali. Dari tengah kampung, sayup-sayup terdengar gamelan mengiringi adegan perang pada pertunjukan wayang. Dari liang makam nampak sosok kepala plontos sedang menggaruk tanah dengan kedua tangannya. Dengus nafas dan suara gagak saling menimpal. Angin kencang.

Seonggok jasad dikeluarkan dari liang. Sosok kepala plontos memanggul jasad ke bahunya. Gerakannya sigap. Keringat mengkilat dari bidang dadanya. Kulitnya coklat keruh. Hitam matanya.

Suman :
Guru, syaratnya sudah dapat. Ini baru yang kelima. Ya,.....harus tambah dua lagi. Ilmuku hampir sampai. Semua syarat akan kupenuhi, guru. Hah, aku lapar. Aku bosan melarat. Aku minta kaya! Aku ingin kebal dari senjata. Gusti, paringono kuat slamet! 

Suara gamelan perang meninggi. Suman berjalan tergesa ke timur, menembus gelap. Kuburan sesaat senyap. Bias api obor menyorot ke areal makam. Muncul dua orang tentara desa, Kuro dan Sentolo.

Sentolo :
Bajingan. Kuburan mbah Sirep ada yang bongkar.

Kuro :
Baru mati tiga hari. Mayatnya lenyap.

Sentolo :
Pukul kentongan!
Suara kentongan saling bersambut. Belasan orang saling memintas. Api obor saling berkelebat. Kemarahan penduduk meletus. 

Fragmen 2
Tengah hari. Di tengah pasar yang sudah usai, sebuah tegalan terbuka, desa Pring. Suhar menumpuk semua barang kelontong jualannya, memantik api ke jerami kering, lalu membakarnya. Di depan barang-barang kelontong yang terbakar itu, seorang ibu terisak sambil bersimpuh.

Mbok Tirah :
O...Nang... Wetonmu iku Seloso Kliwon. Kamu cocoknya ya berdagang. Itu sudah garis hidupmu. O...alah, kok sekarang semuanya malah kamu obong. Sing eling tho Nang...nang...

Suhar :
(Wajahnya mengeras, tapi sikapnya mantap)
Mbok Tirah, aku sudah bangkrut. Nasibku sempit di sini. Kampung ini sepertinya menolakku.

Mbok Tirah :
Jangan putus asa. Gusti Allah sing dhuwe kuasa. Pergi ke desa lain,Suhar. Coba lagi. Pasti laku daganganmu. Bapakmu dulu juga begini. Tapi ndak pernah sampai ngobong. Rejeki harus disyukuri. Gusti Allah ora sare.

Suhar :
Mbok, aku memang mau pergi. Ke Solo. Aku mau bertapa di Bengawan Solo.

Mbok Tirah :
Bertapa ? Siapa yang menyuruhmu, nang ?

Suhar :
Suhar mau cari wangsit. Suhar mau berjuang. Pamit,mbok.
(Mencium tangan Mbok Tirah. Berangkat dengan gembolannya)

Mbok Tirah :
Suhar, kamu sudah memanggil api. Api itu menular. Jangan memanggil api, Suhar. (Menyiramkan air ke tumpukan barang hangus)

Fragmen 3
Hari yang lain. Dekat hutan. Selewat subuh. Gubuk tua. Suman sedang membakar daging. Asap mengepul. Belasan orang bersenjata tajam mengendap-endap mendekatinya dari arah belakang. Segera orang-orang merangseknya.

Massa :
Bunuh! Bunuh!!

Suman :
(Membalik, sorot matanyamenantang . Mulutnya masih mengunyah keratan daging hangus. Suaranya tenang, berjalan mendekati orang-orang)
Mau coba ?

Massa :
Bunuh! Bunuh!!
(Dari arah belakang, Kuro menerjang dan meringkus Suman. Sentolo menyudahinya dengan pukulan keras batang kayu ke kepala Suman. Suman rubuh. Massa bersorak. Pukulan bertubi ke tubuh Suman. Muncul Daeng, dalam seragam hitam prajurit)
...................
Jika anda menginginan naskah teater yang berjudul Cannibalogy yang ditulis oleh Benny Johanes silakan anda download naskah seutuhnya melalui link berikut ini.

Download Naskah Ini

Rabu, 21 April 2010

Presiden Kita Tercinta

Presiden Kita Tercinta
Naskah: Agus Noor



Pelajaran Pertama Menjadi Anjing


Hari masih remang.
Sayup, terdengar suara khas siaran berita pagi dari radio.

Suara Penyiar Radio,
“Berita Pagi Radio Republik Nasional… Serangkaian serangan dan penculikan telah terjadi tengah malam tadi di Ibu Kota Negara. Presiden dikabar mati tertembak oleh para pemberontak. Situasi masih simpang siur. Sementara Kolenel Kalawa Mepaki yang langsung mengambil alih pengamanan Ibu Kota, menegaskan bahwa saat ini situasi telah berangsur-angsur terkendali…”


Sementara panggung masih remang, saat siaran berita itu berkumandang, tampak bermunculan para Anggota Dewan Senator Kota. Dalam kecemasan mereka saling berbincang, bergerombol dalam kerumunan, mencoba mencari tahu keadaan. Sebagian tampak cemas, gugup, dan masih mengantuk. Lalu suara radio itu perlahan melenyap bersamaan dengan panggung yang mulai terang. Saat panggung mulai terang itulah, perlahan-lahan pada bagian belakang panggung muncul gambar besar foto Presiden. Dan panggung pun kini mengesankan sebuah balairung Gedung Dewan Senator Kota yang luas dan megah, dimana para senator itu tampak makin sibuk dengan kasak-kusuk. Balairung itu terlihat luas, dengan pilar-pilar tinggi menjulang. Ada warna-warni yang lembut membias dari gresto lukisan kaca di dinding-dindingnya.

Saat itulah muncul Kolonel Kalawa Mepaki. Terburu, tetapi tak kehilangan kesigapan dan kewaspadaannya. Tampak lusuh, tetapi tetap gagah dalam seragam lapangannya. Seketika balairung senyap. Semua bagai tersedot perhatiannya pada Kolonel Kalawa Mepaki yang memain-mainkan sekeping mata uang. Keping itu dilempar, dan kemudian ditangkapnya lagi, digenggamnya, seperti melakukan undian, seperti berusaha menyakinkan akan nasib baik. Kemudian Kolonel Kalawa Mepaki tersenyum demi melihat keping dalam genggamannya itu, lalu mulai bicara…

Kolonel Kalawa Mepaki,
“Maaf, kalau saya mengganggu waktu sarapan pagi Tuan-tuan dengan undangan yang serba mendadak ini…”

Dengan mata elangnya, Kolonel Kalawa Mepaki menatap para senator itu.

Kolonel Kalawa Mepaki,
“Tuan-tuan pasti sudah mendengar kabar kematian Tuan Presiden…”

Seseorang Senator, langsung memotong sinis,
“Kematian…, atau pembunuhan?! Itu dua hal yang berbeda, Kolonel!



Kolonel Kalawa Mepaki,
“Saya bisa memahami situasi yang penuh kecurigaan seperti ini. Tapi saya bisa menegaskan: Berdasarkan Badan Informasi Intelejen, yang secara kebetulan ada dibawah komando saya, Tuan Presiden memang mati ditembak kaum anarkhis-revolusioner, yang didukung oleh apa yang di sebut Konspirasi Para Jenderal…”

Seseorang senator, yang bernama Awuk, segera bicara lantang,

Awuk,
“Bagaimana dengan informasi lain, yang menyebutkan pasukan perang, yang juga secara kebetulan dibawah komando Anda, terlibat dalam penculikan Presiden itu? Apakah Anda hendak mengesampingkan informasi ini, Kolonel?”

Kolonel Kalawa Mepaki,
“Tentu, saya akan perhatikan informasi itu…”

Suara Kolonel Kalawa Mepaki terdengar tegas, tetapi juga keras. Seperti menyiratkan tekanan dan ancaman.

Kolonel Kalawa Mepaki,
“Dalam kekacauan seperti ini, tentu saja ada fihak-fihak yang ingin mengambil keuntungan dengan menyebar informasi yang menyesatkan. Karena itu, hati-hatilah!! Siapa tahu informasi itu menjadi peluru yang mengancam keselamatan Tuan-tuan…”

Kolonel Kalawa Mepaki menatap tajam Awuk. Lalu melemparkan keping koinnya, melihatnya dengar cermat, baru melanjutkan bicara…

Kolonel Kalawa,
“Saya hanya bisa menyarankan, pada Anda, Tuan…”

Awuk,
“Awuk…”

Kolonel Kalawa,
“Tuan Awuk… Tuan boleh mempercayai setiap informasi, sejauh informasi itu tidak bertentangan dengan informasi yang saya berikan. Saya berusaha mengendalikan semua kasak-kusuk yang menyesatkan…”

Seorang Senator,
“Atas dasar apa, Anda merasa memiliki wewenang seperti itu, Kolonel?!”

Sesekali masih terdengar tembakan, nun di luar sana…

Kolonel Kalawa Mepaki,
“Mestikah saya membiarkan semua baku tembak itu terus berlangsung?”
....................

Download Naskah Ini

Naskah Seulanga

seulanga
karya: Alimuddin


BABAK I

ADEGAN I

SENANDUNG LAGU ACEH MASIH LAMAT TERDENGAR.
MENDUNG, DUA HARI SUDAH PENYERBUAN OLEH ORANG-ORANG HIJAU MELANDA KAMPUNG. SEORANG PEREMPUAN (SEULANGA) DUDUK DI DEPAN JENDELA RUMOH ACEH. IA MEMANDANG LANGIT DENGAN TATAPAN KOSONG. SESEKALI AIR MATA MENGALIR SENDIRI DARI MUKA KEPUCATAN ITU. WAJAH DAN PAKAIANNYA LUSUH. RAMBUTNYA TIDAK SELURUHNYA TERTUTUP DENGAN KERUDUNG HITAM. DI DEPANNYA(HALAMAN RUMAH SEULANGA) SEMAK DENGAN KAYU-KAYU, ANAK-ANAK PELURU-PELURU YANG TELAH DITEMBAKKAN, JUGA DARAH-DARAH DI BEBERAPA TEMPAT. AGAK KEJAUHAN KELIHATAN BUNGA SEULANGA
YANG SEPERTI INGIN LAYU.
SEULANGA (26 TAHUN) ADALAH SALAH SATU KORBAN PENYERBUAN ORANG-ORANG HIJAU. SUAMINYA (SUMAN) YANG BARU MENIKAHINYA BEBERAPA BULAN LALU DIBUNUH. PUN ABU DAN MAK YANG IKUT TERBUNUH. IA JUGA DIPERKOSA BERAMAI. HANYA TERSISA IA DAN MASYIK (NENEK).
SEULANGA : (BERGUMAM) untuk apa juga lon melanjutkan hidup kalau begini? Semua telah pergi. Mak, abu pun suami lon. (AIR MATA MULAI MEREMBESI PIPI SEULANGA) mengapa tak lon ikut mati sekalian? (MENATAP LANGIT DENGAN SEKSAMA) Po Rabbi1, mengapa tak tarik juga nyawa lon sekalian. Mengapa hanya tinggal lon dan masyik2 saja? Mengapa?? (MENGGUGAT). Kini sungguh tak ada alasan lon untuk hidup dan bertahan. Lebih baik (AIR MATA SUDAH BEGITU HEBAT MENGUASAI SEULANGA ) lon mati saja! Lebih baik lon mati! (HISTERIS DAN BERSUARA KERAS).

ADEGAN II

DARI ARAH RUANG TAMU RUMOH ACEH TERGOPOH-GOPOH DATANG PEREMPUAN TUA (MASYIK). MASYIK ADALAH PEREMPUAN BERUSIA 75 TAHUN. MASYIK MENGHAMPIRI SEULANGA YANG DUDUK DEKAT JENDELA.
LAMPU KEMUDIAN MENYOROT RUANG TAMU RUMOH ACEH. KITA MELIHAT DI DINDING RUANG ACEH TERGANTUNG BEBERAPA TULISAN KALIGRAFI BAHASA ARAB, SEBUAH KALENDER DINDING DAN GAMBAR KA’BAH. DI DINDING LAINNYA TERGANTUNG FOTO PERNIKAHAN SEULANGA DENGAN SUAMINYA. SERTA SATU JAM DINDING TUA DI DINDING SISI LAIN.
SEULANGA : (MENOLEH KE ARAH MASYIK) lihat masyik (SEULANGA MENGUSAP AIR MATA) apa yang tersisa? Hanya luka dan luka (BERSUARA LIRIH). Dan kita yang terluka masyik (TERTAWA SENDIRI).
MASYIK : (MENGELUS PUNGGUNG SEULANGA) sabar nyak3. (MENGHELA NAPAS BERAT) ini sudah kehendak po Rabbi.
SEULANGA TAK PEDULI.
SEULANGA: Mak-Abu dibunuh masyik. Suami lon Bang Suman dibunuh. (SUARA PARAU) dan lon diperkosa masyik.
MASYIK MEMELUK SEULANGA. SEULANGA TERSEDU-SEDU MENANGIS DALAM DEKAPAN MASYIK. AKAN TETAPI SESAAT SETELAH ITU SEULANGA MELEPASKAN DIRI DARI DEKAPAN MASYIK.
SEULANGA : Padahal Abu paling pantang melihat lon menangis (PIKIRAN MENERAWANG, MASIH MENANGIS). Tapi luka ini terlalu dalam abu?( BERKATA PELAN SEOLAH BERBICARA DENGAN DIRI SENDIRI).
MASYIK BERJALAN LEBIH KE DEPAN JENDELA. DARI JENDELA MELIHAT JAUH KE LANGIT. DIAM-DIAM AIR MATA KELUAR DARI MATA PEREMPUAN TUA ITU.
MASYIK: Abu ingin kamu menjadi perempuan kuat-perkasa neuk4. Sekuat Cut Nyak Dhien ketika mengusir kaphee Beulanda (BAHU MASYIK NAMPAK SEDIKIT BERGUNCAN-GUNCANG).
SEULANGA TIDAK TERLALU PERDULI. IA SEPERTI SIBUK DENGAN DUNIANYA SENDIRI.
SEULANGA : tapi Seulanga kini adalah seulanga rapuh. Angin saja akan sanggup menerbangkannya ke negeri entah-berantah. Seulanga kini adalah seulanga yang ingin segera mati.
MASYIK TERSENTAK DAN SEKARANG MENOLEH MUKA KE ARAH SEULANGA. MASYIK BERJONGKOK DI HADAPAN SEULANGA. TANGAN KERIPUT ITU MENGHAPUS AIR MATA YANG MEREMBES DI MUKA SEULANGA.
MASYIK : Berjanjilah neuk untuk tidak akan melakukan hal-hal aneh (MUKA BERHARAP). Hanya si nyak harta masyik yang tersisa kini (MENANGIS LAGI, AIR MATA LEBIH HEBAT).
SEULANGA TERDIAM. MATA MASYIK SEPERTI INGIN MENEROBOS PIKIRAN SEULANGA.
SEULANGA : Lon berjanji (RAGU). Maaf masyik, lon tidak bisa berjanji (BERKATA DALAM HATI). Lon hanya ingin mati kini (MASIH BERKATA DALAM HATI).
LAMPU FOCUS MENYOROT SEULANGA YANG LARUT DALAM PIKIRANNYA SENDIRI. KEMUDIAN PERLAHAN LAMPU SOROT MENGECIL DAN SEMAKIN MENGECIL.
PANGGUNG GELAP.
KILAS BALIK.


Download Naskah Ini

Naskah Pemenang Federasi Teater Indonesia 2009

Berikut ini adalah beberapa naskah pemenang Sayembara Penulisan Naskah Drama Nasional tahun 2009.

  1. Seulanga karya Alimuddin DOWNLOAD
  2. Presiden Kita Tercinta karya Agus Noor DOWNLOAD
  3. Cannibalogy karya Benny Johanes DOWNLOAD
  4. Rare Angon karya Ibed Surgana Yuga DOWNLOAD

Naskah-naskah tersebut adalah kiriman dari saudara Abdul Malik yang sebelumnya telah mengirimkan Kumpulan Naskah Drama Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006 ke email Bandar Naskah. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih kepada saudara Abdul Malik.

Bagi kawan-kawan yang ingin menyumbangkan koleksi naskah yang dimiliki silakan kirimkan ke melonmanalagi@yahoo.com.

Senin, 19 April 2010

Naskah Teater: Mangir

MANGIR
Karya Pramoedya Ananta Toer

Dramatic Personae

  1. Wanabaya, Ki Ageng Mangir, pemuda, + 23 tahun, prajurit, pendekar, panglima Mangir, tua Perdikan Mangir, tampan, tinggi, perkasa dan gagah.
  2. Baru Klinting, tetua Perdikan Mangir, pemuda, + 26 tahun, prajurit, ahli siasat, pemikir, organisator.
  3. Pambayun, Putri, putri pertama Panembahan Senapati dengan permaisuri, + 16 tahun, telik Mataram, berpikiran masak.
  4. Suriwang,pandai tombak, + 50 tahun, pengikut fanatik Baru Klinting.
  5. Kimong,telik Mataram, + 30 tahun.
  6. Tumenggung Mandaraka, pujangga dan penasihat kerajaan Mataram, + 92 tahun, kepala rombongan telik Mataram.
  7. Ki Ageng Pamanahan,ayah Panembahan Senapati, + 90 tahun.
  8. Pangeran Purbaya, anak pertama Panembahan Senapati, + 20 tahun.
  9. Tumenggung Jagaraga, anggota rombongan telik Mataram, kepala pasukan dari 1000 orang, + 35 tahun.
  10. Tumenggung Pringgalaya, anggota rombongan telik Mataram, kepala pasukan dari 1000 orang, + 45 tahun.
  11. Panembahan Senapati.Raja Pertama Mataram, + 45 tahun.
  12. Demang Pajang, + 42 tahun.
  13. Demang Patalan, + 35 tahun.
  14. Demang Pandak, + 46 tahun.
  15. Demang Jodog, + 55 tahun
  16. Pencerita (troubadour).

Pencerita (Troubadour) bercerita dengan iringan gendang kecil sebelum layar diangkat

Siapa belum pernah dengar Cerita lama tentang Perdikan Mangir Sebelah barat daya Mataram?
Dengar, dengar, dengar: aku punya cerita.
Tersebut Ki Ageng Mangir Tua, Tua Perdikan Wibawa ada dalam dadanya Bijaksana ada pada lidahnya rakyat Mangir hanya tahu bersuka dan bekerja
Tinggal sejengkal lidah
Dijadikannya tombak pusaka
Itulah konon tombak pusaka
Si Baru Klinting….

Layar – terbuka pelan-pelan dalam tingkahan gendang pencerita, mengangakan panggung yang gelap gulita.
Pencerita – berjalan mundur memasuki panggung gelap dengan pukulan gendang semakin lemah, kemudian hilang dari panggung.
Setting – Sebuah ruang pendopo di bawah sokosoko guru terukir berwarna (polichromed), dilengkapi dengan sebuah meja kayu dan beberapa bangku kayu.
Di atas meja berdiri sebuah gendi bercucuk berwarna kehitaman. Dekat pada sebuah soko guru berdiri sebuah jagang tombak dengan tujuh bilah tombak berdiri padanya. Latar – belakang adalah dinding rumah- dalam, sebagian tertutup dengan rana kayu berukir dan sebuah ambin kayu bertilam tikar mendong.

BARU KLINTING (duduk di sebuah bangku pada ujung meja, menoleh pada penonton).
Hmm! (Dengan perbukuan jari-jari tangan memukul pojokan meja, dalam keadaan masih menoleh pada penonton). Sini, kau Suriwang!

SURIWANG(memasuki panggung membawa seikat mata tombak tak bertangkai, berhenti; dengan satu tangan berpegang pada sebuah sokoguru).
Inilah Suriwang, pandai tombak terpercaya Baru Klinting. (menghampiri Baru Klinting, meletakkan ikatan tombak di atas meja). Pilih mana saja, Klinting, tak bakal kau dapat mencela.

BARU KLINTING (mencabut sebilah, melempar-tancapkan pada daun meja, mengangkat dagu): Setiap mata bikinan Suriwang sebelas prajurit Mataram tebusan.

SURIWANG
Ai-ai-ai tak bisa lain. Segala apa yang baik untuk Suriwang, lebih baik lagi untuk Klinting, laksana kebajikan menghias wanita jelita, laksana bintang menghias langit-lebih, lebih baik lagi untuk Wanabaya, Ki Ageng Mangir.
.............


Download Naskah Ini

Pengagum Bintang

PENGAGUM BINTANG

Karya :Dadi Reza Pujiadi


Tokoh :
  1. RAYANI
  2. MARIO
  3. LINDA
  4. PRIA CANGKLONG
  5. SABRON
  6. ABAH
  7. NINI
  8. ATOK
  9. ITEM
  10. SUTRADARA
  11. ANTON
  12. PENJUAL TEROMPET.
  13. TUKANG PEL.
  14. LAKI-LAKI
  15. PEMUDA- PEMUDI
  16. ORANG-ORANG



SEBUAH RUANG
Ruangan bercahaya temaram dan berasap (Dominan back light). Back Sound
Samar-samar terdengar lagu House musik. (Mungkin penonton akan
mempunyai kesan bahwa ruang ini adalah bagian ruang lain dari sebuah
diskotik.)
Tiga orang berada di sana terlihat seperti bayangan.
Seorang pria duduk di kursi memperhatikan selembar photo. Asap mengepul
dari rokok di dalam cangklongnya. Di depannya duduk Seorang laki-laki, dan seorang lagi berdiri tegak di belakangnya. Mereka hanya dibatasi sebuah meja.
01. Pria cangklong : Tipe begini banyak yang suka. Kapan bisa kau dapatkan dia?
02. Lelaki : Tidak lama lagi, satu atau dua minggu sepertinya mungkin...
03. Pria Cangklong : Alah, waktu segitu terlalu lama! Tidak bisa lebih cepat?
04. Lelaki : Aku usahakan secepatnya Boss...
05. Pria Cangklong : (mengangguk-angguk) Berapa umurnya?
06. Lelaki : 16 tahun. Broken home... Jadi tidak terlalu susah untuk dikerjain kan?
Pria Cangklong tertawa.
07. Pria Cangklong : Usia yang tepat untuk disate...
Lelaki tertawa.
08. Lelaki : Beri aku waktu, Boss. Akan kuberi kabar baik secepatnya. Orangku sedang berusaha...
09. Pria Cangklong : Baiklah. Aku senang cara kerjamu. Kau tak mungkin mengecewakan aku kan? Aku harap jangan!
10. Lelaki : Tentu, Boss. Tentu!
Tertawa.

TAMAN
Set sederhana. Background hotel dan gedung perkantoran untuk menunjukkan bahwa setting adalah nuansa tengah kota.
Sebuah bangku panjang terletak tengah panggung.
Langit sore yang cerah, Awan putih menutup cakrawala. Back sound bunyi seliweran kendaraan sesekali. Suara teriakan Pedagang keliling.
(Lighting fade in) Mario dan Rayani masuk bersamaan dari Arah berlawanan. Mereka tiba di bangku, serempak ingin duduk. Namun tidak jadi. Saling menunggu.

11. Mario & Rayani : (berbarengan) Silahkan!
Keduanya jadi serba salah.
12. Mario & Rayani : (berbarengan) Kamu duluan...
Makin serba salah. Sama-sama tertawa. Keduanya duduk. Mario membuka bungkusan kacang rebus. Rayani membuka tas, mengeluarkan lembar skenario. Mengaduk-aduk isi tas.
13. Rayani : (sibuk) Di mana sih... (Kesal.) Aduh, perasaan sudah aku masukin...
14. Mario : (mukanya mendekat ke Rayani) Cari app...
Tak disangka siku lengan Rayani mengenai muka Mario. Mario kesakitan.
15. Mario : Aduh...
16. Rayani : Oh, maaf, maaf! Kena ya? Aku nggak tahu...
Beberapa saat Rayani kembali sibuk mencari... Tapi kemudian sadar dengan
keadaan orang di sampingnya.



Download Naskah Ini

Menggulung Layar

LAKON SANDIWARA PANGGUNG


MENGGULUNG LAYAR
Oleh: Anggi Valentinata Goenadi



PARA PELAKU :

  1. PELOK (Laki-laki yatim piatu usia 15 tahunan, tahan uji, mandiri, berprinsip)
  2. KREPO (Laki-laki se-usia Pelok, penakut, pengecut)
  3. PARMIN (Laki-laki usia 14 tahun, humoris)
  4. PLINTIS (Laki-laki usia 15 tahunan, konyol)
  5. PEJUANG KOMANO (Bisa laki/perempuan, usia 15 tahunan, nakal, licik)
  6. WARTAWAN 1 (Bisa laki-laki/Perempuan)
  7. WARTAWAN 2 (Bisa Laki-laki/Perempuan)
  8. TNTARA 1 (Laki-laki usia 16 tahun, kejam dan tegas)
  9. TENTARA 2 (Laki-laki, kejam, bodoh)
  10. PETHUK (Laki-laki usia 16 tahun)
  11. GEMBOS (Laki-laki usia 16 tahun)
  12. BUJEL (Laki-laki usia 15 tahun)
  13. MOGOL (Laki-laki usia 17 tahun, bodoh, nakal, pemarah)
  14. BOCAH KECIL (Usia 13 tahun, misterius)
  15. CANTIK (Perempuan 15 tahun, periang, manja, labil)
  16. AYU (Prempuan usia 15 tahun, lembut, baik hati, bijaksana)
  17. RONALD (Laki-laki usia 16 tahun, bodoh, dengki, emosional)
  18. ARYA (Laki-laki usia 16 tahun, tidak punya pendirian)
  19. ESTIN (Perempuan usia 16 tahun, culas dan sok kaya)
  20. SUARA (Laki-laki usia seorang bapak, arif, sabar)
CATATAN
UNTUK MENSIASATI KETERBATASAN PEMAIN SERTA KWALITAS KEAKTORAN, BISA DOUBLE CASTING, SEBAB ADEGANNYA ADA YANG TIDAK BERSAMAAN.


LAMPU BLACK OUT.

DIAWALI DARI SAYUP-SAYUP MUSIK GADUH. SESEKALI MENGHENTAK DAN BERDENTAM, KIAN LAMA KIAN MENGERAS HINGGA MEMEKAKKAN TELINGA. SELANJUTNYA… MENUKIK DISERTAI JERITAN BERATUS RATUS BOCAH YANG MEMILUKAN.

SUASANA SEPERTI PERKAMPUNGAN MENGHADAPI MUSIBAH GEMPA DAN PANIK! (BIARKAN SEJENAK SUASANA SEPERTI INI) KEMUDIAN… SEKETIKA BERHENTI. BERUBAH SUNYI SESAAT…

SUARA DEBURAN OMBAK BERGENURUH MONOTONE, MULAI MERAMBAT. LAMPU MULAI MENYALA PELAN-PELAN DARI KEREMANGAN…
LAYAR PANGGUNG PERLAHAN-LAHAN PULA MULAI TERKUAK… SAAT TERBUKA PENUH, LAMPU DIARAHKAN KE LAYAR PUTIH YANG BER-UKURAN 3X3 METER YANG DISITU TERDAPAT TOKOH KSATRIA ‘BIMA ALIAS WERKUDARA’ POSISI BERDIRI AGAK MENUNDUK, SEOLAH-OLAH SEDANG MENERIMA WEJANGAN.

SUARA DEBURAN OMBAK KIAN LAMAT-LAMAT.
SAYUP-SAYUP TERDENGAR TEMBANG JAWA: MAS KUMAMBANG DILANTUNKAN

KELEK-KELEK BIYUNG SIRO
ANENG NGENDI
ENGGAL TULUNGONO
AWAKKU KECEMPLUNG WARIH…
(DAN SETERUSNYA)

DI BAWAH POHON KERING, DI BAGIAN KIRI DEPAN PANGGUNG.
LAMPU WARNA KEBIRU-BIRUAN DI ARAHKAN KE TEMPAT TERSEBUT.
PELOK, LAKI-LAKI USIA 15 TAHUNAN, SEDANG MERENUNGI NASIBNYA.

SUARA : PELOOOK…
KAMU MESTI TABAH! JANGAN HABISKAN WAKTUMU,
DENGAN KESEDIHAN-KESEDIHAN!
JANGAN KECIL HATI LANTARAN KAMU SEORANG YATIM PIATU!
KAMU MESTI SEMANGAT!
KAMU MESTI TEGAR!
KAMU MESTI BELAJAR MENGHADAPI HIDUP!
PELOOOK…
INGATLAH TOKOH BERNAMA BIMA
MELANGKAHLAN SEPERTI DIA
BUKANKAH SEMUA SUDAH KUAJARKAN KEPADAMU?
PELOOOK…
PESANKU YANG TERAKHIR:
JADILAH ORANG YANG PINTER DAN BENER
JANGAN SEKALI-SEKALI
BIKIN DIRIMU NGILER
JANGAN SEKALI-SEKALI
KAMU SAKITI LINGKUNGAN!
INGAT ITU !!!
PELOOOK…
HATI-HATI, THOLE…!!

PELOK TERSENTAK…
DAN MENCARI-CARI DATANGNYA SUARA YANG SANGAT DIKENALNYA.

PELOK : (SEDIH)
PAK… BAPAK… PAK… BAPAK…
JANGAN TINGGALKAN AKU SENDIRIAN, PAK!
AKU TAKUT, PAK. DI RUMAH SEPI SEKALI, PAK. AKU TIDAK BERANI, PAK.
AKU SEDIH, TIDAK ADA SIAPA-SIAPA.
PAAK…BAPAAAK… PAAK… BAPAAAK, DIMANA KAMU, PAK?
PULANGLAH PAK, NEMANI AKU. AKU TAKUT SENDIRIAN, PAK…

SUARA : AKU TIDAK BISA PULANG, THOLE. BAPAKMU HARUS PERGI…

PELOK : BISA, PAK. AKU TUNGGU DISINI. NANTI PULANGNYA BERSAMA-SAMA.
AYO, PAK! AKU DISINI, DIBAWAH POHON KERING DEPAN MAKAM.
KESINILAH PAK, AKU TUNGGU…

SUARA : TIDAK BISA, LE… BAPAK HARUS PERGI.

PELOK : YAAAH… BAPAK! AKU TAKUT SENDIRIAN, PAK!

SUARA : THOLE… TIDAK USAH TAKUT! TEMAN-TEMANMU KAN BANYAK, LE.

PELOK : TAPI KALAU DI RUMAH, AKU SELALU SENDIRIAN, PAK. SEPI SEKALI, PAK.
AKU TAKUT…
....................


Download Naskah Ini

Anting

Anting
oleh
Imran Laha


Sinopsis

PERJALANAN SEORANG GADIS MUDA YANG BERNAMA SITI UNTUK MEMUSNAHKAN ANTING. SEMUA TELAH IA RENCANAKAN DAN MERACIK SESUATU UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA ANTING ITU SESUATU YANG TAK BERGUNA. SEGALA HAL IA LAKUKAN UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA PEREMPUAN BISA JADI PEREMPUAN TANPA ANTING. YANG AKHIRNYA IA HARUS TERBUNUH SEBAGAI PEREMPUAN YANG TAK BERTINDIK, BAHKAN TAK BERTELINGA.

Karakter

Gadis Botak/Siti
Pria Mohwak
Teman
Guru
Murid-murid
Perempuan Muda
Nenek
Suami
Istri
Siti Kecil

DI SUDUT BUMI MALAM. TERDENGAR ANGIN MENDESIR GANAS. IBARAT KIPAS ANGIN, ADA SEGUMPAL CAHAYA LEWAT BERGANTI-GANTI MENERANGI MEJA YANG KISRUH DENGAN BUNYI DENTINGAN GELAS, TUANGAN AIR DALAM BOTOL, AIR YANG MENDIDIH, SUARA MESIN LAS YANG TERKADANG EFEK SINAR LAS MENERANGI KEGELAPAN MISTERIUS ITU DAN TERLIHAT SEAKAN SILUET NEGATIF FOTO/KLISE. KEKISRUHAN TERUS BERLANJUT MENGIRINGI ALUNAN GERUTU YANG DALAM DAN BERAROMA KEMARAHAN YANG KELUAR DARI SOSOK YANG TERTELAN GELAP ITU. BAHKAN PERCIKAN-PERCIKAN LUDAH MENYUMPAH SEMESTA DAN MENGGEMA MEMBERAIKAN BUHUL-BUHUL KEPEKATAN MALAM.

Sosok di balik gelap.
Free sex telah kututup dalam kitab Kamasutra. Setelah kupelajari setiap huruf-huruf gairah kemudaanku dengan berbagai pembenaran. Akhirnya kusimpulkan setiap komposisi sex di dunia remaja yang begitu fantastic dengan fenomenanya, hanya orgasme yang menjawab. Terlalu ketinggalan zaman menurutku. Kini sudah usang berdebu dan entah di bilik ingatan mana kusimpan dia. Aku lupa. Hanya nomor hotel semalam yang bertengger dalam ingatanku ...

KEREMANGAN MEMBAHANA BUMI. DENGAN SEKETIKA SOSOK DI BALIK GELAP LENYAP, TERTUKAR SEBUAH KAMAR LOSMEN SEDERHANA YANG KHAS DENGAN KEREMANGAN. ADA PINTU YANG TERTUTUP RAPAT BERNOMOR 501. DI BALIK SEMUANYA, DUA SOSOK REMAJA BERCUMBU DIIRINGI KESEPIAN MENGALUN BIRAHI. NAFAS KEDUA SOSOK ITU MENAMBAH KENIKMATAN MUSIK. MEREKA BERPELUKAN. SILUET RAMBUT SEORANG WANITA MENGGELIAT SERUPA TARIAN ULAR. KECUPAN-KECUPAN IBARAT TETESAN AIR MEMECAH PADA GENANGANNYA. RUANG SEINDAH KOMPOSISI TARIAN DALAM TAMAN SURGA, DAN DEGUPAN-DEGUPAN BIRAHI MEREKA BERSUARA DALAM KAMAR ITU ...
.............................


Download Naskah Ini

Naskah Drama Remaja: Nina Bobo

N I N A B O B O
KARYA : ROY AGUSTINUS

SEBUAH TAMAN DENGAN LAMPU BULAT DIMANA ADA BEBERAPA BANGKU YANG NAMPAK KOSONG. BULAN BULAT BERSINAR. NINA MEMASUKI PANGGUNG.

NINA
(MENANGIS)
KEJAM! BENAR-BENAR KEJAM! HUHUHU… KATANYA CINTA TAPI TERNYATA SELAMA INI DIA JUGA PACARIN CEWEK LAIN. KALAU DULU DIA PASTI SELALU NGERAYU, HONEY, HONEY, I LOVE YOU. HONEY, HONEY, CINTAKU. HONEY, HONEY, KU SUN DULU. MERAH BIBIRMU SEMERAH GELORAKU PADAMU. HUHUHU… DASAR PLAYBOY! BUAYA! SEKALI BUAYA, TETAP BUAYA! BUAYA YANG PANDAI MERAYU, TAPI SETELAH ITU, SEMUANYA BULLSHIT! BULLSHIT SHIT SHIT! PEMBOHONG! PEMBUAL! AKU DICELEIN, AKU DITIPU. AKU TERTIPUUUU! HUHUHU….


(BAYU DENGAN STYLE ANAK BAND MEMASUKI PANGGUNG. MARAH-MARAH. MENENDANG SEBUAH KALENG MINUMAN)

BAYU
DIKIRA SEKOLAHAN AJA YANG PENTING?? MUSIK ITU NGGAK PENTING?? DIKIRA CUMA NILAI RAPORT YANG PENTING? NGEBAND ITU GAK PENTING?? SEMUANYA NGGAK ADIL! CUMA UNTUK RAPORT, ANGKA, KELAKUAN BAIK, KERAPIHAN? DAN MUSIK HARUS DINOMOR DUAKAN? NGE BAND HARUS DIKESAMPINGKAN?? TAPI NYATANYA MEREKA SIBUK! MAMAH PAPAH SIBUK. SIBUK BUK BUK! NGGAK ADIL!

(BAYU MENENDANG SEBUAH KALENG. NINA MENDELIK KARENA MERASA TERGANGGU)
NINA
Berisik! Apa kira di situ yang punya taman?
(BAYU MENENGOK KEARAH NINA SEBENTAR. SEBUAH KALENG DITENDANGNYA LAGI.)




BAYU
MASA BODO! KALAU SEMUANYA MASA BODO, AKU PUN BISA MASA BODO! MASA BODO!
NINA
Hei, Berisik! Nggak dengar ya??
BAYU
Cewek, apa pedulimu?
NINA
Ngomong cewek lagi?? Hei, aku bisa perduli karena kamu menendang kaleng itu dan kaleng itu menimbulkan bunyi bising yang membuat risih telingaku!! Ngerti??

BAYU
Nggak.

NINA
Busyet!
(PAUSE)
Hei dengar ya? Aku sebenarnya tidak pernah perduli denganmu. Tapi aku bisa perduli kalau kau mengganggu ketenanganku dengan menendang-nendang kaleng seperti itu!

BAYU
Itu musik. Aku hanya ingin musik. Aku mencari segala sesuatu yang mengandung musik termasuk suara kaleng yang kutendang ini. Begini ini


(MENENDANG SATU KALENG LAGI HINGGA MENIMBULKAN SUARA BISING. NINA MENUTUP TELINGA)


NINA
(MENJERIT)
Berisiiiiik!!

BAYU
Sudah tau!!
.............................

Download Naskah Ini

Salah SMS

SALAH SMS

Karya : Paulus PN Simangunsong



Para tokoh:

01. Nina : Pelajar SMA
02. Togi : Abang ipar Nina
03. Kakak Nina : Istri Togi
04. Dandi : Pacar Nina
05. Tono : Pengagum Nina
06. Ruri : Teman Nina yang sering iri
07. Tuti : Teman Nina
08. Orang 1 : Kelompok Ruri
09. Orang 2 : Kelompok Ruri
10. Kepala sekolah
11. Guru



1
KANTIN SEKOLAH. PAGI.

LAGU GARUDA PANCASILA DALAM IRAMA DANGDUT.
BUNYI LONCENG TANDA ISTIRAHAT. TERDENGAR SORAK-SORAI GEMBIRA.
PARA MURID MENARI DAN MENYANYI


Wo wo wo…
Tiba saatnya istirahat sekolah
Ya ya ya…
Lupakan sejenak ilmu eksakta
Ya ya ya wiyuuu…


Andai tak ada gedung sekolah
Mungkin belajar di jalan raya
Berbaur dengan pedagang kaki lima
Menggelar alas koran di trotoar kota


Wo wo wo…
Tiba saatnya istirahat sekolah
Ya ya ya…
Lupakan sejenak ilmu eksakta
Ya ya ya wiyuuu…


Bukannya benci belajar
Bukannya tak ingin pintar
Tapi hati ingin senang sejenak
Istirahatkan otak walau sesaat
Wo wo wo… Ye ye ye…


TELEPON GENGGAM BERBUNYI KENCANG MENANDAKAN SMS MASUK.


Ruri : (LATAH) Copot…copot…copot….copot. Eh, copot. Hhhh… suaranya
kencang banget. Bikin kaget. Nggak ada yang lebih kenceng lagi? SMS
nih. Baru pegang eh, sudah ngagetin. Bagaimana kalau lama? Atau
sambil dielus-elus? Bisa mati jantungan aku.


Nina : Baca saja! Makanan datang nih. Ruri, kamu masih sering lewat
taman?
Hati-hati lho! Aku baca di koran tadi pagi, semalam ada pemerkosaan disana.

Ruri : Iya. Aku juga dengar dari Bapak. Selanjutnya lebih baik pulang
Lewat depan kelurahan walau sedikit jauh memutar. Tidak apa
-apalah? Daripada ada apa-apa. (MEMBACA SMS. KAGET
. MENYEMBUNYIKAN RASA KAGET)

Nina : Dari siapa? Apa pesannya?

Ruri : (GUGUP) Belum baca kok he he he… Aduh! Tiba-tiba ingin ke WC.
Tunggu sebentar ya! Sampai nanti. (MENINGGALKAN HP)

Nina : (MENYANTAP MAKANAN. SMS TIDAK DIBACA)
Tingkahnya aneh bin ajaib? Ooo… mungkin kena sindrom HIV stadium empat HIV, Hasrat Ingin Vivissssss…

(LONCENG ISTIRAHAT SELESAI. NINA BURU-BURU MEMBAYAR LALU MASUK KELAS)


Download Naskah Ini

Naskah Teater Remaja: Kudeta

Juara 3 Lomba Penulisan Naskah Teater Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006

Sebuah Naskah Teater Remaja

Oleh:
JONED SURYATMOKO


PEMAIN
LINDA, siswi kelas II,
HELEN, siswi kelas II,
BUNGA, siswi kelas II,
RATNA, siswi kelas II,
NUNGKI, siswi kelas III, mantan Jagoan
MEYMEY, siswi kelas III, mantan Jagoan
KANDI, siswi kelas III, mantan Jagoan
BRIAN, siswa kelas III, idola kelas II dan III,
PAK ISWADI, guru pendamping OSIS, masih agak muda
KEPALA SEKOLAH, galak, hampir pensiun
IBU, ibu LINDA
Untuk adegan hiruk-pikuk bisa ditambahkan lebih banyak figuran, para siwa dan siswi yang lain


WAKTU
Sekarang

TEMPAT
SMA di Indonesia, halaman sekolah,
Kamar LINDA, Dalam hati LINDA
(selera lokal disesuaikan)


SINOPSIS KUDETA

Tahun ajaran baru sudah mulai. Murid kelas III yang baru akan segera menghadapi ujian nasional dan terlalu sibuk mengikuti bimbingan belajar. Kinilah saatnya bagi murid-murid kelas II yang baru untuk melakukan kudeta merebut kekuasaan jagoan sekolah mereka.
Empat murid kelas II, yakni LINDA, HELEN, BUNGA dan RATNA menyadari hal itu. Mereka tahu bahwa mereka harus segera menyusun rencana untuk segera menunjukkan bahwa merekalah jagoan murid perempuan di sekolah. Dengan demikian mereka bisa menguasai kantin, halaman sekolah dan juga toilet.
Masalah muncul ketika ternyata aksi kudeta mereka mengalami banyak halangan. Murid kelas III belum rela melepaskan jabatan jagoan mereka, Bunga dan Ratna sudah harus mengikuti bimbingan belajar sejak kelas II. Linda tertinggal sendiri ketika ternyata Helen juga sudah berhasil mendapatkan murid kelas III yang menjadi idola mereka.
Satu kesempatan tersedia ketika Linda ditawari menjadi Ketua OSIS, Namun tawaran itu ditolaknya. Baginya menjadi jagoan dengan jabatan hasil pemberian sekolah tidak akan membanggakan. Ia juga menyadari bahwa ia harus tetap siap mewujudkannya sendiri. Karena itulah kemenangan sebenarnya.



Download Naskah Ini

Kongres Unggas

NASKAH TEATER REMAJA
KONGRES UNGGAS
KARYA : APRIS

PELAKU :
1. NY. ANGSA
2. NY. BABON
3. NONA BEBEK
4. NY. KUTILANG
5. NY. KASUARI
6. NY. BANGAU
7. NONA ITIK
8. NONA MERPATI
9. NONA ITIK
10. GAGAK
11. KAKAK TUA
12. SAWUNG JAGO
13. SWAN SONG
14. PELIKAN
15. JOKO PERKUTUT
16. NYI CENDRAWASIH
17. NYI KUNTIL





KONGRES UNGGAS

BABAK I
RUANG TAMU MEWAH SEBUAH BANGUNAN BESAR MILIK NY. BANGAU. DISINI AKAN DILANGSUNGKAN PERTEMUAN RUTIN PARA UNGGAS; ARISAN. YANG SUDAH TERLIHAT DATANG LEBIH DULU NY. KUTILANG, NY. BABON DAN NONA BEBEK. DITEMANI TUAN RUMAH, MEREKA SEDANG ASYIK NGRUMPI NONA ITIK, PUTRI NY. BANGAU, SIBUK MELAYANI PARA TAMU. NYI KUNTIL, PENGAWAL NY. KUTILANG, DUDUK MENYENDIRI DI SALAH SATU SUDUT RUANG ITU DENGAN ANGKERNYA, SAMBIL MELAHAP HIDANGAN YANG DISAJIKAN. TIDAK LAMA KEMUDIAN, MUNCUL NY. ANGSA BERSAMA NONA MERPATI PUTRINYA, DIIRINGI PENGAWAL SETIANYA JAKA PERKUTUT.
1. Angsa : Sedang membicarakan apa, kok kedengarannya meriah banget.
2. Babon : Itu lho Jeng Bebek aneh-aneh saja. Dia bilang jago-jago kita tambah gila saja. (TERTAWA). Padahal, sejak dulu yang namanya jago itu memang gila. Apalagi kalau melihat perempuan-perempuan muda, cantik dan agak menggoda. (TERTAWA)
3. Angsa : O, begitu
4. Babon : Iya, Jeng Bebek juga mengatakan, para jago kita tingkat kegilaannya sudah sangat tinggi. Mana ada gila kok tinggi. Lantas, cara mengukurnya bagaimana. (TERTAWA). Kata Jeng Bebek lagi, penjajahan dan kesewenang-wenangan para pejantan terhadap para betina sudah keterlaluan. (TERTAWA LAGI, SAMBIL TERSEDAK-SEDAK)
5. Kutilang : Lho, benarkan, Tante. Pejantan-pejantan kita tambah brutal dan tidak menghargai para betina sama sekali. Kalau punya pangkat, kedudukan dan uang, mereka akan kawin dimana-mana. Tidak peduli perasaan para betina yang dikawini. (BERHENTI SEJENAK). Kalau tidak punya pangkat, kedudukan atau uang, tapi merasa sedikit tampan, ya mengobral janji di mana-mana. Nah, kalau tidak punya semua itu, ya main perkosa.



Download Naskah Ini

Lena Tak Pulang

Naskah Teater Lena Tak Pulang karya Muram Batubara atau lebih dikenal dengan Muram Batu ini merupakan Juara 1 dalam Lomba Penulisan Naskah Teater Remaja Taman Budaya Jawa Timur tahun 2006


Inilah beberapa petikan dialognya:

Tamu I
Permisi Tante, Lenanya ada?
Bu Lena
Oh tidak ada, dia belum pulang.
Tamu I
Belum pulang? Pergi ke mana ya Tante?
Bu Lena
Tante juga tidak tahu tuh, kamu tahu tidak?
Tamu I

Ya, kalau tahu saya tidak datang Tante.
Bu Lena
Iya juga ya. Hm, kamu teman sekolahnya ya?
Tamu I
Bukan Tante, saya teman…
Pak Lena
(Memotong) Suruh duduk dulu, hanya tukang pos yang diterima di depan pintu.
Tamu I
Terima kasih Om, saya harus kembali pulang.
Pak Lena
Kenapa buru-buru?


Tamu I
Ada yang harus buru-buru saya lakukan
Bu Lena
Jika buru-buru, kenapa mencari Lena?
Tamu I
Ya itu dia, Tante. Karena Lenalah saya harus buru-buru?
Pak Lena
Masuk dulu jangan buru-buru
Bu Lena
Iya masuk dulu
Tamu I
Maaf tidak bisa, saya permisi dulu.

BU LENA MENUTUP PINTU. DUDUK DI RUANG TV.

Pak Lena
Siapa namanya?
Bu Lena


Unutk membaca lebih lanjut naskah ini silakan download melalu banner di bawah ini:

Download Naskah Ini.

Minggu, 18 April 2010

Kumpulan Naskah Drama Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006

Kami ucapkan terimakasih yag sebesar-besarnya kepada saudara Abdul Malik, yang telah mengirimkan Sekumpulan Naskah Drama Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006 kepada Bandar Naskah melalui email kami melonmanalagi@yahoo.com.

Sebenarnya ada 3 email masuk yang masing-masing email adalah berisi:
1. Kumpulan Naskah Drama Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006
2. Kumpulan Naskah Drama Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2005
3. NASKAH PEMENANG FEDERASI TEATER INDONESIA 2009

Kumpulan naskah tersebut akan kami upload dan posting secara bertahap. Untuk yang pertama kami posting Kumpulan Naskah Drama Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006.
Berikut adalah email dari saudara Abdul Malik.




Dengan hormat,

Bersama ini saya kirimkan Kumpulan Naskah Drama Remaja Taman Budaya Jawa Timur 2006.
Semoga bermanfaat.

Terima kasih.

Salam hangat,
abdul malik
perpustakaan max arifin
mojokerto-jawa timur
081 80 3230 472
http://kurakurabiru.multiply.com

Adapun naskah yang dilampirkan adalah sebagai berikut :
1. Lena Tak Pulang karya Muram Batubara (juara 1) DOWNLOAD
2. Kongres Unggas karya Apris (juara 2) DOWNLOAD
3. Kudeta karya Joned Suryatmoko (juara 3) DOWNLOAD
4. Salah SMS karya Paulus PN Simangunsong(Juara Harapan 1) DOWNLOAD
5. Nina Bobo karya Roy Agustinus (Juara Harapan 2) DOWNLOAD
6. Anting Karya Imran Laha (nomine) DOWNLOAD
7. Menggulung Layar Karya Anggi Valentinata Goenadi (nomine) DOWNLOAD
8. Pengagum Bintang Karya Reza Pujiadi (nomine) DOWNLOAD
9. Sandal Jepit Karya Herlina Syarifudin (nomine) DOWNLOAD

Semoga Bermanfaat


Bandar Naskah

Kamis, 15 April 2010

naskah Sobrat (sebuah sandiwara gelap)

(Sebuah Sandiwara Gelap)
SOBRAT
Karya Arthur S. Nalan

DRAMATIC PERSONAE

  1. Sobrat -Pemuda Kampung Lisung
  2. Samolo -Pemuda Kampung Lisung
  3. Doyong Pemuda -Kampung Lisung
  4. Mimi- Ibu Sobrat
  5. Wak Lopen- Pemilik Warung
  6. Rasminah -Nyai/Istri Sobrat
  7. Surobromo- Guru judi Sobrat
  8. Mongkleng -Hawa Nafsu
  9. Silbi Gendruwi- Mahluk Halus Penguasa Bukit Kemilau
  10. Inang Honar -Pencari Tenaga Kerja
  11. Mandor Bokop -Mandor
  12. Mandor Burik -Mandor
  13. Mandor- Mandor
  14. Dongson - Bandar Judi Koplok




Catatan Gelap

Kisah ini diilhami oleh tragedi penambang emas liar di daerah gunung Pongkor, Jawa Barat. Serta, kejadian aneh yang dialami pembantu saya sekitar tahun 80 an yang bernama Jaman. Dia suka nomor buntut, dan ia bermimpi berjumpa dengan jin wanita di garasi rumah, jin itu membisikan nomor jitu dengan dengan syarat Jaman harus bersedia kawin dengannya. Tanpa piker panjang, Jaman bersedia dan nomor pun kena. Akibatnya, Jaman jadi kaya menurut ukurannya, lalu pulang ke kampungnya dan menikah dengan gadis pilihannya. Ternyata jin wanita itu menagih janji dan menganggap Jaman berkhianat. Jin itu hanya meniup tangannya dan menciumnya dalam mimpi. Sejak saat itu, Jaman jadi bisu dan tuli. Percaya atau tidak bahwa dalam hidup ini adakalanya muncul keanehan. Dan, keanehan bagi seorang penulis lakon adalah lahan untuk didramatisir. Dengan mengambil setting masa penjajahan ketika masa kuli kontrak merajalela, sandiwara ini dikembangkan. Hasilnya, sebuah sandiwara gelap yang terdiri dari delapan belas bagian berjudul sobrat . Siapa tahu bisa jadi cermin bahwa kita memang masih jadi bangsa kuli sampai sekarang dan pengiriman TKI/TKW tak akan pernah berhenti.

(Sebuah Sandiwara Gelap)
naskah teater sobrat
Karya Arthur S. Nalan


Download Naskah Ini

Selasa, 13 April 2010

Naskah Malam Jahanam

Naskah Lakon
MALAM JAHANAM
KARYA : MOTINGGO BOESJE/ Motinggo Busye

................
PAIJAH
Kurang ajar! Kurang ajar! Kurang ajar, si Utai sinting!

MATANYA MELIHAT JEMURAN DAN MENGAMBIL SATU PERSATU JEMURAN ITU, TETAPI IA MASIH JUGA MENCARI-CARI SI UTAI. KETAWA SI UTAI MELEDAK

UTAI
Ampun! Ampun!

MUNCUL DARI PERSEMBUNYIANNYA SAMBIL MENGGARUK KEPALA

PAIJAH
Babi! (tapi kemudian tertawa lucu). Ayo bawa pakaian si kecil ini ke jemuran! Eh, edan! Eh, ke jemuran (latah), Eh, bukan! Ke dalam!

UTAI
Saya kira saya mau dipukul tadi! (mengambil pakaian) Saya sudah panas dingin (sambil tertawa ia masuk)



PAIJAH BERJALAN MENUJU BANGKU DI MUKA RUMAHNYA, DUDUK, BERNAFAS LEGA. TAK LAMA KEMUDIAN KELUAR UTAI TERTAWA GELI.

UTAI
Si kecil tidur lagi biarpun kepalanya panas. (tak dihiraukan), He, kau anggap batu saja mulut saya ya?

PAIJAH (dengan nada mengambang)
Sudah malam belum pulang.

UTAI
Siapa?

PAIJAH
Mat Kontan!

UTAI
Dia itu orang paling repot di kampung kita. Tidak? Tidak ha?

PAIJAH
Dari pagi belum pulang.

UTAI
He eh! Dari pagi saya belum merokok sebab dia nggak ada. Kemana sih dia?

PAIJAH
Mestinya beli burung ke Kalianda! (melengos ke gantungan sangkar di samping). Nggak cukup satu dua. (diam sebentar) kalau tidak, mestinya pergi taruhan. Kalau tidak ............

UTAI (melihat sesuatu terbang)
Kalau tidak, menangkap kumbang

MELOMPAT DAN BERPUTAR-PUTAR DI HALAMAN SAMBIL TANGANNYA MENANGKAP SESUATU TAPI TIDAK KENA-KENA

PAIJAH
Bangsat. orang omong benar dia main-main.

UTAI (kecewa karena tidak mendapatkan).
Apa tadi mpok? Apa?

PAIJAH
Si Kontan, lakiku. Mat Kontan.

SUARA TANGIS BAYI DI DALAM MENGAGETKAN PAIJAH


PAIJAH
Duuuuh! Si Kontan kecil nangis lagi, tuh! Kau sih ribut tertawa saja!
.............



Naskah Lakon
MALAM JAHANAM
KARYA : MOTINGGO BOESJE/ Motinggo Busye

Download Naskah Ini

Nyonya-Nyonya

NYONYA-NYONYA
Karya Wisran hadi


Naskah teater ini dipentaskan pertama kali oleh Akademi Seni Kebangsaan Kemantrian Kebudayaan, Kesenian dan Pelancongan Malaysia pada Maret 2004 di Auditorium Tuanku Abdul Rahman, Pusat Pelancongan Malaysia, Kuala Lumpur

Dipentaskan kedua kalinya oleh Akademi Seni Kebangsaan Kemantrian Kebudayaan, Kesenian dan Pelancongan Malaysia bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jakarta pada 2 dan 3 maret 2004 di teater Kecil Taman Ismail Marzuki


Naskah ini dipersembahkan kepada Istri tercinta, Putri Reno Raudha Thaib



DRAMATIC PERSONAE

TUAN Pedagang Barang Antik
NYONYA Istri Kedua Datuk
PONAKAN A Kemenakan Suami Nyonya
PONAKAN B Kemenakan Suami Nyonya
PONAKAN C Kemenakan Suami Nyonya
ISTRI Istri Tuan




DI TERAS

TUAN
Drastis! Perubahan cuaca memang sulit dipastikan, walau pun televisi setiap malam mengumumkan ramalannya. Sulitnya di sini, mereka meramal tanpa memperhitungkan kondisi-kondisi lain. Akibatnya, yang jadi korban selalu saja orang-orang seperti saya. Berdiri berjam-jam sejak senja, taksi tak ada yang lewat, dan malam tiba-tiba saja turun!

Mestinya pedagang barang antic seperti saya harus dilindungi dari bencana alam yang datang mendadak. Bukan hanya karena langkanya pedagang barang antic, tapi karena barang antik itu sendiri yang sudah langka sekarang.

Tetapi, ah! Orang-orang itu! jangankan untuk melindungi saya, mereka datang ke sini maunya hanya duduk, berderet-deret dalam gelap lagi – berbisik menggunjungkan saya dan menunggu-nunggu tindakan apa lagi yang akan saya lakukan.

NYONYA (Mematikan Tape Recorder dan datang dengan berang menemui Tuan)
Bagus sekali, Tuan! Bagus. Tenu Tuan sudah menyusun alas an pula untuk dapat berdiri di teras rumahku ini. Hari telah malam, taksi tidak ada yang lewat, ramalan TV meleset dan sebagainya, dan sebagainya! Apa kata orang-orang itu nanti, kalau mereka melihat Tuan terus berdiri di sini. Kalau disangka Tuan sedang bermain drama ya…. Mungkin tidak apa-apa. Tapi, kalau mereka menyangka Tuan sedang mengintai saya yang sedang berdandan di kamar kan susah. Ekor persoalannya, Tuan. Ekornya.

TUAN
Maaf, Nyonya. Kalau ada taksi, saya akan segera angkat kaki.

NYONYA
Kemarin Tuan berdiri di pekarangan rumahku sendirian. Dengan berbagai alas an, Tuan telah memaksaku menjual satu meter persegi untuk tempat Tuan berdiri, dengan janji akan menjaga keperluan-keperluan dan hakku terhadap teras dan rumahku.

TUAN
Nyonya boleh marah, tapi dalam keadaan seperti sekarang tidak baik. Bagaimana pun marahnya Nyonya, mengingat kondisi-kondisi tertentu kemarahan itu harus ditunda dulu. Bila keadaan sudah normal, barulah Nyonya boleh menyesuaikan marah Nyonya dengan keadaan itu.

NYONYA
Tuan mengira teras rumahku ini halte bus!? Tak useh ye! Ayo pergi! jangan berdiri di situ! Pergi! namaku tidak boleh cacat di mata umum. Berapa kali harus kukatakan pada Tuan! Namaku, namaku! Apa semua pedagang barang antic selalu tuli!?

TUAN
Tenggang rasa sedikit, Nyonya. Saya hanya sebentar saja.
................


NYONYA-NYONYA
Naskah teater drama
Karya Wisran hadi
Download Naskah Ini

Senin, 12 April 2010

Monolog Episode Daun Kering

Naskah Monolog
EPISODE DAUN KERING
ADAPTASI DARI CERPEN KARYA LARSI DE ISRAL
oleh Zulfikri Sasma


Waktu itu papa duduk di sofa. Ia membaca Koran, kelihatan santai, saya datang dan mengambil tempat di sofa lain.

Oke! Silahkan Papa buru babi. Tapi, membeli anjing? Apalagi seharga dua juta lebih? Saya tidak setuju! Itu haram, Pa!

Hehehehe… jika tidak dibeli Papa dapat anjing dari mana? Mana ada anjing kurap yang bisa buru babi? Atau anjing jadi yang dibagi-bagi secara gratis? Nak, membeli anjing itu tidak apa-apa asal tujuannya baik. Nah, menyelamatkan tanaman petani dari hama babi kan perbuatan mulia? Banyangkan babi-babi yang temok itu diburu dengan anjing kurap, heh, heh… ia akan tetap merdeka melahap tanaman petani. Dan, petani tidak akan makan, kamu rela petani mati kelaparan?


Tapi Tuhan tidak pernah menghalalkan sesuatu dari yang haram

Bukan Tuhan namanya kalau sekaku itu. Bukankah kamu sering bilang: adh-dharuratu tunbihul mahzhurat?

Apakah kondisi seperti itu sudah darurat?

Menurutmu, keselamatan manusia bukan ukuran darurat?

Anjing adalah anjing. Babi adalah babi. Najis tetap najis dan haram tetap haram!

Tuhan itu cerdas, nak. Ia tidak akan ciptakan tanah kalau memang kita dilarang menyentuh benda bernajis. Hehehehe…

KESAL SARJUN SEPERTI MEMUNCAK. IA BERDIRI DAN MELANGKAH MENUJU BELAKANG BANGKU

Bah! Banyak sekali alasan Papa untuk membenarkan keinginan dan perbuatannya.

SARJUN MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA

Nah, saudara-saudara, bukankah apa yang saya saksikan di rumah tadi tidak masuk akal?
Seseorang yang selama ini tegar tertunduk lesu dan kuyu? Ini tidak masuk akal!



Naskah Monolog
EPISODE DAUN KERING
ADAPTASI DARI CERPEN KARYA LARSI DE ISRAL
oleh Zulfikri Sasma
Download Naskah Ini

Monolog Kunci Kontak

MONOLOG
KUNCI KONTAK
Karya Yusef Muldiyana


DARIYATI TERUS MENGULANG KALIMAT ITU DALAM NYANYIAN DAN SENANDUNG. SETELAH BOSAN BERNYANYI IA BERGERAK-GERAK SEHINGGA DUS ITU SEOLAH-OLAH MENARI.

Buah alpukat di dada ada dua. Bersembunyi dibalik baju karena takut dilihat tikus yang ada di selangkanganmu. Membengkak! (BEAT) Seram! Mencekam! (BEAT) Aku tidak mau jadi pelacur! Siapa yang tidak butuh uang. Kita semua budak uang! Uang dicari dimana-mana! Uang ditinggu dimana-mana! Datanglah uang, dating! Datanglah berbondong-bondong! Ajaklah teman-temanmu memenuhi dompetku, asalkan temanmu juga uang. Uang asli ya? Jangan uang-uangan. (BEAT) Tidak! Aku tidak mau dipenjara.


TERDENGAR SUARA LANGKAH KAKI.

Suara langkah apa itu. Para pemerkosa itu? Jangan! Jangan perkosa saya! Saya tidak mau! Matilah wahai para pemerkosa, agar para perawan tenang menjalani kehidupan.

SUARA LANGKAH HILANG
Kenapa harus ada nafsu? Kenapa harus ada kejahatan?

TERDENGAR LAGI SUARA LANGKAH BANYAK.

Suara langkah-langkah siapakah itu. Polisi? Jangan-jangan tangkap saya! Jangan aku kau adili! Jangan kau seret aku ke penjara. Matilah wahai para polisi, agar aku tenang. Tidak dihantui penjara setiap waktu.

SUARA LANGKAH HILANG. IA MENGELUARKAN SEBELAH TANGANNYA

Umi, berhentilah jadi pelacur Umi. Takutlah pada penyakit yang selalu jadi masalah umat manusia. Penyakit serius yang mematikan. Karena ilmu kedokteran belum menemukan vaksin dan obat yang dapat mengobati penyakit itu. Kata orang, itu adalah penyakit kutukan! Amit-amit! Najis! Bacin! (BEAT) Umi sadarlah, janganlah

MONOLOG
KUNCI KONTAK
Karya Yusef Muldiyana


Download Naskah Ini

Monolog Markendos (sebut aku Upi)

Naskah Teater Monolog
MARKENDOS
(sebut aku Upi)
Karya Yusef Muldiyana

Pasti si keparat itu sudah pergi jauh. Dia nggak ngelihat gua sembunyi di sini. Laki-laki belang! Bukan hidungnya saja yang belang tapi segala-galanya! Terutama otak dan hatinya.
Enak saja dia mau perkosa gua, padahal dia orang punya bini dan anak tiga. Dia bukan cowok yang kemarin, juga bukan cowok yang waktu itu hampir berhasil menelanjangi gua sebelum gua tending “margonda”nya hingga dia terkapar di dekat tanah dekat kebun haji Malik.


(Sejenak ia memandang kekosongan, menerawang, seakan menembus zaman.)

Memang susah juga menjadi wanita cantik, menarik dan sekaligus sexi kayak gua. Suka membuat nekad syahwat laki-laki. Seringkali gua alami peristiwa seperti apa yang terjadi pada malam suram, dikejar-kejar lelaki penuh nafsu yang ingin meremas-remas “Luisfigo” gua, ingin mengobok-obok “Jamhuro”gua, dia juga ingin mengelus-elus “Ahapedeg”gua yang amat mulus dan dia pengen makan “sondrow” gua yang rimbunnya minta ampun bagai lautan pedalaman Afrika, yang bisa membuat laki-laki CERDAS alias ngacer bodas. Tegasnya dia ingin sekali markendos ama gua.

(Nyadar)

Kenapa aku ini? Aku ini kenapa? Aku kenapa? Kok aku jadi ngomong gua-gua seperti orang betawi? Seperti sinetron-sinetron cinta remaja lolot dan ogeb, buatan orang-orang lolot dan ogeb, yang dibiayai oleh produser goblok yang sengaja merusak budaya bangsa kita dengan karya-karya ciptaannya, dengan dalih bahwa apa yang dilakukannya sesuai dengan keseharian kehidupan, sesuai dengan keinginan remaja? padahal sebetulnya hanya untuk mengeruk keuntungan semata. Najis! Najis! Kesenian bukan keseharian bung, kesenian membutuhkan kecerdasan dan keseriusan dan bukan semata-mata untuk mengepulkan asap dapur. Gue elu, gue elu, semua orang gue elu. Orang garut, orang Subang, orang Tasik, orang Ciamis, orang Cianjur, semua gue elu seperti orang Jakarta, ingin dibilang orang Ibukota, keren ya kalau dibilang orang Ibukota? Padahal di Ibukota banyak siasat dan maksiat. Banyak perselisihan dan kekeliruan. Orang Ibukota banyak yang bertingkah! Banyak orang Ibukota yang berdosa. Pantas saja waktu itu Ibukota kebanjiran. Bahkan sering dilanda banjir. Maaf ya, buat orang kota, bukan saya sentiment, tapi kenyataannya gitu kok. Saya kan pengalaman. Saya omong begini bukan tanpa fakta dan data. Bersama teman-teman senasib dan sependeritaan. Du ileeehhh…penderitaan, tapi emang hidup saya penuh derita kok. Penuh cobaan, penuh godaan setan pokoknya penuh lika-liku lah.

(Terdengar ada suara langkah di luar, dia bergerak bersama kardusnya, ia mendekati pintu.)

Tukang Odeng lewat, bukan laki-laki belang tadi.

(Kembali ke tempat semula)

Bertahun-tahun saya tinggal di Ibukota. Bertahun-tahun saya bekerja dan berjuang mencari nafkah di Ibukota, dan apa yang saya dapatkan? Di sana saya mendapat ilmu, terutama ilmu Markendos.

............................

Monolog
MARKENDOS
(sebut aku Upi)
Karya Yusef Muldiyana

Download Naskah Ini

Kamis, 08 April 2010

Monolog Kapak Berhala Namrudz

naskah teater monolog
KAPAK BERHALA NAMRUDZ
Karya Rodli TL

Nyanyian latar mengisi kesunyian ruang. Bergerak menyusup pada tiap gelap pada tiap mimpi.

Mimpi, Mimpikah aku, Aku punya mimpi, Mimpi. Seseorang yang sudah lanjut usianya tiduran di atas altar, diselimuti remang malam. Diantara patung-patung sesembahan yang hancur, Ia mendengkur, dan kadang mengigau. Ia seakan terjaga, lalu menemui orang-orang yang sedang menungguhinya.
Orang Tua



(tertawa) selamat malam. Welcome to my jungle. How are you? Lama aku merindukan kalian. Beberapa tahun yang lalu aku melihat kalian masih kanak-kanak. Bila purnama tiba, kalian berlarian bermain petak umpet. Kini kalian sudah dewasa. Yang perjaka sudah mulai tumbuh kumisnya, dan yang gadis sudah mulai senang berdandan, pakai lipstik dan aroma wewangian. Aku suka harum parfum kalian. Keadaan kalian baik kan?(Tertawa, lalu sedikit kaget)Apa, tidak happy? Don’t worry, aku akan menghibur kalian. Ayo kita bernyanyi bersama-sama!(mengajak bernyanyi).
“malam indah, yo kita berhappy ria/Seperti pangeran menemukan cintanya/Juga, gadis yang dipersunting kasihnya/Bulan bintang bergelak tawa Sambut kita yang bahagia”

(Mengamati orang-orang yang berada di sekitar masih terlihat sedih.)

Sudahlah tak perlu dirisaukan. Ini malam yang indah bukan. Jadilah diri kalian seperti Ibrahim yang sangat antusias ketika merlihat bulan bersinar, sampai beliau ingin menjadikannya Tuhan (tertawa ringan).

(Nyanyian latar muncul kembali, datang berlawanan dengan cahaya. Suara langkah, datang mengisi ruang. berjalan dengan kecepatan yang maksimal).

(Mendengkur dengan kerasnya. Lalu ia mulai igauannya dengan tertawa lebar.)
Oh oh oh…. Aku hampir lupa. Jangan-jangan diantara kita sudah saling melupakan. Lebih baik bila aku memperkenalkan kembali diriku pada kalian. Dan kalian tak perlu repot-repot memperkenalkan diri kalian padaku. Aku sudah faham betul siapa diri kalian. Kitab suci yang memperkenalkan diri kalian padaku. Yang terpenting bagi aku bukan nama, namun pertentangan Malaikat dengan Tuhan, juga Iblis yang tak akan pernah mau hormat pada kalian. (tertawa memunculkan kesombongan Iblis).
.......

-- untuk melanjutkan membaca naskah teater monolog kapak berhala namrudz ini anda dapat me-download dengan menekan banner di bawah ini.

KAPAK BERHALA NAMRUDZ
Karya Rodli TL

Download Naskah Ini

Barabah

Naskah Lakon Satu Babak
BARABAH
Karya Motinggo Busye


DRAMATIC PERSONAE


BARABAH Istri Banio; seorang wanita berumur 28 tahun, cantik, menarik dan mencintai suaminya.

BANIO Suami Barabah; lelaki tua betubuh bongkok tapi kekar. Berumur sekitar 70an, suaranya lantang dan sukar untuk tertawa

ADIBUL Lelaki besar tinggi, berusia 30 tahun, bekerja sebagai kusir sado.

ZAITUN Wanita montok, berusia 25 tahun, sikapnya ramah dan hangat. Ia adalah anak Banio dari istri ke enam yang telah lama diceraikannya.





ADEGAN I
CERITA INI TERJADI DI RUANG TENGAH RUMAH BANIO. NAMPAK SEBUAH MEJA KUNO DAN SEBUAH KURSI TUA YANG TERLETAK DI SAMPINGNYA, DI SUDUT RUANG MELINTANG SEBUAH PETI PANJANG DIMANA BIASANYA BARABAH DUDUK MENENUN, DI SISI TERDAPAT KURSI KURUS. BANIO MASUK DENGAN TANGAN LUKA PENUH TANAH.

BANIO
BARABAH! (MELIHAT SEKELILING) O…BARABAH!

(DUDUK DI KURSI DENGAN MENGURUT TANGANNYA SENDIRI YANG LUKA)


BARABAH
Tangan bapak luka!?

BANIO
Biar!

BARABAH
Ohh

BANIO
Iya. Tangan bapak luka

BANIO MINUM KOPI DAN BARABAH DUDUK DI PETI

Tapi kopinya enak

BARABAH
Benar? Tapi serbuk kopinya yang kemarin juga

BANIO
TIDAK PEDULI ITU SERBUK KOPI KEMARIN ATAU LIMA PULUH TAHUN LALU, AKU CUMA MENGATAKAN KOPI YANG KAU BIKIN HARI INI ENAK. SUDAH, JANGAN TANYA LAGI!

BARABAH
Jangan Tanya lagi….

Banio memalingkan mukanya. Kemudian melirik ke arah Barabah yang merenda, Banio menarik napas panjang.

BANIO (LEMBUT)
Barabah… .

BARABAH
Iya pak?

BANIO
Tolong pijit-pijit kepalaku

Barabah berdiri di depan Banio

BARABAH
Apa mau dikerok lagi punggung itu?

BANIO
Ah, malu aku!

BARABAH
Kenapa?

BANIO
Punggungku sudah bongkok. Nanti engkau tahu punggungku bongkok

BARABAH
Ah, tidak.

BANIO (BERDIRI)
Siapa bilang tidak!? Lihat nih, lihat!

(BANIO DUDUK. BARABAH MASIH BERDIRI. BANIO MEMIJIT-MIJIT KENINGNYA SENDIRI DAN MELIHAT BARABAH MASIH BERDIRI DARI SELA-SELA JEMARINYA)

Kau masih berdiri di situ, Barabah?

BARABAH
Ibah kan mau mijit kening bapak

BANIO (LEMBUT)
Barabah… .

BARABAH
Ya, pak?

BANIO
Aku sudah tua ya?

BARABAH
Belum pak

BANIO
Bohong! Aku m-m-m-merasa sudah tua. Aku ini sudah tua, ya kan Barabah?

BARABAH
Belum pak.

Naskah Lakon Satu Babak
BARABAH
Karya Motinggo Busye

Download Naskah Ini

Rabu, 07 April 2010

Bila Malam Bertambah Malam (Putu Wijaya)

naskah teater
Bila Malam Bertambah Malam
Karya Putu Wijaya


BABAK I

MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL.

GUSTI BIANG MEMANGGIL-MANGGIL WAYAN.


Adegan I

KELIHATAN NYOMAN SEDANG MENYIAPKAN MAKAN MALAM UNTUK GUSTI BIANG. SEMENTARA WAYAN MENGAMPELAS PATUNG. ORIGINAL SOUNTRACK: WAYAN .. Wayaaaaaan ....
NYOMAN MEMBERI ISYARAT KEPADA WAYAN.

NYOMAN
Benar Ida akan pulang hari ini?

WAYAN
Ya ....



Adegan II

DI RUANG DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU. GUSTI BIANG NGOMEL TERUS.

GUSTI BIANG
Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang dibutuhkan. Pasti ia sudah berbaring di kandangnya menembang seperti orang kasmaran pura-pura tidak mendengar, padahal aku sudah berteriak, sampai leherku patah. Wayaaaaan ..... Wayaaaaan tuaaaa.....

WAYAN
Nuna sugere GUSTI BIANG, kedengarannya seperti ada yang berteriak ................

GUSTI BIANG
Leherku sampai putus memanggilmu, telingamu masih kamu pakai tidak?

WAYAN
Tentu saja Gusti Biang, itu sebabnya tiyang datang .........

GUSTI BIANG
Jangan berbantah denganku. Kau sudah tua dan rabun, lubang telingamu sudah ditempati kutu busuk. Kau sudah tuli, malas dan suka berbantah, cuma bisa bergaul dengan si belang. Kau dengar itu kuping tuli?

WAYAN
Betul Gusti Biang.


naskah teater
Bila Malam bertambah Malam
Karya Putu Wijaya
Download Naskah Ini